Laporkan Masalah

KONSEP SPASIAL LAMIN ADAT SUKU DAYAK KENYAH DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

RUSFINA WIDAYATI, ST, Dr. Ir. A. Sarwadi. M. Eng

2014 | Tesis | S2 Teknik Arsitektur

Lamin (rumah panjang) merupakan rumah tradisional suku Dayak yang sangat dikenal sebagai salah satu bentuk arsitektur yang unik yang terdapat di provinsi Kalimantan timur terutama di Kabupaten Kutai Kartanegara. Lamin dulu yang berfungsi sebagai rumah tinggal bersama, tidak sekedar hanya bentukan fisik semata, namun juga merupakan suatu sistem komunitas. lamin sebagai rumah tinggal perlahan mulai ditinggalkan, baik karena alasan kesehatan, sulitnya membangun rumah lamin, mengikuti gaya masa kini, hingga isu privacy. Masyarakat Dayak kini tinggal di rumah tunggal, namun tinggal di rumah tunggal dirasakan ada yang kurang jika ingin berkumpul secara bersama-sama. Lamin dibangun kembali, dengan fungsi yang baru sebagai lamin adat, sebuah fasilitas umum yang dapat mewadahi kegiatan yang bersifat komunal. Dengan adanya perubahan fungsi maka terjadi perubahan konsep spasial lamin Adat. Tujuan penelitian untuk mengungkap konsep spasial yang terbentuk pada lamin Adat saat ini. serta mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terbentuknya konsep spasial tesebut. Komponen spasial yang terdiri dari struktur spasial (spatial structure) dan makna spasial (meaning system). Paradigma rasionalistik digunakan diawali dengan pemilihan obyek penelitian lamin pada masyarakat Dayak kenyah yang berada di permukiman Dayak Kenyah di kabupaten Kutai Kartanegara, maka dipilih 3 kasus penelitian yaitu Lamin Pemung Tawai, Lamin Lung Anai dan Lamin Anyeq apui. Analisis kualitatif dilakukan secara induktif pada setiap kasus dikaitkan degan kajian pustaka sehingga dihasilkan suatu konsep spasial lamin Adat Dayak Kenyah. Hasil akhir mengarah pada kesimpulan yang bersifat substantif theory. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya konsep spasial pada Lamin Adat adalah adanya “nilai kebersamaan” masyarakat Dayak Kenyah dan Lamin (rumah panjang) dulu sebagai rujukan. Konsep spasial yang terdapat pada lamin Adat Dayak kenyah yaitu, 1). Struktur spasial, berdasar pada nilai kebersamaan yang mengakar pada masyarakat Dayak Kenyah, Lamin Adat tidak hanya perwujudan nilai kebersamaan secara simbolik adanya “konsep tengah” namun juga secara fisik yang diwujudkan dengan adanya beranda/usei sebagai pusat tempat mereka berkumpul bersama. 2). Makna Spasial yang meliputi Karakter visual lamin adat yang merupaka replika dari rumah nenek moyang dulu tidak hanya secara fisik namun juga nilai filosofinya. Hal ini dapat dilihat pada sistem simbol yang sarat akan nilai yang tertuang tidak hanya pada fisik bangunan lamin juga pada elemen arsitektur lain seperti pada tape, kalung, belawing, gerbang bahkan warna yang terdapat pada ukiran yang merupakan perwujudan nilai filosofi “ kebersamaan dan kesatuan masyarakat Dayak” yang secara fisik dituangkan dalam bentuk area bagian tengah/usei, dimana mereka bisa berkumpul bersama.

Lamin (long house), is Dayak traditional house, have been known as one of unique architecture in east Borneo, especially in Kutai Kartanegara county. Lamin (long house), as a living houses not only physical formation but also as community system, so lamin as communal living houses. The migration caused Lamin ( long house) is abandoned. The reason are, health problems; the difficulties of building, living style; even privacy issue. Now, Dayak Kenyah tribes living in a single house. After a while, they need a place to gather around and to carry out the tradition, lamin rebuild again then with new function. Lamin as a public pacility as a place for communal space, called Lamin Adat. The aim of this research to reveal spatial concept that formed in Lamin Adat, and to find out the factors which influenced spatial concept in lamin adat. Spatial concept consist of spatial structure and meaning system. Rasionalistic paradigma is used as critical based thinking, there is spatial concept differentiation that formed in lamin adat because of differentiation function. First to sellect research case study, with criteria as follow: it is from Dayak Kenyah Tribe wihich found particular Dayak Kenyah village in Kutai Kartanegara county. Finally 3 lamins are chosen, Lamin pemung Tawai; Lamin Lung Anai; dan Lamin Ayeq Apui. Inductive analysis qualitative is conducted in this research reflectively to spatial concept theory and Dayak Kenyah local concept. The conclusion achieved as substantive theory. The factors which influence spatial consept formed in Lamin Adat are togtherness value and the old Lamin (long house) as refference. The concept spatial consist of 1). Spatial structure, and 2). Spatial meaning lamin adat, as a replication of ancestor house ( lamin as a Living house). Lamin adat not only as a physical environment but also as a holistic symbolic meaning system with the utilization architecture element e.g. Kalung, Belawing, Tape, gates and the used of colour. The abstraction of meaning system is the implementation of central space as the place to gather around among them, to achieve unity as a Dayak Kenyah people.

Kata Kunci : lamin, lamin adat, konsep spasial, struktur spasial, makna spasial, konsep tengah dan janan bio


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.