Laporkan Masalah

DINAMIKA PSIKOLOGIS PELAKU PERKAWINAN ANTARETNIS Manifestasi dan Dinamika Interdependensi pada Relasi Perkawinan Perempuan Tionghoa dengan Laki-laki Jawa

JONY EKO YULIANTO, Prof. Dr. Faturochman, MA.

2013 | Tesis | S2 Psikologi

Orientasi perempuan Tionghoa dalam memilih pasangan pada penelitian ini lebih didasarkan pada kualitas personal tanpa memanang etnis pasangan. Hal ini kontradiktif dengan orientasi orangtua mereka yang lebih mengedepankan aspek kultural sehingga secara kuat mendorong anak-anaknya untuk melakukan pernikahan homogami. Perbedaan orientasi ini membuat perkawinan antaretnis Jawa dan Tionghoa cenderung memiliki latar belakang konflik. Suku Jawa dan etnis Tionghoa yang menekankan pentingnya harmoni sosial dalam relasi, membuat isu interdependensi pada perkawinan antaretnis menjadi hal yang penting untuk dikaji. Penelitian ini memiliki dua tujuan utama: Pertama, adalah untuk mengidentifikasi manifestasi interdependensi, dan kedua adalah memahami dinamika interdependensi pada relasi perkawinan perempuan Tionghoa dengan pria Jawa. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi pada empat pasang suami istri di Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manifestasi interdepensi pada pernikahan antaretnis setidaknya mencakup tiga domain utama, yakni konsolidasi peleburan identitas (identity), penggunaan kuasa (power), dan penggunaan sumber daya (resources). Konsolidasi individu dalam meleburkan identitas etnis dengan pasangan menunjukkan empat variasi: identitas yang melebur, identitas yang tersangkar (nested), penggunaan atribut yang sama, dan orientasi pada esensi nilai. Penggunaan kuasa menunjukkan tiga variasi: Hierarkhis yang bersifat absolut, dominasi yang berbasis domain, dan ko-hierarkhis (versatile). Penggunaan sumber daya menunjukkan tiga variasi: Penggunaan bersama (communal-sharing), transaksional, dan dominasi. Dinamika psikologis terbagi menjadi empat level analisis, yakni level interpersonal yang menekankan peranan kepercayaan dan ketidakpercayaan dalam pembentukan interdependensi, level intrapersonal yang menekankan peranan afeksi terhadap pasangan dan upaya melakukan falsifikasi terhadap prasangka kultural, level suprapersonal yang menekankan peranan kepercayaan terhadap faktor transendental, dan level antarkelompok yang menekankan peranan model metarelasional dengan orangtua pasangan dan lingkungan.

This study found that Chinese women’s orientation when looking for husband are more leaning toward personal qualities rather than ethnicity. This is contradictory with their parents’ orientation that prioritized cultural aspect, thus strongly encourage their children toward homogamy. This orientation difference caused Javanese and Chinese inter-ethnic marriage tends to have conflicting background. Javanese and Chinese ethnicity both emphasize the importance of social harmony in their relations. Does it exist in the marriage relation of Chinese women and Javanese man? This study was conducted by applying qualitative method with phenomenology approach on four married couples in Yogyakarta. The results show that interdependence manifestation in interethnic marriage includes identity establishment, the use of power, and the utilization of resources. Identity establishment consist of fused identity, layered identity, attributed identity, and valuefocused identity. The use of power existed in variations of hierarchy, domination, and versatile. The use of resource showed three variations of communal-sharing, transaction, and domination. Interdependent dynamics between husband and wife manifest in interpersonal level which emphasizes the role of trust and distrust, intrapersonal level which is expressed in affection toward spouse, suprapersonal level which is voiced in the role of trust toward transcendental agents, and intergroup level which is pointed to role of metarelational model of extended family.

Kata Kunci : interdependensi, perkawinan antaretnis, perempuan Tionghoa, laki-laki Jawa.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.