PENGARUH SISTEM KUKUS DAN REBUS PADA PENYULINGAN NILAM TERHADAP REMDEMEN DAN MUTU
DEFI IRWANSYAH, Muslim Mahardika, ST., M.Eng., Ph.D.
2013 | Tesis | S2 Mag.Sistem TeknikNilam merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri, di pasar internasional minyak nilam dikenal dengan nama \\\"Patchouli oil\\\". Hasil tanaman nilam adalah minyak yang didapat dengan cara menyuling batang dan daunnya, Minyak Nilam digunakan sebagai bahan pengikat wangi pada parfum, kosmetika, industri farmasi. Provinsi Aceh merupakan daerah penghasil minyak nilam di Indonesia dan minyak nilam merupakan produk unggulan daerah dan komoditi ekspor non migas, namun usaha penyulingan nilam di daerah masih dilakukan secara tradisional dan merupakan industri kecil pedesaan. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan rendemen dan mutu minyak nilam ini perlu di lakukan penelitian penyulingan nilam dengan metode yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari kondisi optimum penyulingan di tinjau dari metode, waktu dan kapasitas, Serta kelayakan usaha penyulingan minyak nilam. Nilam yang di gunakan adalah nilam aceh. Penyulingan dilakukan dengan dua metode yaitu kukus (water and steam distillation) dan rebus (water distillation). Waktu penyulingan adalah 8 jam dan setiap jam dilakukan pengukuran hasil penyulingan untuk mengetahui waktu dan hasil yang optimum dari penyulingan. Kapasitas yang di gunakan adalah 3, 4 dan 5 kg. Setelah proses penyulingan, dilakukan pengujian mutu terhadap minyak nilam yang dihasilkan sesuai dengan prosedur Standar Nasional Indonesia Hasil yang diperoleh dalam pengujian penyulingan menunjukkan bahwa titik optimum minyak nilam yang dihasilkan adalah pada penyulingan menggunakan sistem kukus dengan kapasitas 4 kg. Rendemen minyak yang dihasilkan adalah 2.03% dan waktu yang optimum pada penyulingan nilam baik kukus dan rebus adalah pada jam ke 6 dikarenakan hasil minyak yang dihasilkan pada jam ke 7 dan 8 tidak sebanding dengan jumlah bahan bakar yang digunakan. Analisa ekonomi yang telah dilakukan menunjukkan R/C Ratio yang diperoleh adalah 1,8 hal ini menunjukkan bahwa industri penyulingan nilam ini layak untuk dijalankan.
Nilam is one of the plant producing essential oils, on international markets nilam oil is known as “Patchouli oilâ€. The result of Patchouli plant is the oil obtained by distilling its stem and leaves, patchouli oil is used as a binding material on perfume fragrance, cosmetics, pharmaceutical industry. The province of Aceh is Indonesia's patchouli oil-producing region and the patchouli oil is a local pre-eminent product and non oil and gas export commodities, but the patchouli refining business is still done traditionally and consideres as small rural industry. Therefore, in order to improve the yield and quality of patchouli oil, it is necessary doing research on patchouli refining with the right method. The purpose of this research is to study optimum conditions of refining in term of the method, time and capacity, as well as the feasibility of refining efforts of patchouli oil. The Patchouli used is acehnese patchouli. The refining is carried out by two methods, namely steamed (water and steam distillation) and stew (water distillation). Refining time is 8 hours and at each hour the refining results is measured to know the optimum time and results of refining. The capacities used are 3, 4 and 5 kg. After distillation process, the quality test of patchouli oil produced is held in accordance with the procedure of Indonesian National Standard. The results obtained in the distillation test shows that the optimum point of patchouli oil produced is the distillation using steamed system with a capacity of 4 kg. The resulting oil yield is 2.03% and optimum time on refining both steamed and boiled patchouli is at 6th hour due the oil produced at the 7th and 8th hour are not proportional to the amount of fuel used. The economic analysis that has been done shows R/C Ratio obtained was 1.8, it has indicated the patchouli refining industry is eligible to run.
Kata Kunci : nilam, penyulingan, rendemen