EVALUASI PENGGUNAAN TANAH TERHADAP RENCANA TATA RUANG WILAYAH (Studi Kasus : Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah)
SEKENDI ANDRIAJI, Ir. Prijono Nugroho, M.S., Ph.D.
2014 | Skripsi | TEKNIK GEODESIserta Laju pertumbuhan penduduk yang pesat perkembangan sarana dan prasarana baru di Kecamatan Karanganyar akan meningkatkan pemanfaatan dan pengelolaan tanah. Hal ini juga mendorong terjadinya perubahan penggunaan tanah sebagai bagian penting dari pemanfaatan tata ruang. Kondisi seperti ini akan terus berlanjut mengingat ketersediaan tanah yang sangat terbatas dan semakin sempit luasnya, meskipun telah terdapat RTRW sebagai pedoman pemanfaatan dan pengendalian tata ruang wilayah. Dinamika perubahan penggunaan tanah di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar tidak terlepas dari dampak pertumbuhan penduduk dan perekonomian daerah seperti industri, perdagangan dan jasa. Dalam evaluasi tentang penggunaan tanah berdasarkan RTRW ini digunakan beberapa data yaitu data penggunaan tanah sampai dengan bulan November tahun 2012 yang diperoleh dari observasi lapangan, peta RTRW tahun 2010 sampai dengan 2030 yang diperoleh dari Bappeda Karanganyar, peta administratif Kabupaten Karanganyar yang didapat dari Kantor Pertanahan Kabupaten Karanganyar, dan citra Ikonos yang didapat dari instansi terkait. Kegiatan aplikatif ini dilaksanakan di lingkup Kecamatan Karanganyar dengan menggunakan teknik overlay antara peta penggunaan tanah dengan peta rencana tata ruang wilayah, sedangkan analisisnya dilakukan dengan metode analisis deskriptif. Hasil kegiatan aplikatif ini adalah dari 10 jenis penggunaan tanah yang ada didominasi oleh tanah persawahan, tanah tegalan dan tanah perumahan. Dari segi kesesuaian perubahan dengan RTRW, secara umum masih sesuai dengan RTRW yaitu sebesar 68,763 %, untuk penggunaan tanah yang mendukung RTRW sebesar 6,649 %, sedangkan untuk penggunaan tanah yang tidak sesuai dengan RTRW sebesar 24,586 %, Hal ini mengartikan bahwa penggunaan tanah yang terjadi sampai dengan bulan November tahun 2012 sebagian sudah memenuhi kriteria yang sesuai dan mendukung, namun masih ada yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.
and The rapid population growth rate the development of new infrastructures in the Karanganyar subdistrict will increase the utilization and the management of land. It also led to changes in land use as an important part of spatial utilization. These conditions are likely to continue reckon the very limited availability of land and the narrower extent, although there has been a spatial plan as a guide to use and spatial control. Dynamics of changes in land use in the subdistrict of Karanganyar can not be separated from the impact of population growth and economic areas such as industry, commerce and services. In this evaluation of a land use based on spatial plan uses some data such as the data of land use until November 2012 that were obtained from field observations, spatial plan maps from 2010 to 2030 were obtained from Bappeda Karanganyar, Karanganyar administrative maps obtained from the Land Office of Karanganyar subdistrict, and Ikonos imagery obtained from the relevant authorities. This activities carried out in the scope of Karanganyar Subdistrict using overlay technique between the land use map with the map of spatial plan, while the analysis was conducted using descriptive analysis. The results of this applicative activity are from 10 types of existing land use is dominated by agricultural land, lea land and residential land. In terms of changes of suitability with the spatial plan, in general they are still in accordance with the spatial plan that is equal to 68.763%, for the land use that supports spatial plan is equal to 6.649%, while for the land use which is not in accordance with the Spatial amounted to 24.586%, This means that the land use that occurred until November of 2012 partially meets the criteria which are appropriate and supportive, but there are still not in accordance with the spatial plan.
Kata Kunci :