Laporkan Masalah

Karakteristik Diare Berdarah Pada Balita di Instalasi Anak RSUP. Dr. Sardjito Tahun 2008-2012

MUHAMMAD TAUFIK WIRAWAN, Prof. dr. Mohammad Juffrie, Sp.A (K), Ph.D

2014 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER

Latar Belakang: Diare masih menjadi masalah kesehatan anak terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia dan merupakan penyebab kematian kedua setelah pneumonia pada anak usia < 5 tahun. Di Indonesia, diare menjadi penyebab kematian nomor satu pada anak di bawah lima tahun. Diare berdarah merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas, sekitar 10% dari semua epidose diare pada anak-anak kurang dari 5 tahun adalah disentri, dan menyebabkan 15% dari semua kematian yang disebabkan diare. Diare akibat infeksi sering dikaitkan dengan diare berdarah dan beberapa komplikasi yang dapat berakibat fatal apabila terlambat ditangani. Tujuan: Untuk memberikan gambaran klinis dan laboratoris pada kejadian diare berdarah di kelompok anak usia balita serta mengetahui gambaran antara frekuensi usia, jenis kelamin, status gizi, jenis makanan dan pengobatan diare sebelumnya pada pasien dengan diare berdarah kelompok anak usia di bawah lima tahun di RSUP Dr. Sardjito tahun 2008-2012 pada kejadian diare berdarah di kelompok anak usia balita di RSUP Dr. Sardjito. Metode: Jenis penelitian ini adalah deskritif observasional dengan pendekatan retrospektif. Subjek penelitian adalah pasien anak dibawah 5 tahun dengan diare berdarah di Instalasi Kesehatan Anak RSUP dr. Sardjito Tahun 2008-2012. Penelitian dilaksanakan di Bagian Rekam Medik RSUP Dr. Sardjito. Hasil: Proporsi kasus diare berdarah dibandingkan kasus diare secara keseluruhan adalah 7,17%. Secara keseluruhan, diare berdarah paling banyak terjadi pada anak usia 0-11 bulan (45,31%). Kasus diare berdarah lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki, status gizi baik, jenis makanan padat dan bertempat tinggal di Sleman. Pengobatan dengan antimikroba dan zink merupakan pengobatan yang paling banyak diberikan pada anak sebelum masuk ke RSUP dr. Sardjito, masing-masing pada 16 anak (42,11%). Gambaran klinis yang paling banyak ditemukan pada anak dengan diare berdarah adalah feses berlendir (90,63%) diikuti oleh demam (82,25%), mual/muntah (59,38%), penurunan nafsu makan (34,38%), dan kembung (21,88%). Pada pemeriksaan mikroskopis tinja ditemukan 65,63% anak positif leukosif feses, 39,06% anak positif eritrosit feses, 31,25% anak positif parasit entamuba, dengan E. histolytica (21,88%), E. coli (9,38%) dan keduanya (1,56%). Sedangkan hasil kultur feses terbanyak ditemukan adalah E. coli (3,13%), kemudian dikuti E. coli + P. aurigenosa (3,31%), P. aurigenosa (1,56%), serta K. otoxyca (1,56%). Kesimpulan: Karakteristik diare berdarah pada anak di bawah lima tahun di Instalasi Anak RSUP dr. Sarjito tahun 2008-2012, seringkali terjadi pada anak kelompok usia 0-11 bulan, laki-laki, status gizi normal, jenis makanan padat dan bertempat tinggal di Sleman. Pengobatan dengan antibiotik dan zink pada anak diare berdarah paling banyak sebelum masuk rumah sakit. Leukosit dan eritrosit ditemukan positif pada anak dengan diare berdarah. E. hitolytica paling banyak ditemukan pada pemeriksaan parasit feses. Pemeriksaan kultur feses jarang dilakukan pada anak dengan diare berdarah di RSUP Dr. Sardjito.

Backround: Diarrhea remains a health problem in developing countries including and diarrhea disease is second leading cause of death in children under 5 years. In Indonesia, diarrhea disease is first leading cause in children under 5 years. Bloody diarrhea or disentery is an important cause of morbidity and mortality, about 10% of all diarrheal episodes in children under 5 year are dysenteric, but these cause about 15% of all death attributed to diarrhea. Infectious diarrhea often assossiated to bloody diarrhea and some complications that can be fatal if delay on treatment. Objective: To provide an description of clinical and laboratory features of bloody diarrhea in children under five years and to provide description of the frequency bloody diarrhea based on age, sex, nutrional status, type of feeding, and previous treatment of diarrhea in a group of patient with bloody diarrhea in children under five years in Dr. Sarjito Hospital. Method: Method of this study is descriptive observational and data were collected retrospectively. Study subject wewe all patient with bloody diarrhea in Pediatric Departement Dr. Sardjito Hospital during 2008-2012. The study was conducted at the Medical Record Department Dr. Sardjito Hospital. Result: The proportion of blood diarrhea compared overall number of diarrhea cases was 7,17%. Bloody diarrhea mos prevalent in children aged 0-11 months (45,31%). Cases of bloody diarrhea is more common in boys, normal nutritional status, type of feeding solid, dan resides in Sleman. Treatment with antimicrobial and zinc are the most widely administered to children before admission to the pediatric departement Dr. Sarjito Hospital, each 16 children (42,11%). Most clinical appearence were found stool mucus (90.63%) followed by fever (82.25%) , nausea /vomiting (59.38%) , decreased of appetite (34.38%), and bloating (21.88%). At the microscopic fecal examination were found 65.63% children positif leukocyte, 9.06% children were positive erythrocyte feces , 31.25% children positive parasite entamoeba , with E. histolytica 21.88%, E. coli 9.38% and both 1.56%. Stool cultures were observed is E. coli (3.39%). Conclusion: Characteristic of bloody diarrhea in childen under fiver year in Pediatric Departement Dr. Sardjito Hospital during 2008-2012, often occurs in boys, in children aged 0-11 months, normal nutritional status, type of feeding solid, dan resides in Sleman. Treatment with antimicrobial and zinc are the most widely administered to children before admission to the pediatric departement Dr. Sarjito Hospital. Stool cultures examination are rarely performed in children with bloody diarrhea in Dr. Sardjito Hospital.

Kata Kunci : -


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.