ANALISIS SPASIAL FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEJADIAN ASMA BRONKIAL PADA ANAK DI KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN
DODIET ADITYA SETYAWAN, Prof. dr. Hari Kusnanto, DrPH
2013 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakatmasalah kesehatan yang dominan di tengah – tengah masyarakat Indonesia. Hal ini tercermin pada tingginya angka kejadian dan kunjungan penderita beberapa penyakit tersebut ke pusat – pusat pelayanan kesehatan. Dari berbagai penyakit tersebut, penyakit asma masih memberikan andil yang cukup besar terhadap angka kesakitan. Prevalensi asma pada anak di Indonesia masih cukup tinggi terutama di kota-kota besar, yaitu antara 3,7%-16,4%. (1) Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran distribusi spasial kasus asma pada anak dan mengetahui faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian serangan asma bronkial pada anak-anak di kecamatan Sragen. Metode : Rancangan penelitian adalah case control dengan pemodelan Sistem Informasi Geografis (SIG) melalui pendekatan analisis spasial. Subyek penelitian ditetapkan dengan pendekatan Registry Based Study atau Hospital Based. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan matching antara Kasus dan Kontrol dalam hal umur dan jenis kelamin serta jumlah sampel adalah total populasi sebanyak 82 responden. Data yang terkumpul akan dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat serta analisis spasial menggunakan fungsi overlay, clustering dan buffering dengan pemodelan Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil Penelitian:Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor resiko yang terbukti berhubungan dengan kejadian asma pada anak berturut-turt dari yang paling dominan adalah riwayat asma dalam keluarga (OR=22.2, 95%CI=5.987-82.188, p=0.000), jarak rumah terhadap jalan raya dengan radius ≤250 meter (OR=5.2, 95%CI=1.210-22.399, p=0.027), memiliki hewan peliharaan berbulu seperti anjing, kucing, kelinci, hamster, burung dan unggas (OR=4.4, 95%CI=1.164- 16.827, p=0.029). Hasil analisis spasial dengan pemodelan Sistem Informasi Geografis (GIS) menunjukkan kecenderungan pengelompokan kasus pada wilayah yang dekat dengan jalan raya (radius ≤250 meter). Kesimpulan: Faktor resiko yang paling dominan terhadap kejadian asma pada anak adalah riwayat asma dalam keluarga. Disamping itu, pemodelan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan pendekatan analisis spasial dapat dengan jelas memberikan gambaran distribusi spasial dan mengetahui lokasi terjadinya pengelompokan/clustering kasus asma pada anak sehingga dapat mengidentifikasi kerentanan wilayah terhadap serangan asma.
Background: Environmental diseases remained a dominant health problem in the modern society, particularly in Indonesia. This is evident from the high incidence rate and health facility visits associated with such diseases. Of the environmental diseases, asthma accounts for a great proportion of the morbidity rates. Prevalence of pediatric asthma in Indonesia remained relatively high, particularly urban areas, namely, ranging from 3,7%-16,4%. (1) Objective: The study aims at describing the spatial distribution of asthma in pediatric patients and finding out factors related to the incidence of bronchial asthma in pediatric patients in Sragen Sub-district. Method: A study was conducted using case control design with Geographical Information System (GIS) modeling by means of spatial analytic approach. Subjects of the research were selected using Registry Based Study or Hospital Based approach. The sample was selected by matching the cases and controls, in terms of age and sex. Total population of 82 respondents was taken as the sample. Data that had been collected were analyzed in univariate, bivariate, and multivariate ways and with spatial analysis using overlay, clustering and buffering functions in Geographical Information System (GIS) modeling. Results: The research showed that risk factors that were found to have a relationship with asthma in pediatric patients, respectively based on the degree of domination, were family history of asthma (OR=22.2, 95% CI=5.987-82.188, p=0.000), the distance between residence and highway ≤250 meters (OR=5.2, 95% CI=1.210-22.399, p=0.027), and possession of feathered animals, such as dog, cat, rabbit, hamster, bird and poultry (OR=4.4, 95% CI=1.164-16.827, p=0.029). Spatial analysis with Geographical Information System (GIS) modeling showed a tendency to cluster in the patients whose resident was ≤250 meters from the highway. Conclusion: The most dominant risk factor for the incidence of pediatric asthma was family history of asthma. In addition, Geographical Information System (GIS) modeling using spatial analytic approach clearly describes the spatial distribution and location of the cases, with a clustering tendency, to identify spatial vulnerability to asthma.
Kata Kunci : Analisis Spasial, Sistem Informasi Geografis (SIG), Faktor-Faktor Resiko Asma , Anak; Spatial Analysis, Geographical Information System (GIS), Risk Factors of Asthma, Children