Laporkan Masalah

EVALUASI DATA KEDALAMAN LAUT DARI CITRA LANDSAT 7 ETM+ (Studi Kasus Perairan Pantai Sadeng, Yogyakarta)

PAOLO TUANAKOTTA SRG, Abdul Basith, ST, M.Si, Ph.D.

2013 | Skripsi | TEKNIK GEODESI

Salah satu cara untuk menghasilkan sumber data mengenai kedalaman laut adalah dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh. Teknologi ini bisa mempermudah dalam penyajian data kedalaman suatu perairan tanpa harus melakukan pengukuran langsung ke lapangan. Salah satu metode yang sering digunakan untuk menghasilkan data kedalaman adalah dengan menggunakan metode Jupp. Metode ini pernah digunakan untuk menghasilkan data kedalaman di Kepulauan Seribu, dimana jenis perairannya yang relatif tenang. Penelitian ini mengaplikasikan menggunakan metode Jupp untuk menghasilkan data kedalaman di daerah Pantai Sadeng yang perairannya relatif dinamis. Hasil penelitian menjelaskan data kedalaman citra Landsat 7 ETM+ daerah Pantai Sadeng kurang akurat. Hal ini ditunjukkan dengan rasio banyaknya piksel dari kedalaman citra yang bertampalan terhadap data kedalaman GEBCO yang tidak konsisten. Metode Jupp pada kedalaman 0 sampai 1 meter, data kedalaman GEBCO memenuhi distribusi piksel 42,2%, sedangkan data kedalaman dari citra hanya 15,6%. Metode Jupp pada kedalaman 1 sampai 5 meter, data kedalaman GEBCO memenuhi distribusi piksel 43,9%, sedangkan data kedalaman dari citra hanya 2,1%. Metode Jupp pada kedalaman 5 sampai 15 meter, data kedalaman GEBCO memenuhi distribusi piksel 22,3%, sedangkan data kedalaman dari citra hanya 13,9%. Metode Jupp pada kedalaman 15 sampai 25 meter, data kedalaman GEBCO memenuhi distribusi piksel 89,9%, sedangkan data kedalaman dari citra hanya 2,9% . Oleh sebab itu, metode Jupp tidak akurat untuk perairan dinamis. Penelitian ini diawali dengan koreksi radiometri dan geometri terhadap citra Landsat 7 ETM+, penentuan batas daratan dan perairan menggunakan rumus masking dan penentuan training area dengan mengacu pada peta Lingkungan Laut Nasional. Setelah itu dilakukan penentuan zona depth of penetration (DOP), tiap-tiap kedalaman dengan menggunakan nilai statistik dari tiap-tiap band. Selanjutnya melakukan interpolasi daerah penetrasi, klasifikasi citra dan analisis hasil dengan cara menghitung banyak piksel dari data kedalaman Landsat 7 ETM+ yang bertampalan dengan data acuan GEBCO. Hasil kedalaman dari citra disimbolkan dengan warna sedangkan data kedalaman GEBCO disimbolkan dengan polygon antar kontur kedalaman.

One way to generate the source data on the depth of the sea is to use remote sensing technology. This technology can simplify the presentation of ocean depth data of the water without having to make direct measurements in the field. One method that is often used to generate ocean depth data is to use Jupp’s method. This method has been used to generate data on the depth of Kepulauan Seribu, where the characteristic is relatively shallow waters. This study applied Jupp’s method to generate depth data on areas where the waters of Sadeng relatively dynamic. This research began of this research is radiometric and geometric correction of the Landsat 7 ETM + imagery, the boundary of land and water is used masking formulas and training area determination with reference to the National Marine Environment map. After the process, the depth zone of penetration (DOP) is determined, each depth decided using the statistical value of each band. Furthermore, interpolate the regional penetration, image classification and analysis of the results by measuring the number of pixels of ocean depth data of Landsat 7 ETM + which is overlap with the reference data of GEBCO. Depth result of the image is symbolized by the color and depth data of GEBCO symbolized by a polygon between depth contours . The results shows the depth data of Landsat 7 ETM + imagery of Sadeng less accurate. This is indicated by the ratio of the number of pixels of the image depth that overlap the GEBCO depth data that are not consistent. With in depth range of 0 to 1 meter according to Jupp depth definition, GEBCO depth data agrees 42,2%, while depth data generate from image only agrees 15,6%. Depth range of 1 to 5 meters according to Jupp depth definition, GEBCO depth data agrees 43,9%, while depth data generate from image only agrees 2,1%. Depth range of 5 to 15 meters according to Jupp depth definition, GEBCO depth data agrees 22,3%, while depth data generate from image only agrees 13,9%. Depth range of 15 to 25 meter according to Jupp depth definition, GEBCO depth data agrees 89,9%, while depth data generate from image only agrees 2,9%. Hence, ocean depth generated from Landsat 7 ETM image over dynamic ocean water is not accurate.

Kata Kunci : Kedalaman laut, Citra Landsat 7 ETM+, GEBCO, DOP, Pantai Sadeng.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.