PERTANIAN CENGKEH DAN PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN DONGKO, KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN 1980-1999
SIDIK AGUS PURWANTO, Drs. Machmoed Effendhie, M.Hum
2013 | Skripsi | ILMU SEJARAHFokus penelitian ini adalah tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat kecamatan Dongko pada umumnya dan para petani cengkeh pada khususnya. Penelitian ini menjelaskan mengenai dampak pertanian cengkeh terhadap kondisi sosial ekonomi di kecamatan Dongko. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dimana sumber adalah sesuatu yang penting, sumber dalam penelitian ini menggunakan sumber primer maupun sekunder. Sumber primer berupa laporan-laporan dari Badan Pusat Statistik, sementara sumber sekunder diperoleh dari laporan penelitian dan buku. Penelitian ini menggunakan sejarah lisan sebagai sumber pendukung utama yang diperoleh dari para petani, pedagang, serta aparat desa dan kecamatan. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan dalam perbendaharaan penulisan sejarah tentang pertanian di Indonesia yang sekarang sudah mulai berkurang. Penelitian ini memilih batasan waktu 1980 hingga 1999. Periode tahun 1980 dipilih karena pada tahun ini pertanian cengkeh di kecamatan dongko mulai marak dan ekonomi penduduk mulai meningkat di tahun 1980. Peningkatan ekonomi ini memiliki pengaruh yang cukup siknifikan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Dongko. Saat periode ini penduduk Dongko menjadi begitu konsumtif. Sementara itu di tahun 1999 merupakan periode dimana pertanian cengkeh Dongko mengalami kemunduran. Kemunduran pertanian akibat virus bakteri BPKC (Bakteri Pembuluh Kayu dan Cabang) yang telah menggerogoti ratusan hectare tanaman cengkeh masyarakat Dongko. Pada tahun ini harga cengkeh juga mengalami penurunan. Pada akhir 1990-an harga cengkeh kembali melambung di kisaran harga 20.000 rupiah namun tak mampu mengangkat kondisi ekonomi masyarakat disebabkan lahan cengkeh sudah banyak yang mati dan tak menghasilkan. Masyarakat Dongko pada tahun ini akhirnya harus kembali ke pertanian subsisten atau perpindah ke pekerjaan nonfarm seperti menjadi buruh di kota, menjadi buruh migran, serta menjadi penambang emas di luar pulau Jawa.
This research focuses on social and economic conditions in general, in particular the clove farmers of sub-district Dongko. This research describes the impacts of clove agriculture on the socioeconomic conditions of sub-district Dongko. This research uses historical research method which signifies the importance of sources for research, both primary and secondary sources. Primary sources such as the reports of the Central Bureau of Statistics, while secondary sources derived from research reports and books. This research also uses oral history as supporting source obtained from farmers, traders, and village and district officials. This research expected to provide a contribution to the treasury of historical writing about agriculture in Indonesia, which is now begin to diminish. This research chooses time limits from 1980 until 1999. Year 1980 was chosen due to the fact that in that specific time the Dongko clove agriculture began to bloom and contributed to the escalation of the local people’s welfare along 1980’s. This economic improvement has significant impact on the socio-economic conditions of Dongko society. Furthermore, this improvement had also led to consumptive behaviour among the people of Dongko. The 1990’s was marked by the decline of Dongko clove agriculture. This setbacks was caused by BPKC viral bacteria (bacteria and Branch Vessels Wood) that has undermined hundreds of hectare of clove. This occurence followed by the fall in clove price. In late 1990’s, clove price succesfully bounced back to 20,000 rupiahs. However, it was unable to lift the economic condition of the society because large part of clove plants were already withered and failed to produce. Finally, Dongko society had to go back to subsistence farming or move to non-farm occupation as labour force in urban area and oversea, as well as gold miner outside Java.
Kata Kunci : Pertanian, Cengkeh, Dongko, Trenggalek, Sosial Ekonomi.