Laporkan Masalah

SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN BAURAN ENERGI DI SUATU DAERAH

Nurul Hiron, Ir. Lukito Edi Nugroho, M.Sc., Ph.D. ; Dr. Ir. Abdul Kadir, MM., MT

2013 | Tesis | S2 Mag.Tekn.Informasi

Arah kebijakan energi nasional telah dicanangkan oleh pemerintah sebagai target dengan membuat skenario pertumbuhan energi pada tahun 2025 mendatang. Pencapaian target tersebut perlu dilakukan karena pemerintah bertekat untuk mengurangi ketergantungan sumber energi minyak bumi untuk digantikan dengan sumber energi baru terbarukan (EBT). Dilihat dari pangsa minyak bumi pada bauran energi primer nasional, pangsa kebutuhan energi minyak bumi pada bauran energi primer nasional tahun 2010 sebesar 47%. Pangsa minyak bumi ini telah mengalami penurunan dari 57% pada tahun 1990. Melalui program energi alternatif berpengaruh pada pangsa bauran energi nasional yakni dengan adanya pertumbuhan suplai energi terbarukan sebesar 3,9% dan pertumbuhan pasokan energi batubara sebesar 13%. Hal ini menggambarkan bahwa negara Indonesia masih terus meningkatkan peran EBT dalam memningkatkan katahanan energi negara ini. Skenario yang menjadi sasaran pemerintah pada tahun 2025. Skenario tersebut diantaranya adalah skenario BAU (business as usual), skenario PERPRES No 05 tahun 2006, skenario visi 25/25. Masing-masing skenario memiliki target dan nilai persentasi peranan dari jenis energi yang berbeda satu dengan lainnya pada tahun 2025. Penelitian ini menggunakan metoda perhitungan polinomial hingga orde 4 dalam melakukan proyeksi energi dimasa mendatang. Hal ini dilakukan agar kualitas keputusan yang diperoleh merupakan informasi yang akurat. Informasi proyeksi energi yang tersebut dapat merupakan investasi jangka panjang yang akan memberikan keuntungan jangka panjang untuk para pemegang kebijakan, dan yang terpenting dari manajemen energi adalah mengubah sudut pandang manusia dalam menggunakan dan mengolah energi yang ada. Data primer menggunakan data energi dari ESDM tahunan dengan rentang tahun 2000 – 2010. Kesimpulan dari penelitian ini di antaran nya adalah proyeksi pertumbuhan energi pada tahun 2017 menunjukan skenario PERPRES No 05 tahun 2006 lebih mudah dicapai, karena pada tahun 2017 tidak terdapat proyeksi energi yang overlap dari skenario tersebut dari pada skenario BAU atau Visi 25/25. Tingkat error terkecil dalam melakukan proyeksi energi primer tahun 2010 hingga 2017 adalah polinomial derajat 4 daripada dalam proyeksi polinomial derajat 1, 2,3. Peranan EBT pada tahun 2017 adalah 7%, artinya belum memenuhi skenario PERPRES (EBT harus 10%) dan Visi 25/25 (EBT harus 13%), sehingga diperlukan kebijakan yang serius untuk meningkatkan peranan EBT.

Direction of national energy policy has been announced by the government as a target by making energy growth scenario in 2025. Achievement of these targets needs to be done because the government was determined to reduce dependence on petroleum energy sources were replaced with new renewable energy sources ( NRE ). Judging from the share of oil in the national primary energy mix, the share of petroleum energy needs of the national primary energy mix in 2010 by 47 %. The share of oil has decreased from 57 % in 1990. Alternative energy programs through an effect on the share of the national energy mix with renewable energy supply growth of 3.9 % and growth in the energy supply of coal by 13 %. This illustrates that Indonesia still continues to increase the role of renewable energy in the energy katahanan memningkatkan this country . Scenarios that were targeted by the government in 2025. Such scenarios include scenarios BAU ( business as usual ) scenario, Presidential Decree No. 05 of 2006, the scenario vision 25/25. Each scenario has a target percentage and value the role of different types of energy to each other in 2025. This study uses the method of calculating polynomials up to order 4 in making projections of future energy. This is done so that the quality of the decisions that the information obtained is accurate. Energy projection information can be a long term investment that will provide long term benefits to the policy holder, and most importantly of energy management is to change the human perspective in the use and processing of existing energy. Primary data using energy data from the annual report of (ESDM) with arrange data from 2000 to 2010 . The conclusion of this research is conduction energy growth projections in 2017 showed PERPRES scenario No. 05 of 2006 is more easily achieved, because in 2017 there was no overlap of the energy projection scenarios of the BAU scenario or the Vision 25/25. The smallest error rate when projecting the primary energy in 2010 to 2017 is a polynomial of degree 4 polynomial of degree rather than in projections of 1, 2.3. The role of renewable energy (NRA) in 2017 was 7%, meaning not meet PERPRES scenario (NRA should be 10%) and Vision 25/25 (NRA should be 13%), so it requires a serious policy to increase the role of renewable energy.

Kata Kunci : Energi, Perpres N0.5/2006, Visi 52/25, Bau, regresi, EBT


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.