PERAN INTELEKTUAL DI TENGAH HUBUNGAN NEGARA DAN MASYARAKAT DALAM PANDANGAN PIERRE BOURDIEU: SUATU TELAAH SOSIOLOGI ILMU
MAULANA KAUTSAR R, Lailiy Muthmainnah, S.Fil., M.A.
2013 | Skripsi | ILMU FILSAFATIntelektual berada dalam garis terdepan kemajuan bangsanya. Namun, intelektual mengalami problematika dalam dirinya. Intelektual mengalami tekanan dari penguasa, sehingga sering menjadi alat pemerintah atau penguasa modal untuk menggapai tujuan. Julien Benda menyebutnya dengan istilah pengkhianatan intelektual. Pada zaman modern yang lekat dengan demokrasi, intelektual mengalami dua tuntutan, yaitu penjaga otonomi ilmu dan menjadi corong masyarakat untuk melakukan perubahan. Perubahan ilmu ditujukan untuk mengubah ketidakadilan yang diciptakan negara ataupun penguasa modal ekonomi. Bersamaan dengan berbagai problematika tersebut, seorang sosiolog cum filsuf, Pierre Bourdieu menawarkan pemahaman mengenai gerakan intelektual. Atas dasar berbagai permasalahan itulah, penelitian ini dilakukan. Secara khusus, penelitian ini berusaha untuk: 1) mengurai akar permasalahan dalam diri intelektual yang berupa dominasi dari negara dan masyarakat, 2) menjelaskan pemikiran dan kritik mengenai intelektual yang digagas oleh Pierre Bourdieu, 3) mengetahui dan memahami wacana yang dapat dikembangkan mengenai intelektual yang digagas oleh Pierre Bourdieu tentang problematika dunia intelektual. Penelitian ini dijalankan dengan menggunakan metode kualitatif melalui studi pustaka (library research). Tahapan yang dilalui dalam pengerjaan penelitian ini adalah inventarisasi, klasifikasi, analisis-sintesis, dan evaluasi kritis. Adapun analisis data dijalankan dengan menggunakan metode deskripsi, interpretasi, koherensi internal, holistika, dan analisis kritis. Hasil analisis yang dicapai dari penelitian ini menjelaskan bahwa negara, intelektual, dan masyarakat mengalami pertautan kepentingan dalam logika politik. Dengan pemahaman seperti itu, ketika intelektual mendapatkan tekanan dari penguasa modal maka intelektualitas yang dimiliki dapat tergadai. Pierre Bourdieu melihat intelektual telah mengalami dominasi karena ketidakberdayaan modal di hadapan penguasa. Bourdieu menawarkan sebuah konsep mengenai intelektual kolektif. Tetapi, konsep itu terbentur karena strata yang diciptakan oleh institusi ilmiah itu sendiri. Namun demikian, intelektual kolektif yang lahir dari rumusan generatif habitus, arena, dan modal mampu menjadi landasan baru bagi sosiologi ilmu. Selain itu, penelitian ini juga menemukan intelektual seharusnya ditempatkan sebagai penengah kepentingan negara-masyarakat untuk membuka pemahaman baru mengenai ilmu dan gerakan moral yang dijalankan oleh intelektual ataupun ilmuwan.
Intellectuals are in the lead of their nation advancement. But, intellectuals have problems in themselves. Intellectuals are pressed by power. So, they often be capital power's assets to reach the power's aims. Julien Benda called it intellectuals betrayal. In modern time that close with democracy, intellectuals strived for: keeping autonomy of science, and mediate the people to make a change. The change to wipe off the injustice which made by the state or economic capital power. In all those problems, a sociologist cum philosopher, Pierre Bourdieu, tried to make understanding about intellectuals movement. On those problems, this research done. This research attempts to: 1) explain the deepest problems of intellectuals, that is dominated by government and people, 2) explain the Pirre Bourdieu's thinking about intellectuals, 3) Find out the discourse about intellectuals problems by Pierre Bourdieu that could be developed. This research uses qualitative method and library research. The step in this research are: inventory, classification, analysis-synthetic, and critical evaluation. Data analyzed by using description, interpretation, internal coherence, holistic, and critical analysis. Analysis result of this research discover that the state, intellectuals, and society are in a linkage political interest. In that comprehension, when the intellectuals pressed by capital power, their intellectualities can be pawned. Pierre Bourdieu see that intellectuals dominated because of their capital weakness. Bourdieu offers a concept named intellectual collective. But, that concept failed because of leveling in scientific institution. However, intellectual collective emerge from generative formula that consist of habitus, field, and capital. The generative formula can be a new base for sociological science. Beside that, this research finds that intellectuals should be placed as mediator among state-people interest. That thing is drive to open a new understanding about science and intellectuals or scientists moral movement.
Kata Kunci : intelektual kolektif, sosiologi ilmu, negara, masyarakat.