Laporkan Masalah

PENGARUH PENAMBAHAN AMPAS TAHU, MOLASE DAN MINYAK JELANTAH DALAM FERMENTASI Saccharopolyspora: erythraea BM1/A13 PADA PRODUKSI ERITROMISIN

YUGIANI PURNAMASARI, Dr. Pudjono, SU, Apt.

2014 | Tesis | FARMASI

Eritromisin merupakan suatu metabolit sekunder, dihasilkan dalam fermentasi dengan menggunakan mikroorganisme Saccharopolyspora erythraea. Eritromisin tersebut termasuk dalam golongan makrolid yang mempunyai aktivitas sebagai bakterisida dan bakteriostatik terhadap bakteri Gram positif. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan komposisi media yang tepat dengan menambahkan bahan tambahan pada media standar fermentasi eritromisin sehingga dapat meningkatkan produksi dari eritromisin yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan dengan menambahkan bahan tambahan berupa minyak jelantah yang di variasi kadarnya mulai dari 1 hingga 5% ke dalam media standar yang telah ditambahkan dengan molase 1% dan ampas tahu 1%. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu regenerasi, inokulasi dan fermentasi serta pengujian sampel. Proses fermentasi dilakukan selama 7 hari dengan suhu 28⁰C serta kecepatan putaran 180 rpm. Dilakukan pengambilan sampel setiap harinya, mulai dari hari ke-0 hingga ke-7. Sampel tersebut di sentrifugasi untuk memisahkan antara biomassa dengan supernatannya. Pengujian sampel yang dilakukan adalah dengan mengukur profil pertumbuhan, pengukuran diameter hambatan serta pengujian kadar glukosa pada sampel. Biomassa yang diperoleh digunakan untuk mengukur profil pertumbuhan dari Sac. erythraea BM1/A13 dengam menggunakan metode PMV (Packed Mycelia Volume). Dengan menggunakan metode PMV tersebut dapat diketahui bahwa pertumbuhan sampel lebih cepat dan jumlah sel lebih banyak dibandingkan kontrol. Supernatannya digunakan untuk mengukur aktivitas diameter hambat dari eritromisin. sampel dengan kode B1 dapat menghasilkan eritromisin sebanyak 255,3% lebih besar dari kontrol, sehingga pemberian bahan tambahan pada media akan dapat meningkatkan produksi eritromisin. Selain itu, tidak terdeteksi adanya glukosa sisa pada akhir fermentasi pada sampel. Hal ini berarti glukosa telah digunakan seluruhnya oleh Sac. erythtraea baik untuk pertumbuhan maupun produksi eritromisin.

Erythromycin is a secondary metabolites, which is producted by Saccharopolyspora erythraea fermentation. Erythromycin included in macrolide group that has activities as bactericidal and bacteriostatic against Gram positives bacteries. The purpose of this research is to gather the best composition of media by adding some materials on standard media of erythromycin fermentation so that can increase the production of erythromycin. This research can be done by doing some addition of materials such as cooking oil’s waste which is being variated on concentration start from 1 until 5% in standard media that had been added by molasses 1% and tofu’s waste 1%. There are some steps in this research, such as regeneration, inoculation and fermentation, and also sample testing. The fermentation can be done within 7 days on 28⁰C, 180 rpm. Sampling performed during 7 days, start from the first day until the seventh day. Sample was sentrifugated to separate between biomass and supernatan. Sample testing that were performed was measurement of the growth profile, measurement of inhibitory diameter and also measurement of glucose from the sample. The biomass was used for measuring the growth profile of Sac. erythraea BM1/A13 wiht PMV method (Packed Mycelia Volume). With this method, can be known that the growth from sample faster than the control and the number of cells much more than control. Supernatan was used for measuring the activity by inhibitory diameter of erythromycin. B1 sample can producted erythromycin as much as 255,3% which is much more than control, so that the addition of materials on the media can increase the erythromycin production. Moreover, there was no remained glucose in the end of fermentation. It means all the glucose was used by Sac. erythraea for growing and also for producing the erythromycin.

Kata Kunci : eritromisin, minyak jelantah, ampas tahu, molase, erythromycin, cooking oil’s waste, tofu’s waste, molasses


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.