Laporkan Masalah

PERLAWANAN PEREMPUAN MESIR TERHADAP DOMINASI LAKILAKI DALAM NOVEL LAIL WA QUD}BA>N KARYA NAJIB KAILA>NI>

ZURAIDA, Dr. Wening Udasmoro, M.Hum

2013 | Tesis | S2 Sastra

Mesir merupakan sebuah negara Islam yang sangat kental dengan nuansa patriarki dalam kehidupan masyarakatnya. Perempuan, sebagaimana dipahami dalam kuntruksi patriarki, selalu di tempatkan pada golongan masyarakat kelas dua (golongan tersubordinasi) yang senantiasa dirampas hak-hak dan kemerdekaannya. Sikap-sikap represif dari laki-laki inilah yang memicu perempuan untuk bergejolak dan melakukan perlawanan sebagaimana yang diwakili oleh tokoh Inayah dalam membrontak kekuasaan absolut suaminya Abdul Hadi, dalam novel Lail Wa Qudhbni. Pemasalahan yang akan dibahas adalah pola-pola perlawanan yang dilakukan oleh Inayah dalam kehidupan rumah tangganya hingga Inayah mendapatkan hasil dari perjuangannya tersebut. Metode yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah dengan pembacaan teks novel secara menyeluruh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola perlawanan kaum supordinat diawali dengan perlawanan secara sembunyi-sembunyi. Perlawanan tersembunyi ini dilakukan secara berkesinambungan tanpa putus dalam kehidupan keseharian. Perlawanan tersembunyi ini juga dikenal dengan soft opposition. Perlawanan ini dilancarkan dengan cara batiniah dan sikap-sikap seperti bermalas-malasan, kepurapuraan, dan bersifat offstage. Pihak subordinat setalah melihat reaksi dari pihak superdinat kemudian melanjutkan aksi perlawanannya menjadi frontal mengingat reaksi dari pihak superdinat tidak signifikan dengan pola perlawanan soft opposition. Pola perlawanan frontal menggunakan ungkapan kata-kata dengan perdebatan secara langsung antara kedua belah pihak. Pada suatu waktu, pola perlawanan ini dapat berkembang menjadi lebih agresif setelah pihak subordinat melihat reaksi dari pihak yang dilawan. Tindakan egresif tersebut dilakukan secara terang-terangan untuk memberikan efek perlawanan yang lebih dahsyat. Perlawanan secara kontinyo ini pada akhirnya dapat memberikan efek runtuhnya dominasi kekuasaan. Pada akhir perjuangan yang dilakukan oleh Inayah, dia berhasil mendapatkan maksud perjuangan yang dituju yaitu, kebebasan dalam menentukan hdupnya sendiri, kemerdekaan dari belenggu laki-laki dalam frame rumah tangga, dan mendapatkan kembali hak-haknya hidupnya yang telah terenggut.

Egypt is an Islamic country that is very thick with the feel of patriarchy in the lives of its people. Women, as understood in the construction of patriarchy , is always placed on a two -class society groups (groups subordinate) are always deprived of the rights and independence. Repressive attitudes of men to women is what triggers flare up and take the fight as represented by figures membrontak Inayah the absolute power of her husband Abdul Hadi , in a novel Lail Wa Qudhb

Kata Kunci : Perlawanan, Dominasi, Kemerdekaan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.