EVALUASI PEMBENTUKAN BIOFILM, DISTRIBUSI GEN icaA/D SERTA POLA KEPEKAAN ANTIBIOTIK ISOLAT METHICILLIN RESISTEN S. AUREUS (MRSA) DAN METHICILLIN SENSITIF S. AUREUS (MSSA)

TITIK NURYASTUTI, dr. Praseno, SpMK(K)

2013 | Tesis | Mikrobiologi Klinik

Dewasa ini, Staphylococcus aureus, terutama isolat MRSA, berkembang menjadi agen patogen utama pada infeksi nosokomial dan sepsis di seluruh dunia. Infeksi yang disebabkan bakteri ini seringkali sangat berat dan sulit diterapi karena keterbatasan kepekaan antibiotik dan perkembangan resistensi antibiotik yang sangat cepat. Pembentukan biofilm merupakan faktor penting dalam patogenitas infeksi Staphylococcus, karena disini bakteri bisa menempel dan berkolonisasi di alat-alat biomaterial. Biofilm juga merupakan salah satu faktor gagalnya terapi antibiotik. Dalam penelitian ini, kemampuan isolat MRSA dan MSSA dalam membentuk biofilm diteliti dengan penanaman isolat ke dalam media congo red agar dan uji plate mikrotiter, selanjutnya juga dilakukan uji PCR untuk mengetahui distribusi gen icaA/D, yang merupakan penyandi pembentukan biofilm. Uji kepekaan bakteri tersebut terhadap berbagai golongan antibiotik diteliti dengan metode difusi agar/padat menurut cara Kirby Bauer. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 90% isolat MRSA tidak mampu membentuk biofilm, sedangkan isolat MSSA semuanya dapat membentuk biofilm, walaupun semua isolat baik MRSA maupun MSSA mempunyai gen icaA/D di dalam kromosomnya. Isolat MRSA lebih resisten terhadap berbagai golongan antibiotik dibanding MSSA. Antibiotik yang masih sensitif terhadap sebagian besar isolat MRSA adalah khloramphenicol, eritromisin dan cotrimoksazol. Tampaknya ada perbedaan dalam mekanisme regulasi dan pembentukan biofilm pada isolat MRSA dan MSSA. Dengan adanya SSC mec di dalam kromosom bakteri MRSA, hal ini akan merepresi gen pengatur pembentukan biofilm, sehingga MRSA lebih mengutamakan untuk mengekspresikan gen-gen resistensi antibiotik yang dapat digunakan dalam beradaptasi di situasi klinik.

Nowadays, Staphylococcus aureus, especially MRSA isolates, emerged as a major pathogenic agent of nosocomial infection and sepsis worldwide. Infections caused by these bacteria are often very severe and difficult to treat because of the limited sensitivity of antibiotics and the development of antibiotic resistance is very fast. Biofilm formation is an important factor in the pathogenicity of Staphylococcus infections, since the bacteria can attach to and colonizes in biomaterials devices. Biofilm is one of the reason of antibiotic therapy failure. In this study, the ability of MRSA isolate (Methicillin Resistant Staphylococcus aureus) and MSSA (Methicillin Sensitive Staphylococcus aureus) to form biofilm were studied by congo red agar and microtiter plate test. PCR was performed to detect the presence of icaA/D, which responsible for biofilm production. Antibiotic sensitivity was done against MSSA and MRSA isolates by agar diffusion method. The results of this study showed that 90 % of MRSA isolates were not able to form biofilm, whereas all MSSA isolates have ability to form biofilm, although all MRSA and MSSA isolates harbour both genes icaA/D in the chromosomes. MRSA isolates were more resistant to many classes of antibiotics than MSSA. Antibiotics still potent for most of the MRSA isolates were chloramphenicol, erythromycin and cotrimoxazole. There seems to be differences in the mechanisms of regulation and biofilm formation in MRSA and MSSA isolates. The presence of SSC mec in MRSA bacterial chromosome, will repress gene controlling of biofilm formation, so MRSA prefers to express the antibiotic resistance genes which can be used to adapt in clinical situation.

Kata Kunci : Staphylococcus aureus, MRSA, MSSA, biofilm, ica A/D genes, antibiotic sentivity pattern