Laporkan Masalah

STUDI PERPINDAHAN KALOR PADA ALAT PENDINGIN PASCA SHUTDOWN PASIF REAKTOR PCMSR

FREDRICK NEO, Dr. Ir. Andang Widiharto, M.T.

2014 | Skripsi | TEKNIK NUKLIR

Telah dilakukan penelitian untuk mendapatkan variasi ukuran heat exchanger yang memenuhi kriteria sirkulasi alami dari alat pendingin pasca shutdown untuk berbagai variasi daya.Alat pendingin pasca shutdown digunakan untuk menurunkan temperatur garam intermediate dari 1300 oC ke 900 oC dengan fluida air masuk ke pipa pada 70 oC dan 3 bar (titik didih 133,5oC). Jumlah pipa digunakan 10.000 buah dengan jumlah aliran massa air total sebanyak 1.000 kg/s. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas rata-rata uap air yang terbentuk saat keadaan saturasi (133,5oC) 3%. Perhitungan jatuh tekanan jalur aliran naik selalu lebih kecil dari jalur aliran turun untuk berbagai variasi jumlah pipa dan laju aliran massa total. Hal ini menandakan bahwa sirkulasi alami dapat berlangsung tanpa membutuhkan chimney. Variasi jumlah pipa dengan laju aliran massa konstan menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah pipa maka panjang pipa akan lebih pendek tetapi luas area untuk transfer kalor lebih besar. Variasi laju aliran massa dengan jumlah pipa konstan menunjukkan bahwa semakin besar laju aliran massa maka panjang pipa yang diperlukan juga semakin panjang tetapi luas area transfer kalor lebih kecil.

A study has been done to determine various heat exchanger size on post shutdown for passive PCMSR’s heat exchanger which fulfills natural circulation criterion for various decay powers. The post shutdown heat exchanger was used to decrease the temperature of intermediate fluoride salt from 1300oC to 900oC with the inlet water at 70oC and 3 bar (with saturated temperature 133.5oC). The number of tube was 10,000 with total mass flow rate 1,000 kg/s. The results show that the steam vapor formed when the transfer of heat achieving saturated point (133.5oC) was around 3%. The pressure drop from water show that for riser always smaller than down comer for various tube number and mass flow rate. This means that natural circulation could occure without the need of chimney. The results of variation of tube number with constant mass flow rate show that the increase of tube number will make the length of tube shorter but the area of heat transfer will larger. Variation of mass flow rate with tube number constant show that the increase of mass flow rate will make the length of tube longer but the area for heat transfer will smaller.

Kata Kunci : alat pendingin, air, sirkulasi alami, variasi daya.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.