TINGKAT KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAHE, KENCUR, KUNYIT, DAN SENGON DI SUB DAS KEDUANG BAGIAN TENGAH, WONOGIRI
BHENIKA BAYU AJI, Dr. Makruf Nurudin, S.P., M.P.
2014 | Skripsi | ILMU TANAHPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pengembangan tanaman jahe, kencur, kunyit, dan sengon di Sub DAS Keduang bagian tengah. Tahap penelitian yang dilakukan meliputi orientasi lapangan, survey lapangan, analisis laboratorium, dan penyusunan peta arahan rekomendasi. Langkah pertama, dibuat peta kerja dengan menumpang susun peta lereng, tanah, dan penggunaan lahan. Setelah itu didapat satuan peta lahan (SPL) yang mewakili karakteristik tiap-tiap daerah, kemudian pengambilan sampel dan survey di lapangan ditentukan dengan metode key area system. Data yang diamati pada saat survey dan verifikasi lapangan adalah kemiringan lereng, penggunaan lahan, ketinggian tempat, drainase, kedalaman tanah, bahan kasar (%), bahaya erosi, genangan, batuan di permukaan, dan batuan singkapan. Analisis laboratorium meliputi KPK, pH Hâ‚‚O, C-organik, DHL, dan tekstur tanah. Dari hasil penelitian, tingkat kesesuaian lahan aktual terbesar untuk keempat tanaman tersebut adalah S2 dengan faktor pembatas yaitu kedalaman efektif, bahan kasar, kejenuhan basa, pH, C-organik, lereng, dan bahaya erosi. Arahan/rekomendasi untuk tanaman jahe di Sub DAS Keduang bagian tengah seluas 2.299,4 Ha (19,3%), tanaman kencur dan kunyit seluas 296,6 Ha (2,5%), tanaman kencur, kunyit, dan sengon seluas 1.645,4 Ha (13,8%), dan tanaman sengon seluas 18,3 Ha (0,2%). Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan, penggunaan lahan, dan B/C ratio usaha tani, tanaman jahe direkomendasikan ditanam dengan sistem rotasi pada lahan sawah tadah hujan. Kencur dan kunyit ditanam dengan sistem polikultur pada lahan tegalan, kebun, dan pemukiman dengan mempertimbangkan presentase pekarangannya. Tanaman kencur, kunyit, dan sengon sesuai untuk dibudidayakan bersama karena produksi optimal tanaman kencur dan kunyit membutuhkan intensitas cahaya 70% sehingga membutuhkan tanaman naungan dan ditanam pada lahan tegalan. Tanaman sengon direkomendasikan dibudidayakan pada lahan yang kritis. Analisis usaha tani tanaman jahe, kencur, dan kunyit mempunyai potensi ekonomi yang tinggi untuk dikembangkan di Sub DAS Keduang bagian tengah.
This study aims to determine the potential for the development of ginger, galingale, turmeric, and silk treein the middle part of Keduang Sub-watershed. The research was conducted on few steps, they are field orientation, field surveys, laboratory analysis, and forming recommendation map of regional development. The first step was overlaying maps of slope, soil, and land use.It will be acquired land mapping units (LMU) representing the characteristics of each region. Second, sampling and surveys in the field was determined by key areas systemmethod. The data observed at the time of survey and field verification are slope, landuse, elevation, drainage, soil depth, coarse material (%), erosion, flooding, surface rock , and outcrops rock. Laboratory analysis includes CEC, pH (Hâ‚‚O), C-organic, electrical conductivity, and soil texture. From the research, the largest actual land suitability for ginger, galingale, turmeric, and silk tree is S2 with limiting factor are soil depth, coarse material, pH, Corganic, slope, dan erosion hazard. Recommendation for ginger in the middle part of Keduang sub-watershed are 2,299.4 hectares (19.3%), galingale-tumeric are 296.6 hectares (2.5%), galingale-tumeric-silk tree are 1,645.4 hectares (13.8%), and silk tree are 18.3 hectares (0.2%) respectively. Based on the analysis of land suitability, land use, and the B/C ratio, ginger is recommended with rotation systems on rainfed areas. Galingale-turmeric is suitable on dry land , garden , and residential area. Galingaleturmeric- silk tree suitable withpolyculture systems because itwill reach optimum production at 70 % of light intensity and shade plant on dry conditions. Silk tree is recomended on critical land. Based on the analysis, ginger, galingale, and turmeric has high economic potential for development in the middle part of Keduang Sub-watershed.
Kata Kunci : pemetaan, kesesuaian lahan, biofarmaka.