Laporkan Masalah

COMPARATIVE ANALYSIS OF PERFORMANCE BETWEEN TRANS JOGJA & QBUZZ

REIZA FITRIANA FAUZIE, Dr. Eng. Imam Muthohar, S.T., M.T.

2013 | Skripsi | TEKNIK SIPIL

Keadaan lalulintas di kota Yogyakarta saat ini semakin memburuk. Masyarakat Yogyakarta lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi, salah satu alasan utamanya adalah karena transportasi publik yang ada saat ini dianggap belum memadai. Trans Jogja diluncurkan dengan harapan dapat mengatasi masalah ini, bermodelkan sistem Bus Rapid Transit (BRT). Namun, Trans Jogja masih belum dapat dikategorikan berhasil menurut PT Jogja Tugu Trans. Groningen adalah kota pelajar, dengan satu-satunya transportasi publik di kota ini adalah bis, yang dioperasikan oleh Qbuzz. Fokus pada penelitian ini adalah untuk membandingkan performa Qbuzz dan Trans Jogja untuk kemudian dianalisis, dengan Qbuzz sebagai studi perbandingan. Dalam penilitian ini, lima indikator diambil sebagai indikasi: permintaan, pelayanan operator, infrstruktur, rute, dan peraturan. Studi kasus dari penelitian kualitatif akan digunakan dalam penelitian ini. Data yang digunakan adalah data sekunder, untuk kemudian data yang tersedia dianalisis. Survei menunjukkan dari sisi pelayanan, para pengguna Trans Jogja sudah cukup puas. Perhatian utama para pengguna adalah ketepatan waktu dari bis Trans Jogja. Karena keterbatasan armada, Trans Jogja kesulitan menyediakan pelayanan untuk seluruh area perkotaan. Rute yang tersedia dirasa masih terlalu lama untuk waktu putarnya. Setelah membandingkan dua bis dalam penelitian ini, kesimpulan yang didapat adalah masih tersedia banyak ruang bagi Trans Jogja untuk melakukan peningkatan, menggunakan Qbuzz sebagai referensi. Akan tetapi, tidak semua fasilitas Qbuzz dapat langsung diimplementasikan pada Trans Jogja. Sifat dan sikap penduduk masyarakat Yogyakarta juga perlu menjadi pertimbangan.

The current traffic condition in Yogyakarta is increasingly alarming. People choose to use their own private vehicle, and one of the main reasons is because the current public transportations are considered not adequate yet. In hope to solve these problems, Trans Jogja was launched, a Bus Rapid Transit (BRT) system modeled on the TransJakarta system. But, despite the innovative concept, it has a low cost recovery for only 30%. Groningen is a university city, with a quarter of the population are students. People used bicycle as their main transportation. The only urban public transportation is bus, which is operated by Qbuzz. The focus in this research is to compare the performance of Qbuzz and Trans Jogja, and then analyze them, with Qbuzz as the benchmark study. In this research, five indicators are taken into consideration: demand, operator’s service, infrastructures, routes, and regulations. Qualitative research approach is chosen instead over quantitative research. Among many types of qualitative research, case study is used. The used data is secondary data, and after that the available data is being analyzed. Survey showed that the current public transport in Yogyakarta hasn’t able to attract customer with private vehicle, but some customer may change to using Trans Jogja if there’s improvement. In term of service, customers of Trans Jogja are already quite satisfied. The main concern of the customer for the service is the punctuality of the bus. Because of the limited available bus fleet, Trans Jogja has difficulties providing service to all urban area. The available routes are still taking too much time for the cycle time. There are a lot of spaces for Trans Jogja’s improvement, using Qbuzz as the reference. However, not every facility available in Qbuzz can be implemented in Trans Jogja. The nature of Yogyakarta’s residents also needs to be taken into consideration.

Kata Kunci : transportasi publik, Trans Jogja, Qbuzz, pelayanan, lalulintas


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.