Laporkan Masalah

Pengaruh konseling gizi kepada ibu terhadap pola konsumsi makanan dan status gizi anak balitanya di Kabupaten Tabanan, Bali

WIDARTI, I Gusti Agung Ari, dr. Dradjat Boediman, Sp.A(K).,D.Med.Sc

2001 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang : Masalah gizi kurang pada anak balita terjadi sebagai akibat langsung ciari konsumsi makanan yang kurang. Tingkat pendidikan dan pengetahuan gizi merupakan salah satu faktor' penyebab tidak langsung timbulnya masalah gizi path anak balita. Peranan ibu sangat dominan dalam hal memantau pertumbuhan dan perkembangan kesehatan anak, karena di dalarri keluarga pada umumnya ibu menentukan jenis dan kualitas makanan khususnya untuk bayi dan anak balita. Melalui konseling gizi, ibu-ibu diharapkan mempunyai pengetahuan gizi yang balk, yang merupakan landasan terbentuknya pecubahan perilaku makan ke arah pecubahan pola makan selaat sehingga dapat izansumsi makanan anak balita. Tujuan : Secara umum penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh konseling gizi terhadap pola konsumsi makanan dan stattus gizi anak balita lebih khusus untuk mengkaji perbedaan dan pengetahuan gizi ibu, pola konsumsi makan serta status gizi anak balita antara kelompok konseling dan non konseling. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan model rancangan control group time series design, subjek penelitian adalah anak umur 12-60 bulan yang menderita kurang gizi (n=95) di Kabupaten Tabanan, Bali, yang dibagi menjadi kelompok mendapatkan konseling gizi dan kelompok non konseling. Jenis dan cara pengumpulan data, meliputi : data pengetahuan gizi diambil melalui wq.wancara dengan bantuan kuesioner, konsumsi makan anak dengan metode recall status gizi ditentukan herdasarkan indeks BB(U persen median WHO NCHS. Pengolahan data menggunakan program SPSS, SPS-2000 dan Food Processor II. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna (v0,000) pengetahuan gizi ibu balita kelompok konseling dan non konseling. Rata-rata konsumsi energi subjek sebelum diberikan perlakuan pada kelompok konseling dan non konseling masing-masing sebesar 44,06% dan 38,44%, konsumsi protein masing-masing sebesar 67,08% dan 54,31%. Setelah pemberian konseling, konsumsi energi dan protein meningkat menjadi 54,90% dan 80,45% untuk kelompok konseliug_ sedangkan pada kelompok non konseling menjadi 39,38% dan 57,75%. Kesimpulan : Pengetahuan gizi ibu balita yang mendapat konseling gizi lebih baik daripada ibu yang tidak mendapat konseling gizi. Konsumsi energi dan protein anak balita yang ibunya mendapat konseling gizi lebih tinggi dibandingkan anak yang ibunya tidak mendapat konseling. Perubahan status gizi anak balita gizi kurang menjadi status gizi balk lebih banyak pada kelompok konseling dari pada kelompok non konseling.

Background : Poor nutrition among under five years old children occurred as a direct result of poor food consumption. The level of education and knowledge of nutrition of mothers is one of the indirect causes of poor nutrition among those children. The role of mother i- very important in controlling in growth and development of children health in general and iti the family, where the mother decides the types and quality and quantity of food, especially for under fives. Through nutrition counseling, mothers are expected to have better knowledge of nutrition, that is the basic of changing toward healthy food pattern to improve the quality and quantity of Cuod consumed among under fives. Objective : The aimed of the study is to find out the effect of nutrition counseling to the mothers nn food consumption pattern and nutrition status of the children. This study especially pattern and nutritional status among the children between counseling and non-counseling groups. Methods : A quasi experimental study using control group time series design approach. The subjects were children aged 12 to 60 months who were malnourished (n=95) in Tabanan Regency, Bali. They were divided into nutrition counseling treatment group and non-counseling group. The data included knowledge of nutrition obtained through interviews using questionnaires, children consumption using recall method and nutrition status based on the weight for age index of percent median WHO-NCHS. Data were processed 'Icing SPSS, SPS-2000 and Food Processor II. Result : The result showed that there was significant difference (p4i.000) on nutrition knowledge between mothers of the counseling group and non-counseling group. In average the energy consumption before treatment between the counseling and non-counseling groups were 44.06% and 38.44%. Protein Consumption were 67.08% and 54.31% respectively after the treatment, the consumption of energy and protein increased until 54.90% and 80.45% for counseling group, while the non-counseling group was 39.38% and 57.75%. Conclusion : Mother's knowledge of nutrition that attended counseling was better that of the mothers who did not. The consumption of energy and protein of children whose mothers attended counseling was higher that mother did not. The changing of nutritional status change existed more in the counseling group than the non-counseling.

Kata Kunci : Konseling gizi, pengetahuan gizi, konsumsi makanan, status gizi, nutrition counseling, nutrition knowledge, food consumption, nutritional status


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.