EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI SURVEILANS BERBASIS EWARS DALAM UPAYA DETEKSI DINI KEJADIAN LUAR BIASA DI KABUPATEN BARRU

MUHAMMAD ARSYAM AR, SKM, Prof. dr. Hari Kusnanto, DrPH

2013 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Keterlambatan mendeteksi KLB menyebabkan meningkatnya jumlah kasus, durasi wabah dan kematian. Surveilans sindromik digunakan untuk deteksi dini KLB, untuk mengetahui ukuran, penyebaran, memantau tren penyakit, dan memberikan jaminan bahwa KLB belum terjadi. WHO sedang merevisi peraturan kesehatan internasional untuk mempersyaratkan negara anggota mengembangkan sistem peringatan dini yang efektif yaitu EWARS. Tahun 2010, Provinsi Sulawesi Selatan menerapkan EWARS serentak di 23 kabupaten/kota termasuk di Kabupaten Barru. Untuk memastikan keefektifan penerapan dan dampak positif yang diberikan oleh EWARS di Kabupaten Barru dalam menghasilkan informasi yang efektif maka evaluasi terhadap sistem merupakan hal penting yang harus dilakukan. Tujuan: Untuk mengevaluasi penerapan Sistem Informasi Surveilance berbasis EWARS dalam upaya deteksi dini KLB di Kabupaten Barru yang terdiri dari input, proses, output dan outcomes serta hambatan dan dukungan. Metode: Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif yang bersifat eksploratif. Responden adalah pengelola data surveilans di puskesmas dan Dinas Kesehatan, Kepala Puskesmas dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barru. Data dikumpulkan dengan cara wawancara mendalam dan observasi dengan menggunakan panduan wawancara dan dianalisis dengan cara koding. Hasil: Dari segi input belum ada penganggaran secara khusus yang dialokasikan, beban ganda bagi pengelola data surveilans dan terbatasnya sarana dan prasarana dalam penerapan program EWARS. Dari segi proses bahwa umpan balik ke puskesmas dalam bentuk buletin EWARS tidak teratur, cenderung dikumpul dan kadang tidak dibuat, pengelola data surveilans masih melakukan pelaporan dan pencatatan sendiri, pembinaan dan pengawasan belum maksimal. Dari output bahwa penekanan pelaporan tepat waktu mendorong puskesmas untuk melaporkan data seadanya yang mereka peroleh dari level bawah yang berefek pada kualitas data informasi. Hasil program EWARS di tingkat kabupaten sudah dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan untuk pencegahan terjadinya KLB sedangkan ditingkat puskesmas masih tergantung dari informasi dinas kesehatan kabupaten. Dari segi outcomes, penemuan angka kesakitan dari penyakit-penyakit menular semakin bisa terdeteksi secara cepat sehingga terjadi penurunan angka mortalitas dibanding kurun waktu sebelum penerapan EWARS. Kesimpulan: Program EWARS sudah berjalan namun masih ada keterbatasan dalam hal SDM, dana, sarana dan prasarana. Penekanan pelaporan tepat waktu mendorong puskesmas untuk melaporkan data seadanya yang mereka peroleh dari level bawah yang berefek pada kualitas data informasi

Background : Detecting outbreak slowly causing the growing number of cases, duration outbreaks and death. Surveillance sindromik is used for early detection outbreak, to determine the size, spread, and tempo of outbreak, monitoring trends disease, and give guarantee that outbreak has not occured. WHO being revised the international health regulations to require member states develop early warning system effective namely EWARS. South Celebes province implemented EWARS programme simultaneously in 23 district/cities including Barru district in 2010. To ensure effectiveness of the application and positive impact given by EWARS in Barru district making in produce an effective information and evaluation of the system is important thing to be done. Objective: To evaluate implementation of Surveillance Information System using EWARS for early detection of outbreaks in Barru district, consisting of input, process, output and outcomes as well as barriers and support. Methods: This research used qualitative method is explorative. Population of this research is surveillance data Management on primary health centers and Health office, head of primary health centers and head of District Health Office Barru district. Data was collected by in-depth interviews and observation using an interview guide and were analyzed by coding Results: In terms of input; It has no budget specifically allocated, double job for surveillance data collectors and the limited facilities and infrastructure in the implementation of EWARS program. In terms of the process that feedback to pulic health centers in the EWARS newsletters irregular, tend to be collected or not made, the surveillance data collector are still doing reporting and recording itself, gudience and supervision is not maximized. From the output that empasis reporting timely encouraged public health centers to report the sober data from the below levels that affect to data quality and information. EWARS programs results at the district level have been utilized in making decisions for the prevention of outbreaks while public health centers level still hanging from the district health office information. In terms of outcomes, the discovery of morbidity from infectious diseases can be detected more quickly resulting in a decrease in mortality compared to the period before the application EWARS. Conclusion: EWARS program is already running but there are still limitations in human resources, funding, facilities and infrastructure. Emphasis reporting timely encourage public health centers to report sober data that they get from the bottom level that effect on the data quality and the information.

Kata Kunci : Early Warning alert and response system, Sistem Informasi Surveilans, Deteksi dini kejadian luar biasa; Early Warning alert and response system, Surveilance Information System, Early warning of outbreaks