STAKEHOLDER ANALYSIS AND ACCEPTANCE ON MULLER ECOSYSTEM REGION MANAGEMENT AS A BIOSPHERE RESERVE IN GUNUNG MAS DISTRICT, CENTRAL KALIMANTAN PROVINCE
AMALIA ANINDIA, Much. Taufik Tri Hermawan, S.Hut, M.Si.
2014 | Skripsi | KONSERV. SUMBER DAYA HUTANKawasan Ekosistem Muller (KEM) merupakan sebuah bentang alam yang terletak di Pegunungan Muller. Kawasan ini tersebar dalam lima kabupaten termasuk di dalamnya Kabupaten Gunung Mas, dengan berbagai kepemilikan lahan. KEM ditunjuk sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN), Heart of Borneo (HoB). Kondisi tersebut menguatkan peran KEM bagi perlindungan keanekaragaman hayati, serta perkembangan sosial, ekonomi dan budaya, sehingga sebuah rencana aksi diusulkan untuk mengelola kawasan tersebut dengan prinsip pengelolaan cagar biosfer. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi serta mengetahui pemahaman dan penerimaan pemangku kepentingan terhadap usulan tersebut untuk menentukan strategi komunikasi yang dapat mendukung kesuksesan implementasi pengelolaan cagar biosfer di kawasan tersebut. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Gunung Mas dengan mengunakan metode analisis stakeholder. Analisis stakeholder digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan pemangku kepentingan dari sektor pemerintah maupun entitas publik yang dapat mempengaruhi proses pembuatan kebijakan, dengan dasar keterkaitan, kekuatan, pemahaman, dan penerimaan masing-masing pihak. Analisis ini kemudian dikombinasikan untuk mengidentifikasi kelompok target prioritas untuk strategi komunikasi usulan tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemangku kepentingan belum memahami potensi KEM dan konsep pengelolaan cagar biosfer, namun dapat menerima prinsip pengelolaan cagar biosfer itu sendiri. Pemahaman dan penerimaan menunjukkan hasil yang sama, sehingga prioritas kelompok target ditetapkan berdasarkan perbedaan kekuatan pemangku kepentingan yang membawa BLH Kalteng dan Gunung Mas, Dishut Kalteng dan Gunung Mas, serta BAPPEDA Gunung Mas menjadi prioritas target komunikasi.
Muller Ecosystem Region (MER) is a landscape located in Muller mountain range that is registered in five districts –including Gunung Mas District– with various land tenures. As part of the Heart of Borneo (HoB) conservation program and the National Strategic Area; MER holds as an important role not only to biodiversity protection but also to social, cultural and economic development. To secure its sustainability an action plan was made suggesting MER management as a biosphere reserve. This makes stakeholder identification, together with their knowledge, and acceptance on the management proposal a vital action, to target communication strategy that will ensure the success of biosphere reserve implementation. Research was conducted in Gunung Mas, one of the districts which MER shares its administrative boundaries. Stakeholder analysis was used as a tool for stakeholder identification and description on the basis of their attributes, power, knowledge, and acceptance from government sector and public entities that are capable to affect the policy-making process. Stakeholders‟ power and knowledge and acceptance were then combined to identify and prioritize communication strategy target group. Result from the stakeholder analysis indicated that important stakeholders has not understood MER potency and biosphere reserve concept, but has basically accept its management principle. Target group prioritization was identified based on the different power. Environmental Department and Forest Department of Central Kalimantan and Gunung Mas together with District Development Planning Agency of Gunung Mas should be prioritized as communication strategy target.
Kata Kunci : pelibatan pemangku kepentingan, rencana pengelolaan, Muller, Gunung Mas.er, Gunung Mas.