Laporkan Masalah

PAPARAN IKLAN JUNK FOOD DAN POLA KONSUMSI JUNK FOOD SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYAOBESITAS PADA ANAK SEKOLAH DASAR KOTA DAN DESA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Esti Nurwanti, Prof. dr. Hamam Hadi, MS, Sc.D.

2013 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang : Obesitas telah menjadi epidemi di negara maju dan berkembang termasuk Indonesia. Apakah paparan iklan junk food dikaitkan dengan prevalensi obesitas meningkat pada anak-anak sekolah Indonesia masih belum jelas. Tujuan : Untuk mengukur paparan iklan junk food dan asupan energi dari junk food sebagai faktor risiko obesitas pada anak-anak sekolah dasar di Indonesia. Desain : Studi kasus-kontrol dari 244 obesitas dan 244 anak non obesitas dilakukan di Kota Yogyakarta pada tahun 2012. Kasus adalah anak SD dengan BMI / umur> 95 persentil yang diidentifikasi dalam survei sebelumnya. Kontrol adalah anak-anak dari kelas yang sama dan duduk di sisi kanan terdekat dengan kasus. Berat dan tinggi berdiri yang oleh ahli gizi terlatih. Data paparan iklan junk food diperoleh dengan mengkalikan durasi menonton tv setiap anak dengan rata-rata iklan junk food per-hari. BMI dari subyek penelitian dihitung menggunakan software WHO Anthro2005. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan software STATA edisi 11. Hasil : Anak SD yang terpapar iklan junk food ≥ 49/hari adalah 1,6 (OR = 1,6, 95% CI = 1,1-2,4) lebih cenderung menjadi obesitas daripada mereka yang terpapar iklan junk food <49/hari. Asupan energi dari junk food tidak bermakna secara signifikan dengan obesitas. Kesimpulan : Paparan iklan junk food terbukti secara bermakna berhubungan dengan meningkatnya risiko obesitas pada anak Sekolah Dasar di Indonesia.

Background : The childhood obesity has been an epidemic in both developed and developing countries including Indonesia. Whether exposure to junk food ads is associated with the increased obesity prevalence in Indonesian school children remains unclear. Objective : to examine exposure to junk food ads and energy intake from junk food as risk factors of obesity in Indonesian elementary school children. Design : A case-control study of 244 obese and 244 non obese children was conducted in Yogyakarta municipality in 2012. Cases were elementary school children with BMI/ Age > 95th percentile identified in previous survey. Controls were children from the same class and seating at the right side nearest to the cases. Weight and standing height were by trained nutritionists. Data on exposure to junk food ads were obtained by multipliying duration of tv viewing of each child to the mean advertisment of junk food per-day. BMI of the study subjects were computed using WHO Anthro2005 software. Statistical analysis was done using STATA 11th edition software. Result : Elementary school children who were exposed to junk food ads ≥49/day were 1.6 (OR=1.6, 95% CI=1.1-2.4) more likely to be obese than those exposed to junk food ads <49/day. Energy intake from junk food was not significantly associated with childhood obesity. Conclusion : Exposure to junk food advertising was proven to be significantly associated with the increased risk of obesity in Indonesian elementary school children.

Kata Kunci : obesitas, iklan junk food, anak sekolah dasar.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.