PEMETAAN KERENTANAN AIRTANAH DI KECAMATAN GAMPING, KABUPATEN SLEMAN, PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
SANGKA ARYA W, Dr. Doni Prakasa Eka Putra, S.T., M.T.
2014 | Skripsi | TEKNIK GEOLOGImenyatakan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 12 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman Tahun 2011 – 2031 bahwa Kecamatan Gamping akan dikembangkan menjadi suatu kawasan industri menengah dan kawasan permukiman perkotaan dengan kepadatan penduduk tinggi. Untuk mengetahui ketepatan perencanaan tata ruang wilayah ini menurut aspek hidrogeologinya maka perlu dilakukan pemetaan kerentanan airtanah terhadap pencemaran. Hasil evaluasi antara RTWT dan tingkat kerentanan airtanah berguna sebagai dasar pengambilan keputusan di pemerintahan tentang pemanfaatan lahan dan perlindungan air tanah. Tahapan pertama pemetaan kerentanan airtanah terhadap pencemaran ini dilakukan dengan melakukan pemetaan hidrogeologi untuk mengetahui kedalaman muka airtanah dan litologi penyusun zona tidak jenuh air, pengambilan sampel airtanah serta pengumpulan data sekunder berupa data curah hujan dan suhu permukaan tahunan yang digunakan untuk memperkirakan jumlah imbuhan airtanah. Uji laboratorium berupa grain size analysis dilakukan untuk mengklasifikasikan litologi zona tidak jenuh air serta uji kandungan nitrat pada sampel airtanah. Hasil observasi lapangan mmenunjukkan bahwa ketebalan zona tidak jenuh air 1-12 m, material penyusun zona tidak jenuh air didominasi oleh pasir serta nilai imbuhan airtanah rata-rata sebesar 338,4 mm/tahun. Peta kerentanan airtanah diperoleh dengan mengimplementasikan parameter kedalaman airtanah, litologi penyusun zona tidak jenuh air dan imbuhan airtanah dengan menggunakan metode Simple Vertical Vulnerability. Tingkat kebenaran dari peta kerentanan ini divalidasi dengan cara membandingkan kelas kontaminan, tata guna lahan dan kadar nitrat pada airtanahnya. Hasil penelitian menunjukkan Kecamatan Gamping terdiri dari zona kerentanan airtanah tinggi (nilai perlindungan efektif sebesar 19 - 24) dan zona kerentanan airtanah sangat tinggi (nilai perlindungan efektif sebesar 25 - 30), kadar nitrat pada airtanah umumnya masih dibawah 10 mg/L, dimana kadar nitrat tertinggi diperoleh pada tata guna lahan pemukiman padat penduduk. Hal ini membuktikan bahwa pencemaran airtanah ditentukan oleh interaksi antara tata guna lahan sebagai sumber pencemar dan kerentanan airtanah.
about Sleman Regency Regulation No. 12 2012 Sleman Regency Spatial Planning 2011-2031 stated that Gamping District will be developed into a mediumsized industrial zones and urban residential areas with high population density. To determine the accuracy of the spatial planning according hydrogeology aspect, Groundwater contamination vulnerability mapping is necessary to be done. The results of the spatial planning and groundwater vulnerability evaluation are useful as a basis for decision making in the government about land use and groundwater protection. The first stage of groundwater pollution vulnerability mapping are hydrogeology mapping to determine the depth of groundwater and lithology unsaturated zone, groundwater sampling and collection of secondary data like rainfall and annual surface temperatures that are used to estimate the amount of groundwater recharge. Laboratory tests such as grain size analysis is performed to classify lithology of the unsaturated zone and nitrate analysis test to determine nitrate content in groundwater samples. Field observations results show that the thickness of unsaturated zone water is 1 to 12 m, lithology unsaturated zone is dominated by sand and average groundwater recharge value is 338.4 mm / year. Groundwater vulnerability maps is obtained by implementing groundwater depth, unsaturated zone lithology and groundwater recharge using Simple Vertical Vulnerability method. Groundwater vulnerability map is validated by comparing the class of contaminants, land use and nitrate content in groundwater in each class. The results showed that Gamping District consists of high groundwater vulnerability zone ( final score of protective effectiveness of the unsaturated zone is 19 to 24 ) and very high groundwater vulnerability zone ( final score of protective effectiveness of the unsaturated zone is 25 to 30 ), nitrate content in groundwater are generally still below 10 mg / L, the highest nitrate content is located on densely populated area land use. This is proved that the pollution of groundwater is determined by the interaction between land use as a source of groundwater contaminants and groundwater vulnerability.
Kata Kunci : Kecamatan Gamping, kerentanan airtanah , metode SVV.