PERBANDINGAN VERBA TSUKERU DAN KAKERU
THATHIT P GEGANA, Yayan Suyana, S.S., M.A.
2013 | Skripsi | SASTRA JEPANGSkripsi ini membahas tentang penggunaan verba tsukeru dan kakeru, serta membandingkan penggunaan kedua verba tersebut. Alasan penulis mengambil kedua verba ini untuk diteliti adalah kedua verba ini dapat diterjemahkan ke dalam verba yang sama dalam bahasa Indonesia pada beberapa objek yang sama, sehingga menyulitkan pembelajar bahasa Jepang dari Indonesia. Penulis kemudian menggunakan tiga kokugo jiten (ensiklopedia bahasa Jepang) yaitu Iwanami Kokugo Jiten, Shuueisha Kokugo Jiten dan Kiso Nihongo Jiten untuk mencari tahu penggunaan kedua verba tersebut. Dari ketiga ensiklopedia tersebut, diketahui bahwa verba tsukeru dan kakeru memiliki berbagai macam penggunaan. Verba tsukeru pada dasarnya menunjukkan aktivitas ‘menghubungkan dua benda yang terpisah, atau menghubungkan suatu benda dengan suatu tempat dan membuatnya dalam keadaan yang tidak terpisahkan’. Sedangkan verba kakeru pada dasarnya menunjukkan aktivitas ‘menghubungkan benda yang tidak stabil ke benda yang dapat membuatnya stabil’. Ada tiga penggunaan yang saling tumpang tindih antara verba tsukeru dan kakeru, yang kemudian disebut tsukeru dan kakeru A; tsukeru dan kakeru B; dan tsukeru dan kakeru C. Penulis menggunakan analisis komponen makna dan tata bahasa kasus untuk melihat perbedaan ketiga penggunaan yang saling tumpang tindih dari verba tsukeru dan kakeru. Verba tsukeru dan kakeru A memiliki persamaan pada pola kalimat ‘A wo B ni V’, dengan A (theme) berupa benda cair, B (goal) berupa lembaran, dan V adalah verba tsukeru atau kakeru sebagai predikat, hasil aktivitas kedua verba adalah A menutupi B. Sedangkan perbedaannya yaitu pada pola kalimat yang sama dengan A berupa benda padat dan B berupa benda cair, hasil verba tsukeru adalah A berada di dalam B, sementara verba kakeru tidak dapat muncul sebagai predikat pada kalimat tersebut. Verba tsukeru dan kakeru B memiliki persamaan yaitu dapat diterjemahkan sebagai ‘menyalakan’ untuk objek berupa benda elektronik. Perbedaan verba tsukeru dan kakeru B adalah gambaran terhadap aktivitas ‘menyalakan’ tersebut, yaitu ‘mengubah alat elektronik dari keadaan mati (OFF) menjadi keadaan hidup (ON)’ pada verba tsukeru, dan ‘melakukan sesuatu menggunakan fungsi alat elektronik’ pada verba kakeru. Verba tsukeru dan kakeru C memiliki persamaan yaitu dapat diterjemahkan sebagai ‘memakai, memakaikan’ untuk objek berupa aksesoris. Perbedaan verba tsukeru dan kakeru C adalah ada tidaknya keterbatasan pada bentuk objeknya. Verba tsukeru C tidak memiliki batasan bentuk objek yang dapat muncul, sedangkan verba kakeru C memiliki batasan bentuk objek yaitu objek yang berbentuk ciut panjang.
This undergraduate thesis explores and compares two verbs, tsukeru and kakeru. The writer chose these verbs because they can be translated into the same verbs in Indonesian for several same objects, and it became an obstacle for Japanese learners from Indonesia. The writer used three kokugo jiten (encyclopedia of Japanese language), which are Iwanami Kokugo Jiten, Shuueisha Kokugo Jiten, and Kiso Nihongo Jiten to research on the applications of these verbs. The writer used component-of-meaning and case grammar to analyze the similarity and difference of these overlapping applications. The similarity of tsukeru and kakeru A is, if the sentence form is ‘A o B ni V’, where A (theme) is a liquid, B (goal) is a solid sheet, and V is tsukeru or kakeru as a predicate, the action result will be A covering B. The difference is, if in the sentence form mentioned before, A is a solid and B is a liquid, the result for tsukeru will be a state where A is soaked in B, whereas kakeru will not be able come as a predicate for such sentence. The similarity of tsukeru and kakeru B is that they can be translated into ‘turn on’ in Indonesian if the object is electronic goods or appliances. The difference is the image of the action, where tsukeru express the action of ‘switch the electronic good from OFF to ON’ and kakeru express the action of ‘doing a job with the help of the electronic good’. The similarity of tsukeru and kakeru C is that they can be translated into ‘wear, put on’ in Indonesian if the object is accessories. The difference is the existence of limitation of object’s shape. No matter the shape, most of accessories can be the object of tsukeru to express the action of ‘wear, put on’, but only the accessories of which shape are long and narrow that can be the object of kakeru to express the action of ‘wear, put on’. According to those encyclopedias, tsukeru and kakeru have various applications. Tsukeru is a verb used basically to express the action of ‘connect two separated things, or connect a thing to a place, and then make them unable to be separated’. Whereas kakeru is a verb used basically to express the action of ‘connect an unstable thing to other thing which can make them stable’. There are three applications of tsukeru and kakeru which are overlapping each other, which later mentioned as tsukeru and kakeru A; tsukeru and kakeru B; and tsukeru and kakeru C.
Kata Kunci : verba, tsukeru, kakeru, penggunaan