Laporkan Masalah

ADAPTASI MASYARAKAT TERHADAP PERUBAHAN KAWASAN PESISIR BERBASIS PENGETAHUAN LOKAL DI DUSUN TAMBAKSARI DESA BEDONO KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK

Ahfi Wahyu Hidayat, S.Ip., Prof. Dr. Baiquni, M.A.

2014 | Tesis | S2 Ilmu Lingkungan

Penelitian ini di lakukan di Dusun Tambaksari Desa Bedono Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui sejarah perubahan lingkungan kawasan pesisir Tambaksari. (2) Mengetahui berbagai bentuk pengetahuan lokal masyarakat. (3) Mengetahui bentuk-bentuk adaptasi dan stategi bertahan masyarakat menghadapi perubahan lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan simbol dan atau semiotika dengan beberapa teknik penggalian data yaitu; Storytelling (Oral History), Analisa Sejarah (Historical Analysis), RRA (Rapid Rural Assesment), Teknik Fotografi dan Observasi Partisipatif. Hasil dari penelitian ini bisa di intisarikan bahwa sejarah perubahan lingkungan kawasan pesisir Tambaksari terjadi karena faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam mendasari proses progradasi, sementara proses retrograsi terjadi karena faktor pembangunan infrastruktur pelabuhan Tanjung Mas Semarang. Hal yang mendasari pembangunan infrastruktur itu sendiri di kendalikan oleh model produksi alam kapitalisme. Untuk mendukung peningkatan kebutuhan jasa angkut niaga kapal pelabuhan, gelombang musim di bendung sehingga merubah arus susur pantai menjadi arus sibak, dan menyebabkan erosi pesisir Tambaksari. Arus sibak itu sendiri merupakan bentuk dari akumulasi modal jasa ekosistem yang dibutuhkan oleh sistem kapitalisme. Lingkungan pesisir berkembang membentuk organisasi nilai pengetahuan lokal penduduk terhadap alam. Proses perubahan progradasi yang berjalan secara alami telah berperan membentuk organisasi pengetahuan lokal dalam bentuk mintakat-mintakat moral ruang dan waktu pesisir. Organisasi pengetahuan lokal ini menjadi dasar bagi kehidupan sosial masyarakat selama ratusan tahun, dan menjadi ekspresi keseimbangan hubungan manusia dengan alam. Bentuk-bentuk pengetahuan lokal ini di ekspresikan oleh penduduk melalui bahasa lokal dan tindakan-tindakan keseharian. Proses perubahan lingkungan karena erosi menyebabkan keseimbangan dinamis manusia dengan alam terpecah. Hal ini terjadi karena erosi telah menghilangkan panduan moral penduduk yaitu mintakat moral ruang dan waktu. Penduduk terpecah ada yang bermigrasi dan masuk kedalam sistem produksi kapitalisme, namun ada juga yang bertahan mempertahankan eskpresi keseimbangan harmonis dengan alam dalam bentuk tafsir hak waktu alam. Ekspresi tersebut mewujudkan diri dalam keseharian masyarakat Tambaksari dalam bentuk sholat, tindakan mereka mencari ikan, tradisi gugur gunung, organisasi nilai ruang kampung, organisasi waktu keseharian dan tahunan, khaul Kyai Mudzakir, prinsip rukun dan bentuk pengetahuan lokal lainya. Bentuk tersebut menjadi kekhasan tersendiri dari gaya adaptasi penduduk Tambaksari.

This research conducted in Kampong Tambaksari, Bedono Village, Sayung District, Regency of Demak. The objectives of research are (1) To understand the historical change of Tambaksari coastal. (2) To find out the local knowledge of Tambaksari’s. (3) To find out the model of local adaptation and survival strategies facing coastal change. Research method employs qualitative method using symbol and/or semiotic approach by several data collection technique; they are Storytelling (Oral History), Historical Analysis, Rapid Rural Assessment, Photograph and Participant Observation. Summarize of the research are, the historical change of Tambaksari coastal is due to natural factor and anthropogenic factor. Natural factor has been progradate the coastal, while retrograde is caused by the infrastructures enlargement of Tanjung Mas harbor. The enlargement of harbor is controlled by capitalism mode production. In order to support the rising up of the port service demand, seasonal wave is manipulated by construction of break water, this construction has change the current from longshore drift to rip current, however. Rip current itself is the form of natural capital accumulation of ecosystem service of capitalist system. Coastal environment has developing the local knowledge in the form of organizational value of nature. The Progradation by natural process has been shaping local knowledge organization which the writer calls the coastal moral zone of space and time. This local knowledge has been being a base line of people livelihood for hundreds years. It is an expression of human-nature harmony and balance relationship, also. This knowledge can be seen still trough local language and daily live behavior. Environmental change by erosion made the human-nature harmony and balance relationship being fractured. This happen due to annihilation of space by erosion means the loose of people moral guidance. By the system, people are forced to migrate or to survive. The migrant is absorbed to capitalist mode production, while the survivor like Tambaksari’s is struggling still for keeping the balance and harmony of human-nature by maintaining their interpretation of the nature time right. The interpretation is symbolize in praying (sholat), fishing, gugur gunung tradition, organizational value of space in kampong, organizational of the time, khaul Kyai Mudzakir, rukun principal, and others local knowledge. This is the unique adaptation and strategies model of Tambaksari’s.

Kata Kunci : Perubahan lingkungan, kapitalisme, erosi, akumulasi modal, jasa ekosistem, pengetahuan lokal, mintakat moral ruang dan waktu, hak waktu, adaptasi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.