ORA OBAH ORA MAMAH Studi Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Strategi Adaptasi Masyarakat Enclave Ngadas di Tengah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

HERNUNG SAKTYORINI, Dr. Bambang Hudayana M. A

2013 | Skripsi | ANTROPOLOGI BUDAYA

Tulisan ini mencoba membahas strategi yang dilakukan oleh masyarakat Ngadas di tengah keterbatasan sumber daya. Tidak hanya strategi bertani, bagaimana pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya hutan dan lahan juga menjadi salah satu hal yang menarik untuk dibahas dalam tulisan ini. Keberadaan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di tengah masyarakat Ngadas memberi dampak yang cukup signifikan. Pemanfaatan sumber daya hutan dan lahan yang semakin terbatas membuat masyarakat Ngadas harus melakukan berbagai laku adaptif untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka. Bagi masyarakat Ngadas, sumber daya hutan dimaknai sebagai sumber daya alam yang memiliki nilai ekonomi, religi dan sosial-budaya. Ketergantungan masyarakat Ngadas terhadap hutan ini ditanggapi oleh pihak taman nasional dengan dibentuk zona pemanfaatan tradisional berupa pemanfaatan lahan di sekitar enclave. Sementara untuk pemanfaatan non-lahan, pihak taman nasional memperbolehkan masyarakat memungut hasil hutan dengan syarat tertentu. Krisis lahan dan sumber daya hutan bukanlah harga mati bagi masyarakat Ngadas. Mereka mampu mengoptimalkan keterbatasan lahan yang ada sehingga mampu mencukupi kebutuhan subsistennya. Revolusi Hijau di dataran tinggi ikut menyumbangkan kemudahan akses terhadap uang tunai serta diversifikasi pekerjaan di Ngadas. Romantisme kehidupan di Ngadas yang menyiratkan kesederhanaan, keluguan dan egaliter kali ini harus menerima bahwa dalam kehidupan mereka telah tercipta kelas-kelas sosial. Kelas-kelas sosial inilah yang turut mempengaruhi strategi bertahan masyarakat Ngadas di tengah himpitan harga-harga kebutuhan yang semakin melambung. Begitu juga dengan laku adaptif yang dilakukan oleh petani yang berbeda-beda sesuai dengan kelas sosial masing-masing.

This paper attempt to discuss the strategy taken by the people of Ngadas in the middle of their limited resource. It is not just the strategy of farming, how the management and the use of forest and land resource also become an interesting part to discuss in this paper. The existence of Bromo Tengger Semeru national park in the middle of the Ngadas society gives a significant effect. The use of forest and land resource that become limited has force the people of Ngadas taken some adaptive act in order to fulfill their needs. For the Ngadas society, the forest resource interpreted as a natural resource that have an economical, religious and socio-cultural values. The dependent of the Ngadas people with the forest being react from the national park with forming a traditional utilization zone to utilize the land around enclave. Meanwhile the nonland utilization the national park allow the people to gather the forest products under terms and condition. The land and forest resource crisis were not the end for the Ngadas people. They were able to optimize their limited land to fulfill their subsistence needs. Green revolution in the highland also contribute to access for cash money and also the diversification of jobs in Ngadas. The life romance in Ngadas that shows a simplicity, innocence and egalitarian now have to accept that among them already created a social classes These social classes were contribute to affect the Ngadas society defense strategy in the middle of the difficult times because of the increased price of needs. There were also a different of adaptive act taken by the farmer based on their social class.

Kata Kunci : -