MEMBUMIKAN ISLAM LIBERAL
MUHAMMAD ROSYID B, Dr. M. Supraja, M.Si
2014 | Skripsi | SosiologiIslam merupakan agama dengan jumlah pemeluk terbesar di Indonesia. Dalam perjalanannya banyak terjadi penyesuaian antara cara berislam dengan dinamika yang terjadi di masyarakat dan membentuk Islam moderat sebagai mainstream di Indonesia. Kondisi ini membentuk Islam menjadi bersifat lentur, artinya cukup mudah dalam menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi politik, sosial dan budaya masyarakat. Pun selama beberapa dasawarsa dalam rezim represif Orde Baru yang memusuhi ideologi Komunis (ekstrim kiri) maupun Islam Fundamentalis (ekstrim kanan), seperti berkah dalam musibah rezim yang represif memberi lingkungan yang baik bagi Islam moderat atau bahkan Islam yang lebih liberal. Tumbangnya rezim Orde Baru pada akhir 1990an membuka kebebasan dalam berbagai bidang. Hal ini memicu banyak perkembangan menarik termasuk dalam bidang pemikiran Islam, hal ini ditandai dengan munculnya kembali corak Islam yang lebih fundamentalis dengan agenda seperti penerapan syariat Islam secara kaku dan literal. Disisi lain Islam Liberal yang sangat akomodatif terhadap perkembangan zaman pun semakin banyak dikenal dengan ide akan kontekstualisasi dalam penerapan Islam sehingga tidak mengingkari hasil dari kemajuan jaman. Sementara Islam Fundamentalis gencar menyasar audiens dari kalangan akar rumput, Islam Liberal mendapat kritikan karena dianggap elitis dengan ide-ide yang sering sulit diterima kalangan dengan tingkat pendidikan lebih rendah yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia. Tulisan ini berusaha memberi gambaran bahwa selain Islam Liberal yang elitis juga masih ada Islam Liberal yang didakwahkan dengan cara-cara yang membumi dan dekat dengan masyarakat bawah. Pesantren Al-Mizan di Ciborelang, Jatiwangi dan Kyai Maman Immanulhaq sebagai pengasuhnya menjadi pusat studi dengan metode kualitatif deskriptif ini. Pemilihan Al-Mizan dan Kyai Maman sebagai pilihan penelitian dikarenakan keunikannya dalam memperkenalkan pemikiran Islam Liberal dikalangan pedesaan dengan sarana pesantren yang merupakan lembaga pendidikan Islam tradisonal. Kemudian perubahan pemikiran Kyai Maman yang pada awalnya adalah seorang yang sangat konservatif menjadi lebih liberal-progresif juga menambah daya tarik. Dari hasil penelitian didapatkan gambaran bagaimana gagasan Islam Liberal tadi kemudian mengalami dialektika dengan kenyataan sosial dimana dia berada. Latar belakang aktor dan lingkungan yang secara umum masih menganut tradisi Islam Tradisional kemudian menimbulkan pergeseran pemahaman gagasan Islam Liberal yang diharuskan mengikuti negoisasi-negoisasi dengan kondisi sosial masyarakat setempat agar dapat diterima.
-
Kata Kunci : -