PENDUGAAN EROSI, SEDIMEN, DAN SKENARIO PENGUNAAN LAHAN MENGGUNAKAN ArcSWAT2009 (Studi Kasus : DAS Batang Arau, DAS Batang Kuranji, dan DAS Batang Air Dingin)
Riki Rahmad, Dr. Eko Haryono, M.Si.
2013 | Tesis | S2 GeografiModel hidrologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ArcSWAT2009 (Arc GIS Soil and Water Assessment Tools 2009) yang dapat memprediksi erosi dan sedimentasi secara akurat. Penelitian ini bertujuan untuk (i) memprediksi erosi, sedimentasi, dan skenario penggunaan lahan, (ii) menguji kesesuaian model, (iii) melakukan skenario penggunaan lahan terbaik dalam rangka menurunkan laju erosi. Penelitian ini dilakukan di SWP (Satuan Wilayah Pengelolaan) DAS Arau yang terdiri dari tiga DAS, yaitu DAS Batang Arau, DAS Batang Kuranji, dan DAS Batang Air Dingin. Data yang digunakan untuk analisis adalah data iklim, karakteristik tanah, debit dan sedimen harian dari tahun 2002-2011. Hasilnya menunjukkan bahwa besar erosi dan sedimentasi pada DAS Batang Arau adalah masing-masing sebesar 167,70 ton/ha/tahun dan 36.378 ton/tahun, erosi dan sedimentasi DAS Batang Kuranji sebesar 173,47 ton/ha/tahun dan 70.775 ton/tahun, sedangkan erosi dan sedimentasi DAS Batang Air Dingin sebesar 341,68 ton/ha/tahun dan 51.459 ton/tahun. Hasil ini menunjukkan DAS Batang Air Dingin masuk kategori TBE Berat, sedangkan DAS Batang Arau dan DAS Batang Kuranji berada pada kategori TBE Sedang. Hasil kalibrasi dan validasi pada SWP DAS Arau menunjukkan model SWAT sangat baik digunakan pada skala bulanan, sedangkan untuk skala harian masih belum akurat. Skenario penggunaan lahan dilakukan dalam rangka mengurangi laju erosi pada lahan. Metode skenario adalah berdasarkan kombinasi antara analisis Tingkat Bahaya Erosi (TBE) untuk kategori berat dan sangat berat pada masing-masing HRU (unit lahan) dan berdasarkan pola ruang wilayah yang terdapat pada Satuan Wilayah Pengelolaan DAS Arau. Hasil skenario penggunaan lahan berhasil menurunkan erosi pada DAS Batang Arau sebesar 18,82 %, DAS Batang Kuranji sebesar 4,67 %, dan DAS Batang Air Dingin sebesar 1 %.
Hydrological model that is used in this study is ArcSWAT2009 Model (Arc GIS Soil and Water Assessment Tools 2009) that can predict accurately erosion and sedimentation. This study aims to (i) predict erosion, sedimentation, and land use scenarios, (ii) to test the suitability of the model, (iii) perform the best landuse scenarios in order to reduce the rate of erosion. The research is conducted in the SWP (Regional Unit Management) Arau Watershed consists of three watersheds, namely Batang Arau, Batang Kuranji, and Batang Air Dingin Watershed. Data that is used for analysis is climate, soil characteristics, and daily sediment discharge from year 2002-2011. The results show that the amount of erosion and sedimentation in Batang Arau Watershed is respectively 167,70 tons/ha/year and 36.378 tons/year, the number of erosion and sedimentation in Batang Kuranji Watershed is 173,47 tons/ ha/year and 70.775 ton/year, while the number of erosion and sedimentation in Batang Air Dingin Watershed is 341,68 tons/ha/year and 51.459 tons/year. These results indicate that level of erosion hazard (TBE) in Batang Air Dingin is heavy, while the Batang Arau and Batang Kuranji is medium. Calibration and validation results of the SWP (Regional Unit Management) Arau Watershed shows SWAT Model is very goodin predicting erosion and sedimentation on a monthly basis, while the daily scale is still not accurate. Landuse scenarios performed in order to reduce the rate of land erosion. The scenario method is based on combination of the erosion hazard level (TBE) for the category heavy and very heavy on each HRU (Hydrologic Response Unit) and based on spatial planning contained in the unit area of watershed management Arau. The results of landuse scenarios successfully reduce erosion at Batang Arau Watershed is 18.82%, Batang Kuranji Watershed is 4.67%, and Batang Air Dingin Watershed is 1%.
Kata Kunci : erosi, sedimen, penggunaan lahan, model ArcSWAT2009; erosion, sediment, landuse, ArcSWAT2009 Model