Laporkan Masalah

ARSITEKTUR PERMUKIMAN DESA MUSLIM SOKO KECAMATAN PENEBEL, KABUPATEN TABANAN, BALI

Andika Saputra, Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, M.Eng

2014 | Tesis | S2 Teknik Arsitektur

Keberadaan umat Islam di Provinsi Bali secara historis dapat diidentifikasi melalui keberadaan desa-desa Muslim tradisional yang sejak masuknya umat Islam ke Pulau Bali telah terjadi akulturasi antara tradisi arsitektur umat Islam dengan tradisi arsitektur umat Hindu-Bali. Desa Muslim Soko merupakan salah satu desa Muslim tradisional di Provinsi Bali yang diperkirakan keberadaannya mulai awal atau pertengahan abad 18 masehi yang hingga masa kini masih memperlihatkan tradisi arsitektur dari masa nenek moyang masyarakatnya, sehingga masih dapat diidentifikasi akulturasi antara tradisi arsitektur masyarakatnya yang berasal dari Bugis dan tradisi arsitektur masyarakat Hindu-Bali daerah Tabanan. Di tengah perkembangan kebudayaan yang dialami kebanyakan komunitas umat Islam di Provinsi Bali berdampak tidak lagi dapat diidentifikasi tradisi arsitektur umat Islam di Provinsi Bali yang berasal dari masa kelampauan, karenanya menjadikan penelitian ini diperlukan dan dipandang penting untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses dan hasil akulturasi antara tradisi arsitektur umat Islam tradisional di Provinsi Bali dengan arsitektur tradisional Bali setempat, sehingga dapat diketahui identitas kultural masyarakatnya dan strategistrategi adaptasi secara arsitektural yang dilakukan masyarakatnya untuk mendapatkan penerimaan serta pengakuan akan keberadaannya dan berbagai upaya masyarakatnya untuk mempertahankan identitas dan tradisi arsitekturnya di tengah lingkungan mayoritas masyarakat Hindu-Bali. Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan wujud dan prinsip wujud arsitektur permukiman Desa Muslim Soko; dan (2) merumuskan faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya wujud dan prinsip wujud arsitektur permukiman Desa Muslim Soko. Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan maka digunakan paradigma rasionalistik dengan metode kualitatif deduktif-induktif yang merupakan turunan dari paradigma fenomenologi ke lingkup metode. Metode deduktif digunakan karena kegiatan penelitian ini menggunakan variabel untuk memudahkan jalannya penelitian. Variabel yang digunakan terdiri dari empat elemen arsitektur permukiman yaitu, (1) elemen organisasi ruang yang terdiri dari variabel pola ruang, hirarki dan nilai ruang, dan pusat ruang; (2) elemen bentuk yang terdiri dari variabel bentuk, dimensi dan skala, posisi, orientasi, dan bahan; (3) elemen sirkulasi yang terdiri dari variabel pintu masuk dan jalur sirkulasi; dan (4) elemen ruang terbuka yang terdiri dari variabel XVfungsi. Sedangkan metode induktif digunakan untuk mengeksplorasi variabel penelitian dengan menempatkan obyek penelitian di dalam setting alamiahnya. Hasil penelitian dirumuskan ke dalam dua periode berdasarkan kondisi kehidupan masyarakat Desa Muslim Soko yaitu, (1) periode nenek moyang dan gangguan keamanan oleh para begal; dan (2) periode damai hingga kekinian. Pada periode (1), wujud arsitektur permukiman Desa Muslim Soko dominan dibentuk oleh faktor tradisi, faktor pertahanan, dan faktor strategi membaur melalui adopsi tradisi arsitektur setempat. Sedangkan pada periode (2), wujud arsitektur permukiman Desa Muslim Soko dominan dibentuk oleh faktor tradisi, faktor fungsional, faktor strategi membaur, dan faktor strategi identitas sebagai upaya untuk menunjukkan identitas keagamaan masyarkatnya. Berdasarkan rumusan wujud dan prinsip wujud arsitektur permukiman Desa Muslim Soko dan faktor-faktor yang membentuknya dapat diketahui identitas masyarakatnya yang tercermin dari tradisi arsitekturnya yaitu, (1) masyarakat Desa Muslim Soko memiliki identitas sebagai pendekar Bugis; dan (2) masyarakat Desa Muslim Soko memiliki identitas sebagai Muslim Bali.

The existence of Muslim in the province of Bali has historically can be identified by the presence of the traditional Muslim villages that since the entry of Muslim to the Balinese island has occurred acculturation among Muslim architectural tradition with the Balinese traditional architecture. Soko Muslim village is one of the traditional Muslim village in the province of Bali is expected to begin existence early or mid- 18th century BC to the present day still show the architectural tradition from the era of inhabitant ancestor, so that they can be identified acculturation among inhabitant architectural tradition which originated from Bugis and architectural tradition of Soko Hindu villager. In the midst of cultural development experienced by most of the Muslim community in the province of Bali impact can no longer be identified Muslim architectural tradition in Province of Bali from the past period, thus making this research is deemed necessary and important to do. This research aims to determine the process and outcome of acculturation between Muslim architectural tradition in province of Bali with Balinese traditional architecture, so it can be known cultural identity of inhabitant and architectural diffuse strategy undertaken inhabitant to get acceptance and recognition of their existence and maintain their identity amid majority in the neighborhood of Hindu-Bali community. Based on that background, the objectives of this research are (1) describe a form and form principle of settlement architecture of Soko Muslim village, and (2) formulating the factor that influence a form and form principle of settlement architecture of Soko Muslim village. To achieve the research objectives used a rationalistic paradigm with qualitative deductive-inductive method which is derived from the phenomenological paradigm to scope of method. Deductive method is used because this research use variable to facilitate the process of research. Variable used consists of four elements of settlement architecture are, (1) spatial organization element consist of variables spatial pattern, hierarchy and value of space, and center of space, (2) shape element consisting of variables form, dimension and scale, position, orientation, and material, (3) circulation element consist of variables entrance and circulation paths, and (4) open space element consist of variable functions. While the inductive method is used to explore the research variables by placing an object of research in the natural setting. XIIIResearch results is formulated into two periods based on the living conditions of Soko Muslim villages, (1) the period of inhabitant ancestor and disturbance by the robber, and (2) the period of peace until the present. In the period (1), a form and form principle of settlement architecture of Soko Muslim village predominantly formed by tradition factor, defense factor, and factor of diffuse strategy through adoption of local architectural tradition. While in the period (2), a form and form principle of settlement architecture of Soko Muslim village predominantly formed by tradition factor, functional factor, factor of diffuse strategy, and factor of identity strategy to show inhabitant religious identity. Based on form and form principle of settlement architecture and the factor which formed that can know identity of the inhabitant are, (1) Soko Muslim villager have an identity as a Bugis warrior, and (2) Soko Muslim villager have an identity as a Muslim-Bali.

Kata Kunci : arsitektur permukiman, Desa Muslim Soko, tradisi arsitektur umat Islam, akulturasi, arsitektur tradisional Bali.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.