Laporkan Masalah

KEKUATAN GENGGAMAN TANGAN PADA WANITA USIA LANJUT DI POSYANDU LANSIA KECAMATAN KALASAN DENGAN RIWAYAT JATUH DAN TIDAK JATUH

dr. Dian Ekowati, dr. I Dewa Putu Pramantara, SpPD-KGer

2014 | Tesis | S2 Ilmu Penyakit Dalam

LATAR BELAKANG Jatuh (falls) sering terjadi pada orang usia lanjut sehingga jatuh menjadi salah satu masalah kesehatan utama yang dialami oleh usia lanjut. Jatuh pada usia lanjut akan meningkatkan angka morbiditas, mortalitas, kecacatan, gangguan fungsi sosial dan penurunan kualitas hidup. Kekuatan genggaman tangan berkorelasi kuat dengan pemeriksaan lain kekuatan otot dan sering dipertimbangkan mewakili kekuatan otot seluruh tubuh sehingga dapat digunakan sebagai indikator fisik secara keseluruhan kekuatan tubuh. Kekuatan genggaman tangan dan tes TUG merupakan bagian dari beberapa tes performa fisik untuk menetapkan risiko jatuh dan jatuh berulang. TUJUAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kekuatan genggaman tangan pada populasi wanita usia lanjut di posyandu lansia Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman dengan riwayat jatuh dan tidak. BAHAN DAN CARA Penelitian ini dilakukan metode potong lintang. Subyek penelitian ini adalah wanita usia lanjut di posyandu lansia Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Propinsi Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi. Perbedaan rerata nilai kekuatan genggaman tangan diantara kelompok fallers dan non fallers dinilai secara statistik dengan menggunakan uji-t untuk data tidak berpasangan bila data terdistribusi normal dan untuk data yang tidak terdistribusi normal digunakan Mann-Withney test. Evaluasi statistik dilakukan dengan program komputer. Perbedaan bermakna secara statistik ditetapkan dengan nilai (P < 0,05). HASIL Didapatkan 99 sampel penelitian dengan median umur 74 tahun. Penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu subyek dengan riwayat jatuh 33 (33,33 %) dan 66 (66,67 %) tidak jatuh. Terdapat perbedaan bermakna kekuatan genggaman tangan pada kelompok jatuh (median 16) dan tidak jatuh (median 18,5) dengan p = 0,005. Terdapat perbedaan bermakna tes TUG pada kelompok jatuh (median 11,85) dan tidak jatuh (median 10,9) dengan p = 0,017. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa baik kekuatan genggaman tangan maupun tes TUG dapat menjadi indikator klinis yang kuat risiko jatuh. Pemeriksaan performa fisik kekuatan genggaman tangan dapat digunakan sebagai tes alternative prediktor kejadian jatuh seandainya tes TUG tidak dapat dilakukan karena keterbatasan motorik lansia.

BACKGROUND Falls often occurs in older people, in fact falls has been considered as one of the major health problems in elderly. Falls in older age will increase morbidity, mortality, disability, social dysfunction and decreased quality of life. Handgrip strength is strongly correlated with other tests for muscle strength and is often considered to represent the strength of whole body muscles, thus this test may be potentially used as an physical indicator of overall body strength. Handgrip strength and TUG test are parts of a number of physical performance tests to establish the risk of falls and recurrent falls. OBJECTIVES to assess the differences in handgrip strength among older women population with and without falls in the posyandu lansia Kalasan District, Sleman Regency. MATERIALS AND METHODS this is a cross-sectional study. Subjects were elderly women in the posyandu lansia Kalasan District, Sleman Regency, Yogyakarta Province who fulfilled the inclusion criteria. Mean difference of handgrip strength between fallers and non fallers groups were analyzed using independent t-test if the data had normal distribution or Mann-Whitney test if the data did not have normal distribution. Statistical analysis was done with a computer program. Statistically significant differences were determined by their value (P < 0.05). RESULTS Ninety nine subjects were recruited with a median age of 74 years. Subjects were divided into 2 groups: 33 subjects with a history of falls (33.33%) and 66 (66.67%) without history of falls. There was significant difference in handgrip strength between fallers group (median 16) and non-fallers group (median 18.5) with p = 0.005. There was a significant difference in TUG test time between fallers (median 11.85) and non-fallers (median 10.9) with p = 0.017. From this study it can be concluded that both handgrip strength and TUG test can be a strong indicator for clinical risk of falls. Physical performance measurement with handgrip strength can be used as an alternative test to predict the incidence of falls if TUG test could not be performed because of the motor limitations in elderly.

Kata Kunci : usia lanjut, kekuatan genggaman tangan, riwayat jatuh dan tidak jatuh


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.