STUDI KASUS PRAKTEK KOMUNIKASI PUBLIK PEMIMPIN MISA MEMBAWAKAN HOMILI DALAM EKARISTI KAUM ANAK DI GEREJA KATOLIK SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA
CICILLIA LINTANG GENTAWANI, Muhammad Sulhan, S.IP., M.Si.
2013 | Skripsi | Ilmu KomunikasiMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ekaristi merupakan perayaan ibadat mengucapkan pujian dan syukur kepada Allah, biasanya disebut Misa Kudus. Tata Perayaan Ekaristi (TPE) memiliki empat bagian penting, yaitu Pembukaan, Liturgi Sabda, Liturgi Ekaristi, dan Penutup. Dalam Liturgi Sabda, homili memiliki peran yang sangat penting. Homili merupakan bagian inti dalam Liturgi Sabda. Homili sangat memiliki peran penting sebagai “penterjemah†Injil agar dapat dipahami oleh umat dengan baik. Pemimpin misa mencoba untuk menerjemahkan isi kitab suci agar dapat dipahami oleh umat di kehidupan seharihari. Oleh sebab itu pemimpin misa sebagai pembawa homili sangat memiliki peran penting baik bagi umat maupun bagi Gereja. Hendrikus (1991) menyatakan bahwa homili merupakan salah satu contoh dari bentuk retorika. Gereja Katolik St. Antonius Kotabaru merupakan bagian dari Keuskupan Agung Semarang. Sejak 1 Januari 1934, menjelang pemberkatan gereja Bintaran, Kotabaru menjadi Paroki pemekaran darinya. Gereja St. Antonius Kotabaru menyelenggarakan Ekaristi Kaum Anak (EKA) secara rutin setiap bulannya. Tidak hanya itu PIA Gereja St. Antonius Kotabaru juga mengundang anak-anak dari paroki-paroki sekitar Gereja St. Antonius untuk ikut serta dalam EKA. EKA Gereja St. Antonius Kotabaru identik dengan kreativitas dan sukacita anak-anak. Liturginya disusun dengan memperhatikan karakter anak-anak yang ceria. Penyusunannya memperhatikan Pedoman Umum TPE. Kemanusiaan-iman anakanak dibangun melalui pengolahan tema, doa-doa, lagu-lagu, bacaan-bacaan, homili, termasuk dekorasi dan suasana atau dinamika liturgi EKA. Harapannya, anak-anak mengalami perjumpaan pribadi dengan Allah dalam Ekaristi. Tapi pada kenyataannya terdapat sebuah polemik ketika seorang pemimpin Misa di Gereja Katolik menyampaikan Homili saat EKA seperti yang terjadi di Gereja Katolik Santo Antonius Kotabaru, Yogyakarta. EKA adalah Ekaristi yang diselenggarakan dengan nuansa anak-anak. Pada dasarnya tidak ada peraturan yang mengikat tentang hak umat untuk memilih ekaristi mingguan yang akan diikutinya. Kenyataannya saat ini umat yang hadir pada EKA mayoritas adalah orang tua dan remaja. Hal ini membuat pemimpin ekaristi kaum anak harus cermat membawakan Homili agar dapat dimengerti oleh seluruh umat. Dari keadaan ini, penulis ingin meneliti strategi dan teknik komunikasi, baik itu persiapan homili yang dilakukan oleh pemimpin misa, komunikasi verbal dan komunikasi non verbal pemimpin Misa dalam menyampaikan homili pada penyelenggaraan EKA di Gereja Katolik Santo Antonius Kotabaru, Yogyakarta. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian bersifat kualitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, pengamatan (observasi), dan penelaah dokumen.
-
Kata Kunci : homili, retorika, komunikasi publik, komunikasi verbal, komunikasi non verbal