EVALUASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA BANDA ACEH BERBASIS MITIGASI BENCANA TSUNAMI
Insun Kesuma Wijaya, M. Sani Roychansyah, S.T.,M.Eng.,D.Eng
2013 | Tesis | S2 Magist.Prnc.Kota & DaerahTsunami 2004 telah menghancurkan 27% dari 60,33 km2 luas Kota Banda Aceh menjadi daratan tanpa bangunan serta korban jiwa yang hilang dan meninggal dunia mencapai 27.000 jiwa dari 243.895 orang penduduk Kota Banda Aceh. RTRW Kota Banda Aceh 2003 direvisi menjadi RTRW Kota Banda Aceh 2009 pasca tsunami 26 Desember 2004 karena telah terjadi perubahan ruang dan belum ada mitigasi tsunami didalam RTRW Kota Banda Aceh 2003. Metode kerja penelitian dilakukan dengan pendekatan evaluasi kualitatif. Metode ini bertujuan menyatukan hal-hal yang melatarbelakangi cara pandang terhadap esensi RTRW Kota Banda Aceh terkait mitigasi. Jenis evaluasi formative yang bersifat deskriptif yang menitikberatkan pada pengumpulan informasi kualitas kegiatan program dan hasilnya. Aspek mitigasi bencana dalam penyusunan RTRW Kota Banda Aceh. secara keseluruhan baru mencapai 70,5 % dan 29,5 % belum dicapai. Beberapa permasalahan yang mempengaruhi diterapkannya mitigasi bencana sebagai aspek utama dalam penyusunan RTRW Kota Banda Aceh: (1) perencanaan pembangunan dilakukan di daerah semula; (2) tidak memasukan peta risiko tsunami; (3) berada di lokasi sebelum tsunami; dan (4) pembangunan permukiman sesuai trace jalan awal karena keterbatasan dana, kepemilikan lahan, keterbatasan lahan, program-program yang telah dicanangkan sebelum tsunami dengan investasi modal yang besar, dan kondisi bangunan dan gedung-gedung masih bisa digunakan sehingga membentuk pola permukiman yang dibangun seperti sebelum tsunami yang memiliki keterkaitan antara proses yang dilakukan masa lalu dan implikasinya saat ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi diterapkannya mitigasi bencana sebagai aspek utama dalam proses penyusunan RTRW Kota Banda Aceh adalah: waktu proses penyusunan yang lama, situasi darurat, keterbatasan data ilmiah, inkonsistensi rencana, perubahan peraturan perundang-undangan, dan pertimbangan politik.
Tsunami in 2004 had destroyed 27 % of 60.333 sq km Banda Aceh into a land without buildings and loss of life lost and dying world reached 27,000 souls from the 243 895 residents of Banda Aceh. Spatial planning Banda Aceh in 2003 was revised to Spatial Banda Aceh 2009 after tsunami in December 26, 2004 because there has been a change of spatial and no mitigation of tsunami in Banda Aceh Spatial plan 2003. The method work research was conducted with a qualitative evaluation approach. This method aims to unify things behind perception of essence the Banda Aceh city spatial mitigation. Type is descriptive formative evaluation that focuses on quality of information collection program activities and results. Effect of disaster mitigation (2004, tsunami) spatial achievements in Banda Aceh as a whole reached 70.5 % and 29.5 % has not been achieved. Some of the problems that affect implementation of disaster mitigation as a major aspect in preparation in spatial plan Banda Aceh: (1) development plan is done in original area, (2) does not include a map of tsunami risk, (3) development be on site before tsunami, and (4) appropriate tread road early form because of limited funds, land ownership, land constraints, the programs that have been made like before tsunami with a large capital investment, and condition of building and housing can still be used to form a pattern of settlements built before tsunami which has linkages between process performed in past and current implications. Factors affecting the implementation of disaster mitigation as a major aspect in the preparation of Spatial plan Banda Aceh are: a long time process compilation, emergency situations, limited scientific data, inconsistencies plans, changes in legislation, and political considerations.
Kata Kunci : Evaluasi, Rencana Tata Ruang Wilayah Kota, Mitigasi Bencana Tsunami, Kota Banda Aceh.