EVALUASI KETELITIAN SAMPLING DALAM INVENTARISASI HUTAN TANAMAN JATI DI BAGIAN HUTAN NGLIRON, KPH RANDUBLATUNG, PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH
REZANDI ARDIA, Rohman, S.Hut., M.P.
2013 | Skripsi | MANAJEMEN HUTANHasil kegiatan inventarisasi hutan merupakan bahan utama untuk penyusunan rencana pengelolaan hutan. Perum Perhutani dalam melakukan inventarisasi hutan jati di Jawa berpedoman pada Surat Keputusan Direktur Jenderal Kehutanan No. 143/Kpts/DJ/1974 tentang peraturan inventarisasi hutan jati (Instruksi ’74). ketelitian sampling yang diharapkan berdasarkan Instruksi ’74 adalah 10 - 15%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketelitian sampling dalam inventarisasi hutan jati Perum Perhutani dengan berbagai intensitas sampling yang telah ditetapkan dalam Instruksi ‘74. Penelitian dilakukan dengan mengolah data inventarisasi hutan tahun 2011. Ketelitian sampling dihitung dengan rumus . Hasil penelitian menunjukkan ketelitian sampling di Bagian Hutan Ngliron secara keseluruhan sebesar 2,10%, untuk kelas umur I-II, III-IV, dan V-up dan miskin riap berturut-turut sebesar 2,93%, 3,012%, dan 3,89%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ketelitian sampling hasil inventarisasi lebih baik dari yang disyaratkan dalam Instruksi ’74.
The result from forest inventory are the main object for the preparation of forest management plans. Perum Perhutani in conducting an inventory of teak forests in Java using the Decree of the Director General of Forestry No. 143/Kpts/DJ/1974 about teak forest inventory rules (Instruction ‘74). sampling precision expected based on Instructions ’74 was 10-15%. This research aims to determine the level of sampling precision in inventory of teak forest by Perum Perhutani with various predefined sampling intensity in Instruction ‘74. The research was conducted by processing forest inventory data in 2011. Sampling precision calculated by the formula . The results of research showed that sampling accuracy in the Planning Unit Ngliron overall by 2.10%, for age class I-II, III-IV, and V-ups and poor increment were 2.93%, 3.012%, and 3.89%. These result indicate that sampling accuracy from inventory is better than that required in Instruction '74.
Kata Kunci : inventarisasi hutan, ketelitian sampling, perum perhutani, instruksi ‘74.