INSIDENSI SEBAB KEMATIAN PADA INFANTISID YANG DIOTOPSI DI INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL RSUP DR.SARDJITO TAHUN 2009- 2012
CHRISTINE TIRZA THRESIA JITMAU, Dr. Wikan Basworo, Sp.F.
2013 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTERLatar belakang : Infantisid adalah pembunuhan orok yang dilakukan oleh ibu kandungnya sendiri segera atau beberapa saat setelah orok dilahirkan. Untuk mengungkap kasus infantisid perlu dilakukan otopsi terhadap infantisid tersebut. Cara yang paling sering digunakan dalam kasus pembunuhan infantisid adalah membuat keadaan asfiksia mekanik. Tujuan : Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui insidensi sebab kematian pada otopsi Infantisid diInstalasi Kedokteran Forensik RSUP. Dr. Sardjito selama periode 4 tahun (2009-2012). Metode : Penelitian ini dilakukan secara deskriptif retrospektif terhadap Visum et Repertum infantisid periode 4 tahun (2009-2012). Data mengenai distribusi geografis pengiriman barang bukti, jenis kelamin jenazah, sebab kematian, adanya tanda perawatan kemudian dikumpulkan dan disusun dalam bentuk tabel. Hasil : Diperoleh hasil geografis pengiriman barang bukti yang terbanyak adalah Kabupaten Sleman (43,33 %), jenis kelamin laki-laki (53,33 %), tanpa tanda perawatan normatif post natal (73,33 %), sebab kematian karena perdarahan (26,67 %). Kesimpulan: Sebab kematian Infantisid karena perdarahan dan asfiksia tidak mempunyai perbedaan yang nyata, yaitu kasus kematian orok yang disebabkan oleh perdarahan adalah 8 kasus (26,67%) dan kematian orok yang disebabkan oleh asfiksia adalah 5 kasus (16,67). Ada beberapa kasus yang sulit diungkapkan karena barang bukti sudah membusuk atau tinggal kerangka.
Background: Infanticide is infant killing by its mother soon or sometime after the baby is born. To identify cases of infanticide requires autopsy. Method most commonly practised in infanticide is mechanical asphyxia. Objective: The study was undertaken to identify the incidence of causes of death in infanticide autopsy at Forensic Medicine Installation of Dr. Sardjito Hospital during 4 years period 2009-2012). Method: The study was descriptive retrospective on Visum et Repertum infanticide within 4 years period (2009-2012). Data on geographical distribution on shipment of evidence, gender of the deceased, causes of death, sign of treatment were collected and compiled in tables. Result: Geographical result of shipment of evidence showed the majority were from District of Sleman (43.33 %), male (53.33 %), showed no sign of post natal normative treatment (73.33 %), and due to bleeding (26,67 %). Conclusion: Causes of infanticide caused by bleeding and asphyxia had no significant difference, ie. there were 8 cases of infant death caused by bleeding (26.67 %) and 5 cases caused by asphyxia(16,67 %). There were some cases hard to identify because the evidence had decayed or become skeleton.
Kata Kunci : Infantisid - otopsi- penyebab kematian infantisid- visum et Repertum