Laporkan Masalah

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIPLATELET TERHADAP KEJADIAN PERDARAHAN SALURAN CERNA BESERTA FAKTOR RESIKONYA PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA

MARTHA EVY SUSANTI, Prof. Dr. Sugiyanto, SU., Apt.

2014 | Tesis | S2 Ilmu Farmasi

LATAR BELAKANG: Terapi antiplatelet merupakan salah satu terapi yang digunakan dalam tatalaksana terapi stroke iskemik. Pada pasien stroke iskemik dimana tingkat kekambuhannya tinggi, penggunaan antiplatelet direkomendasikan untuk mengurangi atau mencegah kejadian stroke berulang dan kejadian kardiovaskular lainnya. Meskipun terapi antiplatelet ini efektif untuk mengurangi kejadian stroke, namun antiplatelet ini mempunyai efek samping perdarahan saluran cerna, bahkan dapat meningkatkan kematian dengan faktor resiko yang meningkatkan kejadian perdarahan saluran cerna tersebut. METODE: Penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan metode cross sectional untuk studi frekuensi dengan menggunakan data stroke register dari Januari 2011 sampai dengan Desember 2013, dan metode case control yang menggunakan data sekunder dengan penelusuran terhadap data rekam medis pasien rawat inap rumah sakit Bethesda Yogyakarta dari Januari 2010 sampai dengan Desember 2013. Kelompok kasus adalah pasien stroke iskemik yang baru terdiagnosa yang mendapat terapi antiplatelet dan mengalami perdarahan saluran cerna sebanyak 60 pasien, dibandingkan dengan kelompok kontrol pasien stroke iskemik yang mendapat terapi antiplatelet tetapi tidak mengalami perdarahan saluran cerna sebanyak 60 pasien. Kemudian secara retrospektif diteliti faktor resiko yang dapat meningkatkan kejadian perdarahan saluran cerna. Outcome pada penelitian ini adalah perdarahan saluran cerna. HASIL: Pada studi frekuensi, jumlah pasien stroke iskemik selama 3 tahun (Januari 2011 sampai Desember 2013) adalah 1.267 pasien, dan yang mengalami perdarahan saluran cerna sebanyak 52 pasien. Berdasarkan analisis bivariat, faktor resiko yang mempengaruhi perdarahan saluran cerna adalah penggunaan antiplatelet bersama antikoagulan (p=0,003; OR=3,76; 95% CI 1,51-9,36). KESIMPULAN: Frekuensi perdarahan saluran cerna pada pasien stroke iskemik yang menggunakan antiplatelet di RS Bethesda rata-rata pertahunnya adalah 4,10%. Pemakaian antiplatelet ganda kurang dari 23 hari selama perawatan di rumah sakit, tidak meningkatkan kejadian perdarahan saluran cerna dibanding pemakaian antiplatelet tunggal pada pasien stroke iskemik baru di rumah sakit Bethesda Yogyakarta

Introduction: Antiplatelet is widely used drug in patients with ischemic stroke. In patients with ischemic stroke in which the high recurrence, the use of antiplatelet recommended to reduce or prevent the incidence of recurrent stroke and other cardiovascular events. Although antiplatelet therapy is effective in reducing the incidence of stroke, but gastrointestinal bleeding is the side effect of antiplatelet, may even increase mortality, with risk factors that increase the incidence of gastrointestinal bleeding. Methods: This study includes an observational study with cross-sectional method of frequency study using stroke registers data from January 2011 to December 2013, and the case-control method that use secondary data to search the medical records of patients from January 2010 to December 2013. For cases selected group of patients newly diagnosed with ischemic stroke who received antiplatelet therapy and gastrointestinal bleeding (60 patients), compared with a control group that not experienced gastrointestinal bleeding (60 patients). Then retrospectively studied the risk factors that may increase the incidence of gastrointestinal bleeding. Outcome of the study is gastrointestinal bleeding. Results:In frequency studies, the number of ischemic stroke patients for 3 years (January 2011 to December 2013) is 1,267 patients, and gastrointestinal bleeding in 52 patients. Based on bivariate analysis, the risk factors that affect the gastrointestinal bleeding was the use of antiplatelet with anticoagulant (p=0.003; OR=3.76, 95% CI 1.51 to 9.36). Conclusions:The frequency of gastrointestinal bleeding in ischemic stroke patients who using antiplatelet at Bethesda Hospital annual average is 4.10%. The use of dual antiplatelet less than 23 days for treatment at the hospital, did not increase the incidence of gastrointestinal bleeding than the use of single antiplatelet therapy in newly patients with ischemic stroke at Bethesda Hospital Yogyakarta.

Kata Kunci : Stroke iskemik, antiplatelet, faktor resiko, perdarahan saluran cerna


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.