PERTARUNGAN POLITIK KASUS BANK CENTURY DI MEDIA MASSA (Critical Discourse Analysis Pemberitaan Kasus Bank Century di Harian Umum Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka)
Heri Budianto, Prof. Dr. Heru Nugroho
2013 | Disertasi | S3 Kajian Budaya dan MediaKasus Bank Century sangat menyita perhatian publik, setelah diberitakan oleh media massa. Kasus ini mulai menjadi wacana public ketika Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan adanya penyimpangan dalam pengucuran dana talangan (bailout) sebesar Rp 6,7 triliun. Pertarungan politik pun terjadi di DPR, berkaitan dengan Kasus Bank Century antara partai politik pendukung Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono (SBYBoediono) atau partai koalisi melawan partai oposisi. Kasus Bank Century mulai masuk ke ranah politik dan merupakan suatu peristiwa politik yang menarik perhatian media massa sebagai bahan liputan. Pemberitaan media massa sarat dengan kepentingan politik. Biasanya nuansa politis tersebut menampilkan dua kelompok tertentu yang dominan. Penelitian ini bertujuan mengungkap wacana politik dan kontestasi kekuasaan yang ditampilkan dalam pemberitaan Kasus Bank Century oleh media massa. Selain itu, mengungkap pertarungan aktor-aktor dalam Kasus Bank Century yang direpresentasikan oleh Harian Umum Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka. Serta ingin mengungkap situasi sosial dan politik (sosiokultural) yang melatarbelakangi produksi teks dan representasi teks oleh aktor-aktor yang bertarung dalam Kasus Bank Century yang ditampilkan oleh media massa. Metode penelitian yang digunakan adalah Critical Discourse Analisys (CDA) dengan model Fairclough yang melihat teks dari tiga level, yaitu mikro, messo, dan makro. Hasil penelitian menunjukkan isu-isu pertarungan wacana politik yang muncul melalui media massa meliputi wacana usulan dan dorongan hak angket Kasus Bank Century, wacana perebutan pimpinan pansus, wacana keputusan opsi DPR tentang Bank Century dan dugaan keterlibatan Boediono dan Sri Mulyani dalam Skandal Bank Century. Keempat isu ini berkembang di media massa menjadi isu dominan terkait dengan realitas politik Kasus Bank Century yang melibatkan aktor-aktor politik, aktor sosial, dan peristiwa politik yang terjadi. Konstestasi kekuasaan yang ditampilkan oleh ketiga media massa ditunjukkan dengan posisi media yang membangun relasi kuasa dalam bentuk relasi dominan yang berlandaskan history-ideologi, politik media, dan kepentingan pasar. Bentuk relasi tidak seimbang juga ditunjukkan dengan kontestasi kekuasaan dengan penggunaan narasumber yang lebih didominasi oleh kelompok partai oposisi dan koalisi -oposan. Pertarungan wacana politik yang terjadi di media massa melibatkan aktoraktor politik yang tergabung dalam kelompok koalisi, oposisi dan koalisi-oposan yang mempunyai kepentingan politik sendiri, bukan lagi berorientasi pada koalisi dan oposisi. Hegemoni dan dominasi media serta ideologi mewarnai pertarungan politik kasus Bank Century di media massa dalam berbagai bentuk, baik itu penggiringan opini publik, dominasi wacana kelompok-kelompok oposisi dan koalisi oposan, sampai kepada berbagai kepentingan ideologi yang saling terkait antar media dengan kelompok-kelompok politik.
After reporting frequently by mass media, the Century case becomes more dominate public awareness. The case soon come in to public discourse when The Audit Board of The Republic of Indonesia (BPK RI) investigative the ‘6 Trilyun Rupiah’ irrational transaction during bailout process for PT. Bank Century Tbk. Political battle of this case also occur at The House of Representative of Indonesia (DPR-RI) between the coalition parties that support Susilo Bambang Yudhoyono (SBY-Boediono) government with the opposition parties. Since the Century case enter the political domain, it becomes political event that attracts the attention of mass media. The mass media uses this case as the source of news; even the news link with political interest from both dominated parties. This study aims (1) to uncover the Bank Century case and power contestation which is displayed in the mass media, (2) to explore the battle among Century Case’s actors, represented particularly by Daily Kompas, Republika, and Rakyat Merdeka and (3) to reveal political and social situation (sociocultural) underlying the text production and text representation by Century case’s actors in the mass media. This study used Critical Discourse Analysis (CDA) method using Fairclough model. This model looks at the text through three levels, the micro, messo, and macro. The research results shows that the battle of political discourse issues displayed by mass media including the inquiry of Century case, struggle for the leadership committee, discourse of decision options, and alleged involvement Boediono and Sri Mulyani in Bank Century Scandal. These four issues are developing in the mass media become the dominant issue linked with political reality of Century case that involved political actors, social actors, and political events. Power contestation which is indicated in the three mass media is showed by their position that build power relationship in dominant relation based on history-ideologi, media’s political interest, and market interest. Unbalanced relationship also indicated by unbalanced power contestation while using newssource more dominate by oposition parties anf coalition-oposition. Political actors from coalition parties, oposition parties, and coalitionoposition parties involved in political discourse battle in the mass media. They have their own political interest and no longer oriented to coalition and oposition like the beginning. The three factors hagemony, media domination, and ideology coloring the political battle in bank Century case with some models including direct public opinion, domination of parties’s discourse, and finally ideology interest among mass media and political parties.
Kata Kunci : pertarungan politik, analisis wacana kritis, kasus Bank Century