EVALUASI EFISIENSI MANAJEMEN PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CILACAP
Melasti Ghea Puspa, Prof. Dr. Marchaban, DESS, Apt
2013 | Tesis | S2 Mag.Manaj.FarmasiManajemen penyimpanan dan distribusi obat di Rumah Sakit perlu dikelola secara efisien. Instalasi Farmasi RSUD Cilacap perlu melakukan evaluasi efisiensi sebagai monitoring jangka panjang penyimpanan dan distribusi obat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi manajemen penyimpanan dan distribusi obat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat retrospektif dan prospektif. Data retrospektif yaitu data tahun 2012 sedangkan data prospektif diperoleh pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2013. Data tersebut berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh melalui kuesioner dan wawancara mendalam kepada pihak yang terkait sedangkan data kuatitatif diperoleh melalui survei terhadap resep, survei terhadap obat, dan laporan keuangan. Data yang diambil, dianalisa menggunakan indikator efisiensi dari Departemen Kesehatan RI, WHO dan Pudjaningsih, kemudian dibandingkan dengan nilai standar atau hasil penelitian untuk mengetahui ketidakefisienan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator penyimpanan obat yang belum efisien, yaitu kecocokan antara obat dengan kartu stok 11%, kesesuaian penempatan obat sesuai dengan petunjuk di bagian gudang farmasi 80%, obat kadaluarsa sebesar 0,04%, TOR 4,78 kali/tahun. Penyimpanan obat efisien pada penempatan obat sesuai dengan petunjuk di pelayanan farmasi. Kemudian indikator distribusi obat belum efisien, pada obat yang diberi label dengan benar 52%, obat yang tidak dapat dilayani 14%, rata-rata waktu pelayanan resep racikan 90,31 menit dan non racikan 81,73 menit. Hasil kepuasan pasien terhadap pelayanan farmasi 82 %, kepuasan perawat 31%, dan kepuasan dokter 50%. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpanan obat adalah: a) Software komputer tidak di up grade; b) Karyawan kurang peduli; c) Keterbatasan SDM; d) Adanya penumpukan obat; e) Sistem formularium belum dilaksanakan. Faktorfaktor yang mempengaruhi distribusi obat adalah: a) Karyawan kurang peduli; b) Tidak ada SOP penulisan label; c) Stok obat kosong; d) Perilaku dokter dalam menulis resep berbeda; e) Pelayanan farmasi rawat inap dan rawat jalan tidak dipisah; f) Keterbatasan SDM.
Medicine storage and distribution management in Hospitals should be managed efficiently. Pharmacy Department of Cilacap Regional General Hospital should perform efficiency evaluation as long-term monitoring of medicine storage and distribution. This study was conducted to discover the efficiency level and efficiency factors of medicine storage and distribution management. This study was a retrospective and prospective descriptive study. Retrospective data was data from 2012 while prospective data was from July to August 2013. The data was qualitative and quantitative data. Qualitative data was obtained using questionnaires and in-depth interviews with related parties, while quantitative data was obtained from surveys on prescriptions, surveys on medicine, and financial statements. The data was analyzed using efficiency indicators from Department of Health of Republic of Indonesia, WHO, and Pudjaningsih, and then compared with standard scores or research results to discover inefficiency. The research results showed that medicine storage was inefficient, i.e. conformity of medicine to stock cards was 11%, conformity of medicine placement to guide in pharmacy warehouse 80%, expired medicine 0,04%, TOR 4,78 times/year. Medicine storage was efficient in medicine placement according to the guide in pharmacy service. Medicine distribution indicators were inefficient, correctly labeled medicine was 52%, medicine which couldn’t be served 14%, average serving time of compounded prescriptions is 81,73 minutes. Patients’ satisfaction to pharmacy service was 82 %, nurses’ satisfaction 31%, and doctors’ satisfaction 50%. Factors influencing medicine storage were: a) Unupgraded computer software; b) Staffs’ inattention; c) HR limitation; d) Medicine accumulation; e) Unimplemented formularium system. Factors influencing medicine distribution were: a) Staffs’ inattention; b) Lack of labeling SOP; c) Empty drug stock; d) Doctors’ behaviors in writing different prescriptions; e) Joined inpatient and outpatient pharmacy services; f) HR limitation.
Kata Kunci : penyimpanan obat, distribusi obat, efisiensi, Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap; medicine distribution, efficiency, Pharmacy Department of Cilacap Regional General Hospital