RESISTENSI PEREMPUAN TERHADAP MITOS KEPERAWANAN
Palupi Setiani, Dr. Wening Udasmoro, MA
2013 | Tesis | S2 Agama dan Lintas BudayaKetakutan yang selalu menghantui perempuan mengenai status keperawanan merupakan bukti bahwa keperawanan seorang perempuan adalah barang mahal dan penting. Sedangkan pada masa sekarang ini, perempuan banyak yang menempuh pendidikan hingga ke perguruan tinggi, perempuan lebih aktif dan pandai. Pada akhirnya perempuan sering dijumpai di wilayah publik, mereka bekerja di kantor, anggota parlemen bahkan ada yag bekerja di SPBU dan pejaga parkir. Dengan begitu banyaknya mobilitas perempuan di wilayah publik, seperti yang terjadi dengan laki-laki, keperawanan seharusnya tidak lagi menjadi isu utama untuk mengukur mana perempuan yang baik dan mana perempuan yang memiliki perilaku buruk. Apabila laki-laki ingin mendapatkan pasangan untuk menikah, keperawanan seharusnya tidak lagi menjadi tolak ukur sifat-sifat perempuan yang positif, kemudian yang tidak perawan adalah bukti bahwa perempuan memiliki sifat-sifat yang negatif. Karena perempuan sekarang ini sudah mulai aktif dan mereka memiliki nilai dari pada hanya melihat nilai perawannya. Dibalik semua itu, agama memegang peranan penting dalam upaya kontrol perilaku terhadap perempuan. Meskipun perempuan mulai aktif dan sadar akan tubuhnya, namun masyarakat tetap memberikan batasan pada perempuan karena agama mengatakan demikian. Agama mempunyai dalil-dalil tentang perempuan yang menyebabkan mitos tersebut bergulir pada masyarakat. Dalil-dalil yang tersembunyi di dalam teks tersebut muncul dan menjadi wacana masyarakat kemudian menyebar menjadi kontrol bagi perempuan. dalam hal ini, perempuan kemudian menjadi objek yang dikontrol, fisik dan sistem biologis mereka terhadap selaput dara yang merupakan bagian dari organ tubuh perempuan, diberikan muatan mitos secara sosial. Dalam masa sekarang ini, diantara banyaknya masyarakat yang masih mempercayai mitos-mitos tersebut, perempuan memikirkan berbagai cara untuk resisten terhadap mitos tersebut. Meskipun pada akhirnya mereka harus menyerah, namun beberapa upaya pernah mereka lakukan untuk mencoba resisten dengan mitos yang memojokkan mereka. Mitos ini pula secara tidak sadar telah membuat perempuan ketakutan dengan status ketidakperawanannya.
Women fearness about virginity that continue haunted women status proof that virgin issue are important thing to remain in a good women. Thats why up until now people alert to control the behavior of the the women in society. While at the present time, women are more educated and active and smart, they work in office, parlement, even in the gasoline station, parking area ect. Which mean they have their own community, meet more people, get stuck on a particular association. This crowd mobilization should made the myth of virginity being fade. On top of that virginity is no longer become major issue to measure a good behaviour of the women who proper to be married of. Behind this virginity issue, religion plays an important role in efforts to control the behavior of women. Society imposes limits on women, because of religious arguments that have led to the passing of myth in society. The arguments are hidden in the text appears and then spreads into the public discourse into a control for women. in this case, women became the object, and the one become controlled, their physical and biological systems of the hymen which is part of the female organ, is given charge of social myth. In recent times, among of many people who still believe myths of virginity. There are some women who think some ways to be resistant to the myth, although in the end they had to give up, but at least they have done some efforts to reject the myths. Nevertheles this myth is very tricky sometime this myth not recognized by the women due tue fearness, and most of women still believe that the virgin situation will giving good future for women.
Kata Kunci : Perempuan, perawan, selaput dara, kontrol sosial, resistensi