Laporkan Masalah

TERAPI PEMAAFAN UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF ISTRI YANG BERKONFLIK DENGAN SUAMI

Maya Puspaning Tyas, Drs. Subandi, M.A., Ph.D.

2013 | Tesis | S2 Magister Profesi Psikologi

Tingginya konflik istri terhadap suami akan memberikan dampak bagi kebahagiaan dan kepuasan hubungan pernikahan, kesehatan psikologis dan fisik, serta pengasuhan terhadap anak. Dampak-dampak tersebut menurunkan kebahagiaan atau kesejahteraan istri. Kesejahteraan subjektif yang rendah ditandai dengan tingginya afeksi negatif, rendahnya afeksi positif, dan rendahnya kepuasan pernikahan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen single-subject A-B design yang bertujuan untuk menguji efektivitas Terapi Pemaafan dalam meningkatkan kesejahteraan subjektif istri yang berkonflik dengan suami. Terapi Pemaafan diberikan dalam lima kali pertemuan, selama sekitar 90 hingga 150 menit setiap pertemuannya. Subjek dalam penelitian ini adalah satu orang istri yang memiliki konflik dengan suami. Alat ukur yang digunakan yaitu checklist kesejahteraan subjektif yang dibuat berdasarkan skala Positive and Negative Affect Schedule (PANAS) dan ENRICH Marital Satisfaction Scale (EMS Scale), serta skala pemaafan Family Forgiveness Scale (FFS). Pengukuran dilakukan satu minggu sekali sebanyak enam belas kali, yaitu tiga kali pada fase baseline, sepuluh kali pada fase treatment, dan tiga kali pada fase follow-up. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik inspeksi visual dan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa Terapi Pemaafan meningkatkan kesejahteraan subjektif istri yang berkonflik dengan suami. Diskusi diberikan terhadap hasil penelitian dan keterbatasan penelitian.

High level of marital conflict will affect marital happiness, marital satisfaction, psychological and physical health, and parenting that will decrease wives’ happiness or well-being. Low level of subjective well-being is characterized by high level of negative affect, low level of positive affect, and low level of marital satisfaction. This single-subject A-B research design tested the effectiveness of Forgiveness Therapy in improving subjective well-being of wives who had conflict with their husband. One wife who had conflict with her husband participated in this research and received Forgiveness Therapy in five meetings, 90-150 minutes each meeting. The subjective well-being checklist based on the Positive and Negative Affect Schedule (PANAS) and ENRICH Marital Satisfaction Scale (EMS Scale) was used to measure subjective well-being, whereas Family Forgiveness Scale (FFS) was used to measure forgiveness. The measurement of subjective well-being administered once a week for sixteen weeks: three times at baseline phase, ten times at treatment phase, and three times at follow-up phase. The data was analyzed using visual inspection and descriptive analysis. The result indicates that Forgiveness Therapy had improved subjective well-being of wife who had conflict with her husband. Discussion for research’s result and limitation was given.

Kata Kunci : Terapi Pemaafan, kesejahteraan subjektif, istri yang berkonflik dengan suami


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.