KAJIAN KONTAMINASI LOGAM TERHADAP BIOTA LAUT DI TELUK JAKARTA
Rachma Puspitasari, Dr. Suwarno Hadisusanto, SU.
2013 | Tesis | S2 Ilmu LingkunganPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis beban kontaminasi timbal, tembaga dan kadmium di Teluk Jakarta, menganalisis keterkaitan antara sedimen dengan pertumbuhan fitoplankton, Tetraselmis chuii dan abnormalitas Ammonia beccari serta menganalisis sebaran spasial kontaminasi logam di Teluk Jakarta. Sampel sedimen diambil menggunakan Grab Smith Mc Intrye, kemudian dianalisa logamnya dengan alat AAS. Bioassay sedimen dilakukan selama 96 jam dengan menggunakan fitoplankton T. chuii. Data sekunder berupa arus, salinitas dan suhu juga diukur untuk mengetahui kondisi oseanografi teluk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi Pb, Cd, dan Cu di bagian muara Ancol dan Sunter telah melewati batas aman yang ditetapkan oleh CCME (1995). Indonesia belum memiliki baku mutu sedimen sehingga masih mengacu baku mutu negara lain. Secara umum, bioassay menunjukkan bahwa sedimen Teluk menghambat pertumbuhan fitoplankton T. chuii sebesar 20.75-65.98%. Abnormalitas cangkang foraminifera tertinggi dijumpai di muara Ancol sebesar 31,05 %. Muara Ancol dan Sunter merupakan daerah terparah dibandingkan daerah Barat dan Timur Teluk. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Pb, Cd, dan Cu di muara Sunter dan Ancol telah melewati nilai ambang yang ditetapkan CCME dan telah mengalami bioakumulasi di sedimen.Sedimen Teluk Jakarta yang dipaparkan selama 96 jam mampu menurunkan pertumbuhan fitoplankton T. chuii dan meningkatkan jumlah abnormalitas cangkang foraminifera A. beccari. Kondisi ini dapat mempengaruhi keseimbangan kehidupan ekosistem di Teluk karena peran sebagai produsen dan deposit feeder terganggu.Sebaran spasial logam Pb, Cd dan Cu dalam sedimen sangat dipengaruhi oleh faktor jarak dari daratan dan faktor arus laut. Sifat self purification dapat mengontrol laju kontaminasi namun perlu dipertimbangkan daya dukung dari ekosistem itu terhadap beban kontaminan yang masuk.
This study aims to analyze the contamination of lead, copper and cadmium in Jakarta Bay, to analyze the relationship between sediment with phytoplankton growth, T. chuii and abnormalities A. beccari and to analyze the spatial distribution of metal contamination in Jakarta Bay. Sediment samples were taken using Mc Smith Intrye, and analyzed for metals using AAS. Bioassay sediment conducted during 96 hour exposure to phytoplankton, T. chuii. Secondary data like current, salinity and temperature were provided to analyze oceanographic condition of Jakarta Bay. Results showed that concentration of Pb, Cd, and Cu in Ancol and Sunter estuary was above standard value provided by the CCME (1995). Indonesia had not have sediment quality standards so it still refers to standards of other countries. Generally, bioassay showed that sediment inhibits growth of T. chuii (20.75-65.98%) and caused 31.05% abnormality of A. beccari in Ancol estuary. Ancol and Sunter estuary are the worst region compare than East and West of Jakarta Bay. Conclusion from this research were Pb, Cd and Cu in estuary Ancol and Sunter measured above standard value provided by the CCME and had to bioaccumulated in sediment. Sediments are exposed for 96 hours can reduce the growth of phytoplankton T. chuii and increase percentage of abnormalities of A. beccari. This condition might affect ecosystem in Jakarta Bay because of producer and deposit feeder function. The spatial distribution of Pb, Cd and Cu in sediments is strongly influenced by the distance from the mainland and ocean currents. Self purification could control contamination but still considered carrying capacity of ecosystem and load of contaminant.
Kata Kunci : sedimen, logam berat, T. chuii, A. beccari, Jakarta Bay