TINGKAT KONSUMSI PEWARNA MAKANAN DALAM JAJANAN TERHADAP KEPARAHAN SIMTOM ANAK ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER (ADHD) DI YOGYAKARTA
CARISSA WITYADARDA, DR. dr. E. S. Herini, SpA (K)
2014 | Skripsi | GIZI KESEHATANLatar Belakang : Di sekolah anak-anak sering membeli jajanan dengan jenis yang bervariasi. Jajanan kurang lebih menyumbang kurang lebih dari seperempat asupan makan anak. Namun, tidak semua jajanan sehat dan kebanyakan mengandung zat tambahan pangan, salah satunya pewarna makanan. Lebih dari 80% jajanan anak mengandung pewarna makanan artificial. Pewarna makanan artificial diindikasikan dapat mempengaruhi perilaku anak terutama anak ADHD. Tujuan : Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui tingkat konsumsi pewarna makanan dalam jajanan terhadap tingkat keparahan simtom anak Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) di Yogyakarta Metode :Penelitian ini menggunakan rancangan case-control. Responden dipilih berdasarkan hasil skrining ACTRS yang diisi oleh guru, SPPAHI yang diisi oleh orang tua, dan hasil diagnosis menggunakan form DSM-IV yang dilakukan oleh psikolog ahli tumbuh kembang anak. Selanjutnya, anak ADHD yang sudah terdiagnosis diklasifikasikan keparahan tinggi dan sedang berdasarkan hasil skor diagnosis DSM- IV. Masing-masing kelompok kasus dan kontrol diwawancarai menggunakan FFQ jajanan anak yang terdiri dari 7 item kelompok jajanan dan pembagian setting sekolah dan rumah. Data dianalisis secara statistik menggunakan chi-square test Hasil : Uji chi-square test didapatkan OR 3,5 (CI=1,101-11,127) pada jajanan 1 (minuman ringan berwarna-warni pada setting rumah) dan p=0,030 menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari konsumsi jajanan 1 di rumah, terhadap tingkat keparahan tinggi anak ADHD Kesimpulan : Ada hubungan antara konsumsi jajanan berupa minuman ringan berwarna-warni di rumah terhadap keparahan simtom anak ADHD di Yogyakarta.
Background: Snacks are popular in children and contribute one quarter of their food intake. Most of them contained artificial food color (AFC) which promoted severity of ADHD children. Feigold’s diet was widely known as alternative theraphy to control symptom of ADHD, in which AFC restriction was part of it. The effects of indirect consumption of AFC contained in snacks are still unknown. Objective: The objective of this study was to analyze the consumption level of snacks containing artificial food color with severity of ADHD in Yogyakarta. Method: This study used case-control design. The variables observed from this study were severity of ADHD children and consumption level of AFC contained in snacks. Screening tools of ADHD children were ACTRS and SPPAHI, diagnostic’s tool was DSM-IV form, and consumption level was measured by using FFQ for snacks. The variable was analyzed by employing chi-square test. Result: Chi-square test showed that group of snacks no.1 (colorful beverages), setting place at home, has OR 3.5 (CI=1.101-11.127) and its consumption has a significant influence on severity of ADHD children (high severity), as indicated by p=0.03 (p<0.05) Conclusion: There is relation between level consumption of snacks containing AFC with severity of ADHD children
Kata Kunci : ADHD, JAJANAN, PEWARNA MAKANAN ARTIFICIAL