RINDU DAN DOA: ESENSI KESTABILAN PERKAWINAN JARAK-JAUH PADA PASANGAN PELAUT
VERONIKA JULIET KAMASI, Drs. Subandi, MA., Ph.D.
2013 | Tesis | S2 PsikologiKestabilan perkawinan jarak-jauh pada pasangan pelaut adalah fenomena yang menarik untuk diteliti. Perkawinan ini termasuk perkawinan jarak-jauh ekstrim karena pasangan terpisah sekitar tiga sampai enam bulan dengan komunikasi verbal yang terbatas. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk memahami makna kestabilan perkawinan jarak-jauh pada pasangan pelaut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tradisi fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian berjumlah empat pasang suami-istri yang memeluk agama Protestan dan telah berkeluarga (rata-rata) sekitar 14 tahun. Hasil penelitian menunjukkan ada dua tema umum yang membuat perkawinan jarak-jauh pada pasangan pelaut stabil, yaitu: doa dan rindu. Doa merupakan medium dalam ritual keagamaan Protestan yang dipakai responden untuk menghubungkannya secara tidak langsung dengan pasangannya yang sedang berlayar/ di rumah. Doa ini berisi permohonan responden kepada Sang Pencipta menyangkut keselamatan pasangan, keberlangsungan hubungan, dan tanggung-jawab keduanya sebagai suami-istri sekaligus ayahibu. Rindu adalah manifestasi dari perasaan responden ketika tinggal berjauhan dengan pasangan (dan anak-anak). Rasa rindu ini menyebabkan mereka menelpon istri, melihat foto dan video keluarga, serta ingin pulang ke rumah. Penemuan menarik dalam penelitian ini adalah makna kestabilan perkawinan jarak-jauh antar-pasangan pelaut dipengaruhi oleh kecenderungan kepribadian dan pengalaman hampir mati serta penderitaan yang pernah dialami responden sebelumnya.
Stability of long-distance marriage on seaman couples is an interesting phenomenon to be studied. It is an extreme long distance-marriage because the couple separated for three until six months with limited verbal communication. Therefore, this study aims to comprehend the essence (s) of stability of longdistance marriage on seaman couples. This study used qualitative method through phenomenological tradition. The data collected through in-depth interview and documentation. The respondents are four Protestant couples who had married for 14 years. The result showed that there are two main themes in the stability of long-distance marriage on seaman couples, namely: prayer and longing. Prayer is a medium in Protestant’s ritual used by respondents to connect indirectly with spouse who being at home or sailing. It contained respondents’ petition to The Creator about spouse’s safety, marital sustainability, and their responsibilities as spouses and parents. Longing is manifestation of respondents’ feeling when staying apart with spouse and children. It led them to call spouse, view family’s photos and videos, and get homesick. The interesting finding in this study is the essences of stability of long-distance marriage on inter-seaman couple were influenced by personality tendencies and near-death experiences and the suffering which had ever been experienced by respondent previously.
Kata Kunci : Rindu, Doa, Kestabilan, Perkawinan jarak-jauh, Pasangan pelaut