Laporkan Masalah

Konsumsi makanan jadi di Daerah Istimewa Yogyakarta

HIDAYATI, Ratnaningsih, Dr.Ir. M. Maksum, M.Sc

2001 | Tesis | S2 Ekonomi Pertanian

Kecenderungan bergesernya konsumsi masyarakat dari bahan makanan mentah menjadi makanan siap santap (makanan jadi) merupakan fenomena yang menarik untuk dikaji. Data Susenas menunjukkan bahwa propinsi DIY merupakan konsumen makanan jadi terbesar kedua setelah propinsi DKI Jakarta. Tingginya tingkat konsumsi ini tentu tidak lepas dari pengaruh faktor-faktor sosial selain faktor ekonomi yang memegang peranan penting. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan ( I ) memperoleh gambaran tentang konsumsi makanan jadi yang diteliti di DIY; (2) mengetahui elastisitas konsumsi dari komoditi makanan jadi yang diteliti; (3) mengetahui pengaruh karakteristik sosiodemografi terhadap konsumsi makanan jadi di DIY dan (4) mengetahui perkembangan konsumsi makanan jadi yang diteliti pada periode 1996-1999. Data yang digunakan adalah data mentah hasil susenas 1996 dan 1999. Pengolahan data dilakukan dengan metode Tobit yang akan menghasilkan estimator yang tidak bias dan konsisten. Secara umum faktor-fkktor yang mcmpcngaruhi konsumsi nasi rames adalah harga bakso, jumlah anggota keluarga scrta wilayah tcrnpat tinggal konsumen. Tingkat konsumsi bakso dipengaruhi oleh pendapatan rumah tangga, jumlah pelajar dalam rumah tangga serta wilayah tempat tinggal. Faktor penentu pada konsumsi soto adalah faktor pendapatan, jumlah anggota rumah tangga, jumlah pekerja dalam rumah tangga, jumlah pelajar dalam rumah tangga, periode krisis ekonomi dan wilayah tempat tinggal konsumen. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi gado-gad0 adalah pendapatan, jumlah anggota rumah tangga serta wilayah tempat tinggal. Konsumsi beberapa jenis makanan jadi di DIY ternyata lebih dipengaruhi oleh faktor karakteristik sosiodemografi. Jumlah anggota rumah tangga berpengaruh negatif terhadap konsumsi makanan jadi jenis nasi rames dan soto. Jumlah pelajadmahasiswa memberikan pengaruh positif pada konsumsi soto dan bakso dan jumlah pekerja juga berefek positif hanya pada konsumsi soto. Secara umum masyarakat yang tinggal kota Yogyakarta lebih banyak mengkonsumsi makanan jadi dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di kabupaten Kulon Progo, kabupaten Bantu], kabupaten Gunung Kidul dan kabupaten Sleman.

Consumer food purchasing is now changing from food prepared at home to food prepared outside home (food-away fi-om home). According to the data of National Socio Economic Survey 1996 and 1999 consumption of prepared food in D.I. Yogyakarta (Yogyakarta Special Region) province is the second largest in Indonesia after the DKI Jakarta's. Social factors such as household size, number of student in the household etc were contributed to this phenomenon as well as economic factors such as income and prices. This research was conducted to identify factors that influence consumption of prepared food in Yogyakarta special region and understanding the trend of the consumption between 1996- 1999. The data was taken from National Socio- Economic Survey (1996 and 1999) with a household as a unit of consumer. Tobit (Tobin's probit) was performed to do the analysis because the data was censored. Unlike the OLS, Tobit's estimator is unbiased and consistent. Result from analysis show that consumption of nasi rarnes was influenced by price of bakso, household size, and administrative area of consumer's residence Consumption of bakso was influenced by household's income, number of student in the household and administrative area of consumer's residence. Factors that influence consumption of soto in Yogyakarta special region were household's income, household size, number of student in the household, number of labor in the household and administrative area of consumer's residence. Consumption of gado-gado was influenced by household's income and administrative area of consumer's residence. In general consumption of prepared food was influenced greater by sociodemographic caracteristics. Household size influence negatively to consumption. Number of student in the household give the positive influence to consumption of nasi rames and soto. Number of labor give the positive influence only for consumption of soto and Consumer who lives in Yogyakarta city was consume more prepared food than consumer who lives in District of Kulon Progo, Bantul, Gunung Kidul and Sleman.

Kata Kunci : Ekonomi Pertanian,Konsumsi Makanan Jadi, consumption, prepared food, Tobit, sociodemographic characteristics


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.