PERILAKU GAYA LINTANG, MOMEN, DAN LENDUTAN PADA SISTEM PELAT TERPAKU DENGAN METODEBEAM ON ELASTIC FOUNDATION
FAISAL AZIZI, Prof. Dr.Ir. H. Hary Christady Hardiyatmo, M. Eng., DEA
2014 | Skripsi | TEKNIK SIPILDi Indonesia, banyak terdapat daerah dengan kondisi tanah dasar (subgrade) yang terletak pada tanah lunak atau tanah ekspansif. Metode perancangan perkerasan jalan yang telah ada umumnya mengasumsikan bahwa tanah dasar dalam kondisi yang stabil, sehingga tebal komponen struktur perkerasan hanya didasarkan pada daya dukung tanah dasar yang dinyatakan oleh modulus reaksi subgrade vertikal. Hal ini menyebabkan perancangan menjadi tidak tepat. Salah satu penyelesaian dari masalah tersebut adalah dengan menggunakan perkerasan beton Sistem Pelat Terpaku. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perilaku struktur menggunakan metode Beams on Elastic Foundation (BoEF) untuk mengetahui gaya-gaya dalam yang bekerja pada struktur pelat tersebut dan mengusulkan grafik-grafik perancangan Sistem Pelat Terpaku. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis gaya lintang, momen, dan lendutan pada Sistem Pelat Terpaku dengan berbagai parameter dan variasi pembebanan, misalnya variasi nilai modulus reaksi subgrade ekivalen (k’), tebal pelat, posisi pembebanan, besarnya beban yang diberikan, dan nilai tegangan beton (fc’). Dalam simulasinya digunakan program spreadsheet yang tertulis dalam MS-Excel “BOEF – Beam on Elastic Foundation†untuk mempermudah perhitungan dalam Tugas Akhir ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam perancangan Sistem Pelat Terpaku digunakan pembebanan cukup 1 beban saja sebagai beban rancangan, yaitu 15 cm dari tepi pelat, letak beban kritisnya. Dengan parameter pelat dan tanah yang sama, variasi beban yang dilakukan memberikan nilai momen, gaya lintang, dan lendutan yang bersifat linear sesuai dengan berapa kali pertambahan bebannya. Akibat pertambahan fc’ maka gaya lintang maksimum dan momen maksimum yang terjadi akan bertambah besar. Sedangkan lendutanmaksimum yang terjadi akan lebih kecil. Akibat pertambahan tebal pelat maka gaya lintang maksimum dan monen maksimum yang terjadi akan bertambah, sedangkan lendutan maksimum yang terjadi akan berkurang.
In Indonesia, there are many places where the ground soil conditions (subgrade) located on soft soil or expansive soil. Pavement design existing method generally assumed that the subgrade in a stable condition, so pavement thickness structure components based solely on the subgrade bearing capacity values expressed by vertical subgrade reaction modulus.This led to inappropriate design to structure. One resolution of this problem is to use “Sistem Pelat terpaku†concrete pavement.Aresearch is conducted to determine the behavior of “Sistem Pelat Terpaku†structure using Beams on Elastic Foundation method to determine the forces working on the plate structure and suggest the design charts for “Sistem Pelat Terpakuâ€. In this research will be conducted beam anaIysis of shear force, moment, dan deflection on “Sistem Pelat Terpaku†structurewith various parameters and load variations, for examplevariations in the value of the modulus of subgrade reaction equivalent(k’), plate thickness, loading position, magnitude of the loads, and compressive strength of concrete (fc’). In the simulation will be used “BOEF – Beam on Elastic Foundation†computer program. The analysis results showed that in the design of Nailed Slab System structure used just 1 loading only as a design load,that is on the edge of the plate,the location of the critical load. Load variations that counducted provide moment, shear force,soil bearing pressure, and deflection value which are linear. Due to the fc’ increase which causing max momen and max shear force that happens increasing, meanwhile the max deflection is decreasing. Due to the thickness increase which causing momen and max shear force that happens increasing, meanwhile the max deflection that happens will be decreasing.
Kata Kunci : Sistem Pelat Terpaku, modulus reaksi subgrade , Beams on Elastic Foundation.