Pemberdayaan Petani Kedelai Hitam di Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul, Melalui Peran Corporate Social Responsibility PT.Unilever Indonesia Tbk.
RARA AYENDA, Krisdyatmiko, S.Sos, M.Si
2014 | Skripsi | ILMU PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN (SOSIATRI)Pemberdayaan petani kedelai hitam merupakan salah satu program yang dijalankan oleh PT.Unilever Indonesia Tbk sebagai bagian dari kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Dewasa ini, pemaknaan Corporate Social Responsibility tidak hanya sebatas mengumpulkan laba perusahaan, mengingat bahwa etika bisnis ini lebih kepada profit, people, dan planet yang didukung dalam Triple Bottom Line. Salah satu bentuk CSR yang dilakukan oleh PT.Unilever Indonesia Tbk ini berupa kemitraan yang dilakukan melalui pemberdayaan petani kedelai hitam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif analisis deskriptif. Metode ini menggunakan purposive yang dipadukan dengan snowball demi mendapatkan informan yang berhubungan dengan kemitraan PT.Unilever Indonesia Tbk. Data yang didapat dari satu informan, ditriangulasi dengan informan lain serta dikuatkan dengan observasi lapangan untuk mendapatkan validitas tinggi. Penelitian ini dilakukan di dua padukuhan, yaitu Padukuhan Siten dan Plumbungan yang terdapat di Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul. Daerah ini merupakan kawasan agraris dengan masyarakat yang mayoritasnya bekerja sebagai petani. Pertani-petani tersebut memiliki pengetahuan tanam dan panen yang baik secara turun temurun serta siap bermitra, hal inilah yang menjadi modal bagi masyarakat dalam berkerjasama dengan perusahaan. Pada pelaksanaanya, PT.Unilever Indonesia Tbk yang telah membentuk Yayasan Unilever Indonesia menjaring pula kerjasama dengan Yayasan Persada dan ahli benih dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Para ahli benih ini memiliki jenis kedelai hitam bernama malika. Sebagai bahan utama Kecap Bango, malika kemudian dipercayakan kepada petani kedelai hitam sebagai modal tanam dengan pembinaan secara berkala oleh para ahli benih dan Yayasan Unilever Indonesia. Pemberdayaan tersebut dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan cara tanam kedelai hitam yang baik dan benar hingga mampu menghasilkan benihbenih malika yang siap dikirimkan ke PT.Unilever Indonesa Tbk. Lain halnya dengan Fakultas Pertanian UGM, Yayasan Unilever Indonesia bersama Yayasan Persada lebih banyak bergerak pada pemberdayaan petani wanita. Yayasan ini telah membentuk kelompok sortasi yang merupakan bagian dari kemitraan perusahaan. Sortasi adalah kegiatan pemilahan kedelai hitam agar mampu memenuhi standar PT.Unilever Indonesia Tbk. Sejauh ini, pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan Persada telah mampu membangun rasa percaya diri dan pengetahuan para petani wanita melalui seni tari, teater, hingga pembuatan koran selembar. Melengkapi itu Yayasan juga telah memberikan pemberdayaan agar para petani wanita mampu meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui kelompok usaha bersama. Caroll mengungkapkan terdapat empat tangga CSR yang dapat menilai sejauh mana suatu perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial. Pertama adalah maximizing profit, obey the law, be ethical, dan be a good citizen. PT.Unilever Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang berada pada tangga maximizing profit, artinya adalah perusahaan ini masih mengikat petani kedelai hitam selaku produsen tetap demi meningkatkan ekonomi perusahaan. Seyogyanya, pemberdayaan masyarakat adalah dengan memperkaya kemampuan masyarakat mulai dari asset dan akses. Kendati PT.Unilever telah memberikan malika sebagai modal kepada petani, tetapi petani tidak dibekali jaringan dalam menjual hasil panen malika secara bebas.
Empowerment of black soybean farmers is one of the programs run by PT. Unilever Indonesia Tbk as part of Corporate Social Responsibility ( CSR ). Today, the meaning of Corporate Social Responsibility is not just limited to collecting corporate profits, given that business ethics are more to profit, people and planet that supported the Triple Bottom Line. One form of CSR undertaken by PT. Unilever Indonesia Tbk is a partnership that is done through the empowerment of black soybean farmers. The method used in this research is descriptive qualitative method of analysis. This method, combined with the use of purposive and snowball to get informants associated with the partnership PT. Unilever Indonesia Tbk. Data were obtained from a single informant, and triangulated with other informants corroborated with field observations to obtain a high validity. This research was conducted in two Padukuhan, namely Padukuhan Siten and Plumbungan contained in Sumbermulyo Village, District Bambanglipuro, Bantul. This area is an agricultural area with the majority of people who work as farmers. Agriculturists - planting farmers have knowledge and a good harvest for generations and are ready to partner , this will be the capital for the community in collaboration with the company. In practice, PT. Unilever Indonesia Tbk that has formed Unilever Indonesia Foundation also solicit cooperation with the Foundation Persada and seed experts from the Faculty of Agriculture, Gadjah Mada University. The experts in this type of soybean seeds called Malika black. Bango soy sauce as the main ingredient, then entrusted to Malika black soybean farmers as planting stock with regular coaching by experts seeds and Unilever Indonesia Foundation. Empowerment is done to improve the knowledge of the black soybean planting method is good and right to be able to produce the seeds are ready to be sent to Malika PT. Unilever Indonesia Tbk. As with the Faculty of Agriculture, Unilever Indonesia Foundation with the Foundation Persada more engaged in the empowerment of women farmers. The foundation has established a group of grading which is part of a partnership firm. Sorting is a sorting activity of black soybeans to meet safety standards PT. Unilever Indonesia Tbk. So far, empowerment conducted by Persada Foundation has been able to build the confidence and knowledge of women farmers through the art of dance, theater, to manufacture a sheet of paper. Completing the Foundation also has given the empowerment that women farmers were able to increase the domestic economy through business groups. Carroll reveals there are four stairs CSR to assess the extent to which a company's social responsibility . The first is maximizing profit, obey the law, be ethical, and be a good citizen. PT. Unilever Indonesia Tbk is a company that is on the ladder maximizing profit, meaning the company is still binding as the producer of black soybean farmers remain firm for the sake of boosting the economy. Should, community empowerment is the ability to enrich the community ranging from asset and access. Although PT. Unilever has given Malika as capital to farmers, but the farmers are not equipped to sell their harvest tissue Malika freely.
Kata Kunci : pemberdayaan, Corporate Social Responsibility, kemitraan antar aktor.