KARAKTERISASI ALIRAN LAHAR DENGAN ANALISIS AMPLITUDO REAL TIME SEISMIC AMPLITUDE MEASUREMENT (RSAM) DAN SPEKTRUM SINYAL SEISMIK MIKRO DI TIGA STASIUN PENGAMATAN GUNUNG MERAPI
PAULA ASCARYANI EFFRIANTO, Drs. Imam Suyanto, M.Si.
2014 | Skripsi | GEOFISIKATelah dilakukan penelitian mengenai pembagian fasies lahar berdasarkan analisis dari nilai amplitudo Real Time Seismic Amplitude Measurement (RSAM), seismogram dan spektrum frekuensi dari sinyal seismik mikro yang terekam di lereng Gunung Merapi, Jawa Tengah. Karena tingkat aktivitasnya yang tinggi ini, Gunung Merapi banyak menghasilkan material rombakan. Terhitung 140 juta m3 material rombakan terdeposisi dan berpotensi untuk menjadi bencana lahar. Penelitian ini dilakukan di 3 stasiun pengamatan Sungai Boyong, yakni SBY1, SBY2 dan 1 lainnya di Sungai Gendol, GDN1. Pengumpulan data dilakukan dengan seismometer 1 komponen dengan frekuensi diri 1 Hz dan samplingnya 100 Hz selama bulan Januari-Juli 2011. Data awal berupa data statistik RSAM dan data seismogram yang memiliki format .seisan yang harus dikonversi ke .sac sehingga bisa diolah dengan menggunakan software swarm atau Geopsy untuk menganalisis pola seismogram dan frekuensi spektrumnya. Nilai distribusi amplitudo dan frekuesni dari pengolahan data, dapat menunjukkan karakteristik dari kejadian lahar. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa dari stasiun pengamatan amplitudo RSAM menunjukkan suatu kejadian lahar berada pada kisaran 1000-10.500 ditemukan pada 6 tanggal kejadian. Amplitudo pada seismogramnya antara 1.075-16.235 counts dengan durasi kejadian minimal 1 jam. Frekuensi stream flow berada pada nilai rata-rata 2,51 Hz dengan amplitudo rata-ratanya 270 counts. Dari analisis spektrum terdapat 3 karakteristik aliran, yakni aliran debris dengan frekuensi dan amplitudo 15-16 Hz dan 9.035-16.235 counts di GDN1, 11-12 Hz dan 2.001-4.943 counts di SBY2 dan 7-10Hz dan 1.925-11.519 counts di SBY1. Aliran hyperconcentrated pada rentang 15-20 Hz dan 2.797-3.616 counts di GDN1, 15 Hz dan 6.690 counts di SBY1 dan 12-15Hz dan 1.075-1.864 counts di SBY2. Amplitudo meningkat menunjukkan energi yang meningkat akibat penambahan material, begitu pula dengan pengurangan nilai amplitudo. Amplitudo menurun juga dikarenakan atenuasi karena deposisi endapan material sebelumnya. Frekuensi meningkat dikarenakan terjadinya penambahan fluida yang memberi ruang gerak pada partikel untuk bertumbukan satu sama lain.
Study of the distribution values of Real Time Seismic Amplitude Measurement, seismogram time series and frequency spectrum from Micro tremor signal of lahars has been conducted in January to July 2011 at the mountainside of Merapi volcano. The activities of Merapi produce the high level of material’s concentration. 140millions m3 of the eruptions’ materials have been deposited around Merapi, and because of the high level of rainfalls, lahar hazard would be triggered. This study has been done in the 3 monitoring stations of Sungai Boyong, by names SBY1, SBY2 and near to Sungai Gendol by name GDN1. Data was collected using 1 component seismometers with a sampling rate 100 ms and a frequency of 1Hz. The first data is statistic values of RSAM and seismic data which have .seisan format that used to be converted to .sac format and processed by software Swarm and Geopsy for analyzing seismogram’s pattern and the frequency of its spectrum. These distribution values can show the characteristic of lahars. The results of data processing showed that the RSAM amplitudes have values by interval 1.000-10.500 for 6 events of lahars and 1.075-16.235 counts for their seismogram’s amplitude by at least 1 hour of each durations. The average frequency of the stream flows is 2.51 Hz with average amplitude 270 counts. There are 3 characteristics of lahars related to the frequency spectrum. Debris flow with frequency and amplitude : 15-16 Hz and 9.035-16.235 counts at GDN1, 11-12 Hz and 2.001-4.943 counts at SBY2, 7-10 Hz and 1.925-11.519 counts at SBY1. Hyperconcentrated flow with frequency and amplitude : 15-20 Hz and 2.797-3.616 counts at GDN1, 15 Hz and 6.690 counts at SBY1, 12-15 Hz and 1.075-1.864 counts at SBY2. The increasing of amplitude value show the increasing of material’s concentration. The decreasing of amplitude value is related to the atenuation caused by the last frozen deposition. The increasing of frequency value happens by the increasing of fluid volumes. The large concentration of fluids would give the space motion for particles and gain the collisions.
Kata Kunci : RSAM, Merapi, lahar