HUBUNGAN ASUPAN KALSIUM DAN KONSUMSI MINUMAN RINGAN BERKARBONASI DENGAN MASSA TULANG MAHASISWA S1 UGM YOGYAKARTA
MONICA NOVARA HARDINI, Dr. Toto Sudargo, SKM, M.Kes.
2013 | Skripsi | GIZI KESEHATANLatar Belakang :Osteoporosis merupakan silent disease, karena menyerang secara diam-diam tanpa disertai tanda-tanda khusus sampai akhirnya terjadi fraktur. Analisis data risiko osteoporosis yang dilakukan pada tahun 2005 menunjukkan prevalensi osteopenia sebesar 41,7% dan prevalensi osteoporosis sebesar 10,3% ; 41,2% dari keseluruhan sampel yang berusia kurang dari 55 tahun terdeteksi menderita osteopenia. Hal ini menunjukkan bahwa 2 dari 5 orang Indonesia berisiko mengalami osteoporosis dan masalah osteoporosis semakin meningkat pada usia muda. Kepadatan dan kondisi mineral tulang dapat dipengaruhi antara lain oleh asupan kalsium harian dan konsumsi minuman ringan berkarbonasi (soda). Tujuan : mengetahui hubungan antara asupan kalsium dan konsumsi minuman ringan berkarbonasi dengan massa tulang. Metode Penelitian : observasional dengan rancangan cross-sectional. Subjek penelitian ini sebanyak 94 mahasiswa/i S1 UGM yang terpilih melalui purposive sampling. Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil penelitian, 74,5% subjek memiliki massa tulang normal. Subjek yang belum memenuhi kebutuhan kalsium harian (<800 mg/hari) sebanyak 77,7%. Rata-rata asupan kalsium subjek 500,05 mg/hari. Subjek yang mengonsumsi minuman ringan berkarbonasi sebulan terakhir sebanyak 59,57%. Rata-rata konsumsi minuman ringan berkarbonasi subjek 12,13 ml/hari. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan asupan kalsium dengan massa tulang (p=0.859). Tidak ada hubungan antara konsumsi minuman ringan berkarbonasi dengan massa tulang (p=0.442). Kesimpulan : Tidak ada hubungan baik asupan kalsium maupun konsumsi minuman ringan berkarbonasi dengan massa tulang.
Background : Osteoporosis known as silent disease, attacks silently without specific signs until a fracture occurs. Data analysis that was conducted on the risk of osteoporosis in 2005 showed the prevalence of osteopenia was 41,7% and the prevalence of osteoporosis was 10,3% which 41,2% of the total sample that were aged under 55 years old was diagnosed with osteopenia. This report shows that 2 out of 5 Indonesian people are at risk of developing osteoporosis, and this problem are increasing at youth. Bone mineral density can be influenced by daily calcium intake and consumption of carbonated soft drinks. Objective : to determine the correlation between calcium intake and consumption of carbonated soft drinks with bone mass. Methods : observational, cross-sectional design. The subject was 94 undergraduated students that was selected through purposive sampling. Results : Based on the results of the study, 74,5% of the subject had normal bone mass. Subjects who didn’t achieve daily calcium requirement (<800 mg/day) as much as 77,7%. Average subject’s calcium intake 500,05 mg/day. Subjects who consumed carbonated soft drinks in one last month as much as 59,57%. Average subject’s consumption of carbonated soft drinks as much as 12,1 ml/day. Statistical test results showed no association of calcium intake with bone mass (p=0,859). There is no correlation between consumption of carbonated soft drinks with bone mass (p=0,442). Conclusion ; There is no correlation either calcium intake or consumption of carbonated soft drinks with bone mass.
Kata Kunci : massa tulang, kalsium, minuman ringan berkarbonasi.