SIMBOL-SIMBOL ZEN DALAM SHOUJIN RYOURI YANG TERDAPAT DALAM KATEI RYOURI

ANNISA PUJI MIRANDA, Wiwik Retno H., S.S., M.Hum

2013 | Skripsi | SASTRA JEPANG

Skripsi ini merupakan hasil penelitian mengenai makna dan perubahan makna simbol-simbol Zen dalam shoujin ryouri yang terdapat dalam masakan rumahan Jepang atau katei ryouri. Alasan penulis memilih tema ini adalah karena masakan rumahan Jepang memiliki kemiripan secara visual dengan shoujin ryouri, yaitu pada penggunaan bahan baku sesuai dengan musim yang sedang berlangsung, warnawarna pada masakan, dan penghidangan pada piringan-piringan kecil. Dari kemiripan tersebut penulis memiliki dugaan bahwa katei ryouri tidak saja mengadopsi konsep shoujin ryouri secara visual tetapi juga mengadopsi simbol-simbol Zen yang terdapat dalam shoujin ryouri pada katei ryouri. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dan deskriptif. Penulis menggunakan metode studi pustaka untuk memperoleh data yang valid, dan menggunakan pendekatan pemikiran Analisis Simbol Sakral dalam Agama oleh Clifford Geertz. Dari hasil analisis, penulis menyimpulkan bahwa makna simbol Zen dalam shoujin ryouri yang terdapat dalam katei ryouri ada tiga, yaitu pertama, pada penggunaan bahan baku sesuai dengan musim yang sedang berlangsung sebagai simbol keseimbangan. Kedua, pada pengolahan masakan sebagai simbol ketidakserakahan dan simbol kedisiplinan. Ketiga, pada penghidangan secara individu yaitu simbol tanggung jawab. Sedangkan perubahan makna simbol ada tiga yaitu pertama, dari penggunaan bahan baku tidak terdapat simbol fusesshou (larangan untuk tidak membunuh). Kedua, simbol pada kelima warna pada masakan sebagai simbol dari sifat-sifat manusia tidak terdapat pada katei ryouri, warna hanya sebagai nilai estetik tanpa mengandung makna sakral. Ketiga, simbol pada porsi dan jumlah makanan yang dihidangkan sebagai simbol kesederhanaan tidak terdapat dalam katei ryouri.

This study analyzes the meaning and the alteration meaning of Zen symbols of shoujin ryouri contained in Japanese home cooking or katei ryouri. The reason why the writer uses this topic is because Japanese home cooking has similarity in visual term with shoujin ryouri from the use of seasonal ingredients, the dishes colors, and the serving in small dishes. From the similarity the author estimate that katei ryouri adopt shoujin ryouri concept not only in visual term but also the Zen symbols in shoujin ryouri on katei ryouri. The author uses qualitative and descriptive method. The author uses library research methods to obtain valid data and using thoughtful approach Sacred Symbols Analysis in Region by Clifford Geertz. From the analysis, the author concludes that there are three meanings of Zen symbols in shoujin ryouri on katei ryouri. The first point is the use of seasonal ingredients as the symbol of balance. The second point is that the cooking method itself is presented as a symbol of discipline and altruism. The third point, in the way of serving food expressed the sense of responsibility. On the other hand, the alteration meaning of the Zen symbols is following three points. First, from the use of the ingredients doesn’t contain the symbol of fusesshou (prohibition to not killing) on katei ryouri. Second, the symbol on the five colors on the dish as a symbol of human’s character are not applied on katei ryouri. The five colors on katei ryouri only represent the aesthetics, not a symbol of holiness. Third, the symbol on the dishes portion and food amount as a symbol of simplicity are not applied on katei ryouri.

Kata Kunci : Zen, Shoujin Ryouri, Katei Ryouri, Budaya Kuliner Jepang, Zen, Shoujin Ryouri, Katei Ryouri, Japanese Culinary Culture