ANALISIS PENGGUNAAN REWORK SEBAGAI KEY PERFORMANCE INDICATORS PADA FASE ENGINEERING DARI SISTEM PROYEK DENGAN PENDEKATAN SYSTEM DYNAMICS
IRAWAN MUHAMAD, Budi Hartono, ST., MPM., Ph.D.
2014 | Skripsi | TEKNIK INDUSTRIPengerjaan proyek Engineering, Procurement, and Construction (EPC) melibatkan beberapa departemen dari berbagai macam disiplin ilmu. Pengaplikasian concurrent engineering berguna untuk mengurangi durasi penyelesaian proyek, namun dapat meningkatkan jumlah rework pada pengerjaan proyek. Rework diakibatkan oleh dua hal, yaitu error internal dan error pada departemen upstream. Terjadi fenomena bullwhip effect pada rework, sehingga departemen downstream cenderung memiliki rework yang paling banyak. Kinerja suatu departemen dapat diketahui dengan melihat key performance indicators (KPI). Saat ini, perusahaan mengukur KPI tanpa mempertimbangan rework akibat error departemen upstream, sehingga departemen downstream akan selalu dinilai memiliki kinerja yang lebih buruk dibandingkan dengan departemen upstream. Oleh karena itu diperlukan analisis lebih lanjut terhadap metode pengukuran KPI agar menghasilkan pengukuran kinerja yang objektif bagi semua departemen. Metode system dynamics digunakan untuk menganalisis dampak rework terhadap kinerja. Model dinamik dibangun untuk mengetahui dinamika rework yang terjadi pada 6 departemen. Model dibangun melalui tiga tahap, membuat model boundary diagram, causal loop diagram, dan stock and flow map. Selanjutnya model diuji dengan metode extreme condition test dan behavior reproduction test. Model lulus pengujian, sehingga dapat digunakan untuk melakukan analisis rework. Terakhir, model dimodifikasi menjadi tiga skenario. Skenario I tidak mempertimbangkan rework sama sekali, skenario II hanya mempertimbangkan rework internal, dan skenario III mempertimbangkan rework internal dan rework akibat error pada upstream. Simulasi dijalankan untuk setiap skenario menggunakan perangkat lunak Vensim® PLE. Output dari simulasi selanjutnya digunakan untuk mengukur KPI. Schedule performance indicator (SPI) merupakan salah satu KPI pada proyek yang diteliti. Penghitungan SPI memerlukan budgeted cost of work scheduled (BCWS) dan budgeted cost of work performed (BCWP). BCWS ditentukan berdasarkan output skenario I dan II, sedangkan BCWP ditentukan dari skenario III. Sehingga ada dua alternatif BCWS, yaitu BCWS I dan BCWS II. Hasil penghitungan SPI dengan menggunakan BCWS I adalah semua departemen memiliki status “behind scheduleâ€. Lalu, pada penghitungan SPI menggunakan BCWS II hanya departemen process saja yang memiliki status “on schedule†sedangkan yang lain masih tetap memiliki status “behind scheduleâ€. Dari semua hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pengukuran KPI memang harus mempertimbangkan rework akibat error pada departemen upstream agar objektif. Model yang telah dikembangkan dapat digunakan sebagai suatu metode untuk mengukur KPI secara objektif.
-
Kata Kunci : System dynamics, KPI, knock-on effect, rework, project management