Laporkan Masalah

EVALUASI PENERAPAN FORMULARIUM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRAMBANAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN

Purwandari Wulan Setyoningrum, Prof.Dr.Dra.Sri Suryawati,Apt

2014 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar belakang. Formularium merupakan kumpulan dari daftar obat yang telah disetujui untk digunakan sebagai pedoman penulisan resep oleh dokter disuatu unit pelayanan kesehatan. Pengamatan singkat yang dilakukan atas resep tahun 2012 di RSUD Prambanan menunjukkan pemanfaatan formularium di RSUD Prambanan sudah cukup efektif walaupun masih ditemui resep yang tidak terlayani di instalasi farmasi, hal ini dapat dikarenakan obat tidak tersedia di apotek RSUD Prambanan, sehingga muncul masalah mengapa obat tidak terlayani apakah karena tidak sesuai dengan formularium sehingga apotek tidak menyediakan obat. Tujuan penelitian. Mengevaluasi penerapan formularium di RSUD Prambanan tahun 2012 Metode penelitian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Data untuk melihat persentase penerapan formularium menggunakan sampel resep rawat inap dan rawat jalan selama tahun 2012 dari bulan April – Desember 2012. Subjek penelitian meliputi Direktur Rumah sakit umum daerah prambanan , Ketua Panitia Farmasi Terapi, Kepala Instalasi Farmasi, Apoteker,dan Dokter. Sampel yang digunakan adalah resep selama tahun 2012. Pengambilan sampel mengacu pada WHO tahun 1993 dengan modifikasi jumlah resep per time point sebanyak 100 lembar resep pada rawat inap dan rawat jalan yang dibagi menjadi 3 (tiga) triwulan : tri wulan 1 (April, Mei, Juni), triwulan 2 (Juli, Agustus, September) dan triwulan 3 (Oktober, November, Desember) sehinggat total 9 bulan hal ini dikarenakan penerapan formularium 2012 diberlakukan sejak april 2012 sehingga total resep yang diamati adalah 600 resep. Hasil penelitian. Persentase penulisan resep sesuai dengan formularium di RSUD Prambanan yaitu 78.86% untuk rawat jalan dan 87.47% untuk rawat inap. Seleksi obat dilakukan sebelum memasukkan obat dalam daftar formularium, perencanaan obat didasarkan atas pemakaian sebelumnya, dengan pengadaan 100% sesuai dengan formularium. Kesimpulan. Pemanfaatan formularium di RSUD Prambanan belum tercapai secara optimal yaitu 100% sesuai dengan formularium, peran Panitia Farmasi dan Terapi dalam meningkatkan penerapan formularium yaitu dengan mensosialisasikan formularium dan merevisinya. Dalam usaha penerapan formularium di RSUD Prambanan peran manajemen pengelolaan obat dan dukungan manajemen memilki peranan yang sangat penting terutama sistem informasi yang dirasa belum memenuhi di RSUD Prambanan untuk membantu meningkatkan usaha penerapan formularium.

Background. Formulary is list of medicine approved to be prescribed in a health service unit. Brief observation on prescription in 2012 in Prambanan General Hospital indicated use of formulary in the hospital is effective although there is prescription that is not served in hospital pharmacy. It may due to the drug is not available in the pharmacy, so there is problem what the drug is not available in pharmacy due to not in formulary. Research objective. To evaluate implementation of formulary in Prambanan General Hospital in 2012. Method. It is a case study research using quantitative and qualitative method. Data to observe percentage of formulary implementation used sample of inpatient and outpatient prescription from April to December 2012. Research subject include hospital director, therapy pharmacy committee chief, pharmacy chief, pharmacist, and doctors. Sample was prescription in 2012. Sample was taken referring to WHO of 1993 with modification of amount of prescription per time point of 100 prescriptions in inpatient and outpatient classified into three period : period one (April, May, June), period two (July, August, September) and period three (October, November, December) so total was 9 months. This was done due to the 2012 formulary was enforced since April 2012 so there were 600 prescription observed. Result: percentage of prescription according to formulary in Prambanan General Hospital for outpatient and inpatient was 78.86% and 87.47%. Drug selection was done before entering drug in formulary. Drug planning is based on previous usage, with procurement of 100% according to formulary. Conclusion. Use of formulary in Prambanan General Hospital has not been optimal. To increase implementation of formulary, pharmacy and therapy committee did dissemination the formulary and revising it. In order to implement formulary in Prambanan General Hospital drug management and support from management play vital role particularly on information system that may aid to improve formulary implementation

Kata Kunci : Evaluasi, Formularium, RSUD Prambanan.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.