FAKTOR RISIKO PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK PADA PEKERJA TOBONG GENTENG DI KABUPATEN KEBUMEN

Musiyanto, SKM, drg. Dibyo Pramono, SU, MDsc.

2013 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar belakang : Insidensi, prevalensi dan mortalitas Penyakit Paru Obstruksi Kronik di dunia termasuk Indonesia dari waktu ke waktu makin meningkat, khususnya pada kelompok usia 40 tahun ke atas. Hal ini dipengaruhi oleh faktor risiko yang ada di masyarakat. Prevalensi nasional sebesar 5,6%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko terjadinya PPOK pada pekerja tobong genteng di Kabupaten Kebumen karena Kabupaten Kebumen adalah salah satu kabupaten yang memiliki sentra industri tobong genteng di Propinsi Jawa Tengah dengan prevalensi PPOK terlaporkan 16% di tahun 2011. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan pendekatan observasional, rancangan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 110 yang terdiri dari kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar. Pengambilan sampel dengan cara non probability sampling (consecutive sampling). Analisis data secara bivariabel dengan uji Chi-Square dan analisis multivaiabel dengan uji regresi logistik. Hasil : Prevalensi penyakit PPOK sebesar 38,18%. Sebagian besar (53,64%) responden berumur < 40 tahun, yang berumur ≥ 40 tahun sebesar 51 (46,36%), responden dengan status gizi baik ada 67,27% dan berstatus gizi tidak baik ada 32,73%, responden dengan kebiasaan merokok ada 52,73%, yang tidak biasa merokok ada 47,27%, terdapat 44,55% untuk yang bekerja ≥ 10 tahun dan 55,45% untuk yang bekerja < 10 tahun, biasa memakai masker pada saat bekerja ada 42,73% sedangkan yang tidak biasa memakai masker ada 57,27%, dari 110 subyek yang diperiksa didapatkan penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik sebanyak 42 (38,18%) orang, yang 68 (61,82%) adalah tidak PPOK . Hasil analisis multivariabel menunjukkan faktor risiko kebiasaan merokok memiliki kemaknaan paling tinggi (OR 4,603, CI 95% 1,796-11,801, p-value 0,001) diikuti faktor risiko kebiasaan memakai masker (OR 3,783, CI 95% 1,493-9,586, p-value 0,005) kemudian faktor risiko umur (OR 3,161, CI 95% 1,265-7,895, p-value 0,014). Kesimpulan: Resiko untuk terkena PPOK pada pekerja tobong genteng di Kabupaten Kebumen adalah lebih besar pada pekerja yang merokok, pekerja yang tidak memakai masker dan berumur ≥ 40 tahun, akan tetapi tidak berisiko pada pekerja dengan status gizi tidak baik dan memiliki lama kerja ≥ 10 tahun.

Background: The incidence, prevalence and mortality of Chronic Obstructive Pulmonary Disease in the world, including in Indonesia, is increasing over time, especially in the age group of 40 year-old and above. It is influenced by the risk factors existing in the society. The national prevalence is 5.6 %. This research aims to determine the risk factors of COPD in the workers of roof-tile limekiln in Kebumen Regency because Kebumen District is one of the regencies having the roof-tile limekiln industry centers in Central Java Province with the reported prevalence of COPD at 16% in 2011. Method: The research type used was observational analytic research approach, cross-sectional design. The number of the sample was 110 samples, consisted of the exposed and unexposed groups. The sampling was conducted with nonprobability sampling method (consecutive sampling). Bivariate data analysis used Chi - Square test and multivariable analysis used logistic regression test. Results: The prevalence of COPD is 38.18 %. The majority (53.64 %) of the respondents aged < 40 year-old. Those aged ≥ 40 year-old are 51 respondents (46.36 %). The respondents with good nutritional status are at 67.27 % and those with poor nutritional status at 32.73 %. The respondents with smoking habits are at 52.73 %, those who do not have smoking habits at 47.27 %, there are 44.55 % respondents working for ≥10 years and 55.45 % for those working for <10 years. Those with the habit wearing masks during the work are at 42.73 %, meanwhile those with no habit wearing mask during the work at57.27 %. Out of the 110 subjects examined, there are 42 (38.18 %) subjects suffering from Chronic Obstructive Pulmonary Disease, 68 of them (61.82 %) do not suffer from COPD. The result of multivariable analysis shows that the risk factor of smoking habit has the highest significance at (OR 4.603, CI 95 % 1.796-11.801, p- value 0.001) followed the risk factor of wearing masks at (OR 3.783, CI 95 % 1.493-9.586, pvalue 0.005), then the risk factor of age at (OR 3.161, CI 95 % 1.265-7.895, pvalue 0.014). Conclusion: The risk for developing COPD in the workers of roof-tile limekiln in Kebumen District is smoking, not wearing masks and greater in the workers aged ≥ 40 year-old, however the risk does not exist in the workers with poor nutritional status and having employment duration of ≥ 10 years.

Kata Kunci : PPOK, pekerja tobong genteng, cross sectional, Kebumen