Laporkan Masalah

ARSITEKTUR RUANG ISTANA ALWATZIKHOEBILLAH KESULTANAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT

Ari Fitriyanto, Dr. Ir. Djoko Wijono, M.Arch

2014 | Tesis | S2 Teknik Arsitektur

Istana Alwatzikhoebillah lahir dari dua kekuasaan pemerintahan, yakni pemerintahan Kesultanan Sambas dan pemerintahan Hindia Belanda menciptakan sebuah Arsitektur “unik”. Pengaruh pemerintahan Hindia Belanda yang berkuasa atas pemerintahan Kesultanan Sambas ditandai dengan penyimbolan dua kekuasaan yakni pada tiang bendera Istana Alwatzikhoebillah. Selain itu, pengaruh pemerintahan Kesultanan Sambas dan pemerintahan Hindia Belanda menciptakan penataan ruang pada lingkungan Istana memberikan kesan menarik. Meskipun demikian, hingga saat ini belum dikaji lebih mendalam mengenai ruang-ruang tersebut. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan ditelusuri beberapa hal, yakni; 1. Bagaimanakah ruang geometris dan ruang fungsional Istana Alwatzikhoebillah sebagai penyusun kualitas arsitektur ruangnya?; dan 2. Bagaimana peran arsitektur ruang terhadap keistimewaan Istana Alwatzikhoebillah? Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut, maka metode penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode kualitatif eksploratif. Tahapan penelitian diawali dengan obeservasi lapangan berupa pengukuran dan penggambaran ulang lingkungan Istana. dan wawancara dengan narasumber kunci. Dari hasil penggambaran dan wawancara dapat digunakan sebagai alat analisis ruang geometris dan ruang fungsional, yang kemudian dapat digunakan sebagai penentu kualitas ruang (sense of space) dan sensasi tempat (sense of place). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan, pada lingkungan Istana Alwatzikhoebillah terdapat ruang-ruang geometris dan ruang-ruang fungsional yang memiliki karakteristik ruang yang berbeda-beda dan terdapat ruang yang kualitas ruang (sense of space) yang kuat, yakni pada ruang alun-alun dan ruang balairung. Selain itu pula, kedua ruang ini juga membentuk ruang yang memiliki makna dari sejarah yang pernah terjadi. Sehingga ruang alun-alun dan ruang balairung merupakan ruang yang memiliki sense of place.

Alwatzikhoebillah palace are formed of two powers government, namely government of Kesultanan Sambas and the Netherlands East Indies, they create a \\"unique\\" Architectural. The influence of the Dutch East Indies government ruling over the government of the Kesultanan Sambas marked by symbolizing the two powers at the Alwatzikhoebillah Palace flagpole. Other than that, the influence of government and the Sultanate of Sambas Dutch government created the spatial planning in the Palace gives an interesting impression. Even so, until now has not studied more in depth about these spaces. Therefore, in this study will explore some of the things, namely; 1. How does geometric space and functional space of the Alwatzikhoebillah Palace as the quality constituent architectural space?; and 2. What is the role of architecture of space of the distinctive of Alwatzikhoebillah Palace? Based on the background and problems, the research methods used for this research is exploratory qualitative method. Stages of study beginning with field observations and measurements in the form of re-drawing the Palace, and interviews with key informants. Depiction of the results and interviews can be used as an analytical tool geometric space and functional space, which can then be used as a determinant of the quality of the room (sense of space) and sense of place. Based on the results, at the Palace Alwatzikhoebillah are geometric spaces and functional spaces that have characteristics different space and there is space spatial quality (sense of space) that is strong, namely alun-alun and balairung room. Besides that, the both of it also forms chamber which has a space of historical significance ever happened. Thus alun-alun and balairung room is a space that has a sense of place.

Kata Kunci : Arsitektur ruang, Istana Alwatzikhoebillah, ruang geometris, ruang fungsional, sense of space, sense of place


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.